Pada 11 Agustus 2022, saya menjadi Panitia Interviewee (List of Selected Interviewees) dalam rangka Akreditasi Internasional HEEACT (Higher Education Evaluation & Accreditation Council of Taiwan) pada Jurusan Psikologi BINUS University. Uniknya, dalam posisi sebagai Interviewee, saya dan sejumlah rekan juga diberikan kesempatan oleh para Akreditor HEEACT untuk memberikan pertanyaan kepada mereka. Hal yang saya tanyakan adalah apakah ada saran, bagaimana Psikologi BINUS dapat menjadi excellence dalam Asian Psychology – sesuatu yang diaspirasikan oleh Psikologi BINUS, sesuai dengan karakteristik kawasan Asia?
Penelitian psikologi wajib beretika. Guna lebih menjamin pernyataan ini, dibutuhkan Ethical Clearance.
Apa itu Ethical Clearance? Apakah soal boleh/tidak boleh mengenai sebuah aksi riset? Soal putih/hitamnya penelitian? Atau, ada yang lebih mendasar?
Yang menerbitkannya adalah Komite/Komisi Etik Penelitian. Tapi… apa syarat-syarat atau kualifikasi komite ini?
Apakah semua badan yang mengklaim dirinya sebagai ‘Komite etik’ itu layak untuk kita datangi guna meminta pertimbangan, konsiderasi, bahkan keputusan etik mengenai kelayakan sebuah riset psikologi?
Bagaimana dengan etika riset yang melibatkan mahadata (big data)? Apakah ada perkembangan etika di sini? Atau etika yang ada sudah cukup memandu?
Saya membicarakannya dalam webinar Hati-hati Meneliti: Etika Riset Manusia dalam Penelitian Psikologi, yang diselenggarakan oleh Undhira Bali.
Seminar Psikologi untuk Umum yang membahas Ethical Clearance yg diselenggarakan secara khusus oleh Fakultas/Jurusan/Program Studi Psikologi di Indonesia mungkin baru pertama kali ini diadakan.
Salut utk Psi. Undhira!
Materi paparan saya terbagi menjadi 6 (enam) bagian:
(1) Gejala yang saya saksikan belum lama ini
(2) “Etika Sedang Naik Daun”
(3) Panorama Klirens Etik Penelitian
(4) Bad Science?
(5) Dari Hati Nurani ke Komite Etik
(6) Etik Riset SOSHUM “Berbeda” dari Biomedis : Bahan Penyusunan Formulir Ethical Clearance
Terms of Reference Webinar 26 Juni 2021. Kekhasan penelitian psikologi adalah proses pelaksanaan penelitian yang melibatkan manusia dan luaran penelitian yang berdampak bagi manusia. Oleh karena itu, etika riset manusia membantu penelitian psikologi tetap empiris dan menjaga hak asasi manusia. Salah satu ragam penelitian psikologi, khususnya di Indonesia, adalah penelitian mengenai perilaku manusia dalam kaitannya dengan konteks sosial, budaya, dan/atau latar belakang etnis.
Apabila tidak disadari oleh peneliti, penelitian psikologi dalam ranah tersebut rentan menimbulkan bahaya laten seperti meningkatnya diskriminasi atau rasisme terhadap kelompok etnis tertentu, bahkan memperuncing perpecahan atau pengelompokan antar suku bangsa di suatu wilayah. Oleh karena itu, etika riset manusia dalam penelitian psikologi dan publikasi hasil penelitian menjadi penting untuk diperhatikan.
Salah satu cara untuk memastikan peneliti telah menerapkan prinsip-prinsip etika riset manusia dan kode etik penelitian adalah melalui proses ethical clearance. Ethical Clearance (EC) atau kelayakan etik merupakan keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk hidup yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Di lain pihak, persetujuan dari Komisi Etik Penelitian dalam suatu riset sangat diperlukan dalam publikasi jurnal ilmiah nasional ataupun internasional.
Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan memberikan pengetahuan mengenai manfaat memahami etika riset manusia dan memahami cara mengajukan/memperoleh EC. Bagi peneliti psikologi, adanya EC memberi perlindungan kepada peneliti dan partisipan, serta secara praktis mempermudah proses publikasi penelitiannya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Program Studi Psikologi Universitas Dhyana Pura berkolaborasi dengan Konsorsium Psikokultural Indonesia (KPI) mengadakan seminar dalam jaringan dengan judul “Hati-hati meneliti: Etika riset manusia dalam penelitian psikologi.”.
Pada Sabtu, 17 September 2016, Juneman Abraham memberikan penyuluhan kepada orangtua siswa-siswi SMA Bunda Hati Kudus, di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Tema yang diangkat adalah “Komunikasi efektif orangtua & anak dalam pendampingan pemilihan jurusan & universitas”.
Outline yang Juneman sampaikan adalah sebagai berikut:
Fenomena Salah Pilih Jurusan (Curhat anak di media sosial, tragis dan mahalnya salah pilih jurusan; Tanda Salah Pilih Jurusan; Rilis hasil survei 33% penyesalan mahasiswa atas pilihan jurusannya; sebabnya: informasi yang samar-samar dan/atau menyesatkan)
Komunikasi Efektif (Memanfaatkan Jendela Johari; bernegosiasi dengan eviden)
Informasi tentang Disiplin Ilmu (Menguliti: Apa ciri khasnya, bagaimana hubungannya dengan disiplin ilmu lain, apa saja ilmu-ilmu “serupa” dalam satu rumpun, prospek karier dan kerjasama praktiknya)
Informasi tentang Bentuk Pendidikan Tinggi (Akademi, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik, Universitas; apa bedanya?)
Jalan “Mudah” memilih Jurusan/Program Studi (bergantung pada salah satu ukuran: cool, trendy, patuh otoritas, income, setiakawan, double major/jurusan ganda, dipilihkan oleh kuis)
Jalan yang “Sedikit Tidak Mudah” (refleksi nilai, keterampilan, kinerja tes, minat, bakat, kepribadian, pertimbangan jenjang pascasarjana; proses matching sampai dengan mengecek kenyataan)
Apa itu Universitas Kelas Dunia? (World Class University) – QS, Webometrics, 4ICU, Dikti, dan metodologinya. Mana yang lebih penting: Kinerja universitas atau kinerja program studi?
Pembaca yang ingin memperoleh paparan lengkap, undangan dapat disampaikan melalui kontak LinkedIn Juneman Abraham.
Suasana Seminar tentang Memilih Jurusan yang Tepat
Program Pengabdian Kepada Masyarakat, kali ini Komunitas Sekolah Bunda Hati Kudus
Juneman Abraham: Mengantisipasi Salah Pilih Jurusan saat Kuliah
Orangtua Siswa SMA Bunda Hati Kudus menyimak paparan Dosen Jurusan Psikologi Sosial BINUS University, Juneman Abraham
Juneman adalah Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bina Nusantara, Pengurus Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DKI Jakarta dan Ikatan Psikologi Sosial HIMPSI, Anggota Pendiri Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia, dan Anggota American Psychological Association (APAGS-APA).
Vak Juneman adalah Psikologi Sosial, Psikologi Perubahan Sosial, Filsafat Manusia (Antropologi Filosofis).
Sebagai Peneliti Psikologi, Juneman telah mempublikasikan sejumlah artikel pemikiran maupun hasil riset empiris pada sejumlah jurnal ilmiah, majalah psikologi populer, maupun buku.
Memang
sudah waktunya, di era Sains Terbuka (Open Science) ini, hal-hal yang
tidak perlu “ditutup”, ya, dibuka saja, seperti misalnya nama Penyunting
Penelaah / Mitra Bestari / Reviewer untuk tiap-tiap artikel yang di-review.
Hal ini sudah diterapkan pada Jurnal Frontiers in Psychology.
Berikut ini adalah contoh penampakannya:
Lebih
bagus lagi jika menerapkan Open Peer Review (Penelaahan
Terbuka).
Panduan
Layanan Psychological First Aids (PFA)/Pertolongan Psikologis
Pertama — Jarak Jauh
*Adaptasi
berbahasa Indonesia untuk konteks Indonesia oleh Himpunan Psikologi Indonesia
(HIMPSI) atas dokumen, sbb: Copyrighted material with permission of IFRC (2020): IFRC (International
Federation of Red Cross and Red Crescent Societies) Reference Centre for
Psychosocial resources. Remote Psychological First Aid during the COVID-19
outbreak. Interim guidance — March 2020. Retrieved from: https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/IFRC-PS-Centre-Remote-Psychological-First-Aid-during-a-COVID-19-outbreak-Interim-guidance.pdf .
Penerjemah/Translator (31 Mar. 2020): Dr. Seger Handoyo (Ketua Umum
Himpunan Psikologi Indonesia) dan Dr. Juneman Abraham (Ketua Kompartemen Riset
dan Publikasi, Himpunan Psikologi Indonesia).
Tim
Sains Terbuka Indonesia turut berpartisipasi dalam Jon Tenants Memorial
Day, pada 9 April 2021.
Sumber
presentasi Set Them Free: http://bit.do/SetThemFree
Saya
menyampaikan pandangan tentang warisan Jon Tennant, sebagai berikut:
Thank
you, Erwin.
Hi
friends! I am Juneman Abraham.
I am
the Head of Research & Publication Division of the Indonesian Psychological
Association,
I am
also an Associate Professor of Social Psychology at Bina Nusantara University
in Jakarta, Indonesia
Jon was
an advocate of open science who, paradoxically and interestingly, constantly
did self-criticism of the concept and movement of open science.
The
open science that he formed, developed, and socialized is a true open
science, which is beautifully protected from the “counterfeit open
science”-deriving from current practices of neoliberalism.
Let us
reflect on one of his last articles entitled Fixing the Crisis State of
Scientific Evaluation. One of his most important legacy is his political
insistence that we need to “police the police”, we need to “police the metric
vendors” by imposing our own regulation to them — based on
what we value most about science and society.
He also
strongly reminds us to approach the knowledge economy differently by
fostering a more compassionate, dialogical, catch-all, and
bullying-free research culture.
Materi
berikut ini saya terima dari Prof. Sundani Nurono pada Jumat, 2 April 2021,
dalam acara penyampaian filosofi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Eksposur
Prof. Sundani mengenai posisi seharusnya Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
dalam Perguruan Tinggi sangat saya apresiasi, hingga saya unggah di YouTube
berupa Video di bawah ini.
Prof.
Sundani dari Institut Teknologi Bandung merupakan Pembina PKM yang sangat saya
segani sejak saya mengikuti BIMTEK PKM tahun 2018 di Universitas Bina Darma, Palembang.
Paparan
Prof. Sundani tampaknya senada dengan paparan Prof. Enoch Markum dari
Universitas Indonesia, dalam Twitter berikut ini; hanya saja, perspektif kedua
Guru Besar ini memiliki kekhasan masing-masing. Yang menarik, Prof. Sundani
menggunakan dimensi spiritualitas dalam menjelaskan gejala
yang beliau prihatinkan — yang beliau sebut sebagai “Demam Sangkar
Tridarma Perguruan Tinggi”.
Di
samping itu, beliau menggunakan perspektif antar/inter (between) bidang
Tridarma untuk “menekan” riset masuk ke Pengabdian kepada Masyarakat (Beliau
mensugesti agar Darma Pengabdian kepada Masyarakat — Mercusuar-nya
Perguruan Tinggi — diperbesar menjadi minimal 30%).
Hal ini
dapat melengkapi masukan-masukan Tim Sains Terbuka Indonesia selama ini yang
terfokus pada intra (within)
darma Riset dan Publikasi.
Aksi-aksi between dan within bidang-bidang
Tridarma ini patut menjadi sebuah gerakan bersama, tidak lain untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia melalui lembaga pendidikan
tinggi. By the way, pendekatan berbasis antar/inter-Tridarma
sebenarnya juga sudah saya ungkapkan dalam acara Rock The Talk: Sejalan
dengan “hukum kekekalan energi”, jika satu darma menyusut, ia pasti
menggelembung di darma yang lain. Sebaliknya bisa terjadi, bila
seorang dosen sedang kurang performed dalam riset, boleh
jadi — biasanya — ia performed dalam
Pengembangan Masyarakat atau “ComDev” (community development), yang di
Universitas Bina Nusantara terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu (1)
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang tak berbayar, dan (2) Pelayanan
Profesional kepada Masyarakat (Professional service)
yang berbayar.
Materi
kedua dan ketiga berikut ini saya peroleh dari seorang rekan di WhatsApp
Group Neuronesia, pada 4 April 2021. Apakah Anda dapat
menemukan benang merah dari ketiga materi ini?
Bagaimana
jika resonansi semakin kuat, karena pada 30 Maret 2021, kami juga telah
menerbitkan sebuah tulisan, yang menekankan hal senada?
Mengenai
kepengaran karya ilmiah/karil, saya bicarakan pada 20 Januari 2021. Saya
menyampaikan tentang perbedaan (dan juga irisan) antara Authorship dan Contributorship. Bahwa
belum adanya kesepakatan akan hal ini akan menimbulkan “kekacauan” dalam dunia
akademik kita; sampai-sampai seorang kolaborator dapat bertukar
posisi dengan seorang plagiator.
Pada 23
Desember 2020, saya berbicara dalam sebuah forum bertajuk Darurat
Plagiat. Saya berbicara khusus mengenai apa dan bagaimana ANJANI (Anjungan
Integritas Akademik).
Berikut
adalah tautan materinya:
Ini
adalah flyer dari kegiatan ini:
Mengenai Integritas
Akademik, sebenarnya sudah saya bicarakan juga jauh hari sebelumnya,
sepanjang 2019, ketika mendapat penugasan dari Kementerian RistekDikti.
Berikut
ini adalah tautan materinya:
Di
samping itu, pada 3 Juli 2020, saya berbicara hal yang lebih luas lagi,
yakni Isu Etika dalam Penelitian, di mana saya menekankan
tentang pentingnya penyelesaian dilema etis secara rasional sebagai bagian dari
Pendidikan Etika.
Meeting Tim International Scientific CommitteeAssociation
of Behavioural Researchers on Asians/Africans (ABRA) atau
Persatuan Penyelidik-Penyelidik Perilaku Orang Asia/Africa, 16
Desember 2020.
The government’s rhetoric of Indonesian resurgence is one of economic and health recovery from the current disruptive pandemic. However, this rhetoric has not been matched in reality, as the recovery focus and fulfillment have been heavily slanted towards the economic sphere. There is a need for a policy which could sustainably alleviate both economic and […]
Matching Fund — Manajemen KeuangannyaWorkshop Pengelolaan Keuangan untuk Program Matching Fund Kedaireka dari Kemendikbudristek, berlangsung pada 26 hingga 29 Januari 2023.
Pada 5–9 Oktober 2022 (2 hari daring, 3 hari luring), saya mengikuti seleksi Reviewer Dewan Pendidikan Tinggi (DPT) untuk Hibah Kompetisi Kementerian Dikbudristek, dengan agenda:Skema Program Kompetisi Kampus Merdeka dan Lesson LearntShow case kemitraan DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) dan Perguruan TinggiSkema Matching Fund (MF) DIKTI dan lesson learntSkema Penelitian dan PKM DIKTIUpdate Oktober 2022: Terpilih sebagai Reviewer Dewan […]
Menguji Mahasiswa SkripsiPada 4 Agustus 2022, saya bersama Bapak Muhamad Nanang Supryogi menguji mahasiswa yang berkarya sebagai Suster, yakni Sr. Agnes br. Sinurat atau Suster Kallista, yang mengangkat topik skripsi Kesejahteraan Psikologis Suster Berkaul Sementara di Tarekat X Dalam Penghayatan Spiritualitas Imago Dei. Sidang skripsi ini berlangsung dengan diskusi kritis, namun santai dan penuh kegembiraan.
Proyek Jatayu merupakan kompetisi menulis dengan tema bulanan yang dianggap cukup penting dengan harapan dapat memberikan sumber bacaan yang bagus dan kredibel kepada para pengunjung Wikipedia bahasa Indonesia.
Pada 25 Juni 2022, saya melaksanakan amanat dari LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Psikologi Indonesia untuk melaksanakan uji kompetensi sebagai Asesor dalam skema Perancang dan Fasilitator Pengembangan Komunitas, bertempat di Tempat Ujian Kompetensi Mandiri — Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Jawa Timur.Update Agustus 2022: Asesmen di Tempat Ujian Kompetensi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP)
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menyelenggarakan beasiswa Tahap 1, diantaranya untuk skema-skema:Doktor Dalam Negeri Beasiswa PNS/TNI/POLRIMagister Dalam Negeri Beasiswa PNS/TNI/POLRIMagister Luar Negeri Beasiswa Perguruan Tinggi Utama Dunia (PTUD)Sejumlah sejawat dosen dan psikolog serta saya memperoleh amanat sebagai Reviewer/Penilai/Pewawancara Akademis dan Psikologi.Semoga bermanfaat dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.Update: Oktober 2022 — Tahap 2
Pertama, sebagai Reviewer Penelitian 2022 untuk Skema Penelitian Dosen Pemula (PDP) dan Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT). Total 154 Proposal.Update: Desember 2022, melakukan Evaluasi Keberlanjutan Penelitian Tahun Usulan 2021, Pelaksanaan 2022; serta Tahun Usulan 2022, Pelaksanaan 2022. Total ada 48 pelaksanaan penelitian yang dinilai potensi keberlanjutannya, dalam skema PDUPT, PTUPT, Penelitian Dasar Kompetitif Nasional […]
Siasat Berkegiatan Rawan Kerumunan agar Tetap Aman Perbincangan tentang psikologi penggemar dalam kaitan dengan perilakunya dalam situasi pertunjukan atau pun konser. Dikutip dari Kompas, 9 November 2022 Agar tak tersiksa, apalagi terluka sampai hilang nyawa saat berdesak-desakan dalam kerumunan, seperti waktu nonton konser, sejumlah orang bersiasat. Ada yang menjauhi tribune, memastikan tubuh fit, dan mematuhi […]
Hasil penelitian Juneman Abraham bernuansa Psikologi Perkotaan (Urban Psychology) yang berjudul Psychological Factors Motivating the Intention to Utilize Mass Transport Vehicles (Faktor Psikologis yang Memotivasi Niat Menggunakan Kendaraan Angkutan Massal) yang terbit di ANIMA Indonesian Psychological Journal, 30(3), 117-126 menjadi bahan kajian Harian Kompas tanggal 3 Februari 2022 dengan tajuk Kesetiaan Pengguna Angkutan Umum. The post […]
Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia 2018-2022Dalam Kepengurusan ini, saya sebagai Ketua Kompartemen Riset dan PublikasiHingga saat ini, kira-kira 14 tahun saya menjadi Pengurus HIMPSI. The post Pengurus Pusat HIMPSI 2018-2022 appeared first on Juneman Abraham ~ psikolog sosial.
Pada 15 dan 16 Oktober 2022, saya mengikuti kegiatan RCC Asesor Kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Psikologi Indonesia, bertempat di Ubaya Training Center Trawas, Jawa Timur. Sebelumnya, saya telah mengikuti Refreshment Asesor pada tanggal 2-3 Oktober 2021 (tahun lalu) dan Upgrading Asesor pada tanggal 13-14 Agustus 2022 (tahun […]
Pada 19 Agustus 2022, saya berbicara di Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, mengenai Penulisan Artikel Ilmiah Terindeks SCOPUS. Judul tersebut kurang dapat saya pahami karena dalam kenyataannya kasus-kasus yang terjadi pada indeksasi global, termasuk Scopus, seperti jurnal predator, jurnal terbajak (hijacked), jurnal discontinued, dan sebagainya, menunjukkan bahwa Kita harus selalu kembali pada […]
Pada 15 Agustus 2022, saya mengisi Diskusi Panel di AIESEC in BINUS dengan payung topik besar Balancing between Physical Health and Mental Health (Menyeimbangkan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental). Kegiatan ini merupakan rangkaian SDG Level Up, di mana salah satu tujuan (nomor 3) dari SDG adalah Good Health and Wellbeing. Berdasarkan prospektus yang saya terima, […]
Saya mengikuti Bandung Critical Psychology Conference 2022 pada 4 Agustus 2022 (yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran), juga International Short Course on Decolonizing Psychologies, 8-9 Agustus 2022 (yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan). “Ko-insiden” tersebut bukanlah sebuah kebetulan, dan bagi saya sangat berharga untuk diikuti. Semoga keikutsertaan saya dan rekan-rekan yang peduli […]
Pada 26 Juli 2022, bersama Prof. Dr. Cholichul Hadi dari Universitas Airlangga, saya membincangkan Psikologi Perkotaan atas undangan Panitia SEA-AFSID 2022 (Southeast Asia Academic Forum for Sustainable Development). Kegiatan ini sekaligus merupakan pre-event dari Studium Generale di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Abdul Haris. The post Membincangkan Psikologi Perkotaan appeared first on Juneman Abraham ~ […]
Dalam konteks ini, saya menyusun mata kuliah di BINUS University, sebagai berikut: Social Psychology, Psychology of Public Policy, Urban Psychology, dan Psychoethics (Psikoetika), dengan penyampaiannya di kelas mengikuti prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka untuk aplikasinya di Perguruan Tinggi. The post Menyusun Kurikulum Merdeka Psikologi Sosial appeared first on Juneman Abraham ~ psikolog sosial.