Meskipun telah banyak kali sebagai penyaji (presenter) makalah dalam berbagai event internasional, Rabu, 24 Juni 2020 merupakan kali kedua saya menjadi Pembicara Kunci (Keynote Speaker) dalam sebuah konferensi ilmiah internasional, setelah sebelumnya berbicara di KU Leuven, Belgia.
Konferensi ilmiah itu adalah AMER ABRA International Virtual Conference on Environment-Behaviour Studies, atau disingkat AIVCE-BS. AMER ABRA sendiri merupakan singkatan dari Association of Malaysian Environment-Behaviour Researchers – Association of Behavioural Researchers on Asians/Africans (Persatuan Penyelidik-Penyelidik Perilaku Orang Asia/Afrika) .
Sebagaimana disebutkan dalam prospektus ini, sejak 2009, saya menjadi Keynote Speaker ke-83 dalam seluruh rangkaian konferensi ilmiah internasional yang diselenggarakan oleh AMER ABRA.
Sejumlah nama lainnya yang pernah menjadi Keynote Speakers juga adalah Prof. Dr. Gary Evans (Cornell University), Emer. Prof. Dr. Christopher Spencer (University of Sheffield), Assoc. Prof. Dr. Ir. Iwan Sudradjat (ITB), Prof. Dr. Roger Fay (University of Tasmania), Emer. Prof. Dr. Robert Marans (University of Michigan), Assoc. Prof., Dr. Shenglin Elijah Chang (National Taiwan University), Prof. Dr. Emil Salim (Council of Advisors to the President of the Republic of Indonesia), Dr. Kate Bishop (University of New South Wales), Ar. John Brennan (University of Edinburgh).
Konferensi ilmiah internasional yang diselenggarakan AMER ABRA sangat menjaga mutu publikasinya. Komite/panitia memiliki tradisi untuk mengumumkan Best Paper Awards. Nomor urut pertama dari paper yang menerima awards kali ini adalah paper yang ditulis oleh Dr. Ni Ketut Agusintadewi dari Universitas Udayana, Indonesia. Suatu hal yang membanggakan!
Catatan kaki: *) Padanan bahasa Indonesia dari keynote speech sebagai “sesorah-nada-dasar” saya peroleh dari Prof. Liek Wilardjo dari UKSW. Saya mendengar sendiri pertanggungjawaban istilah Indonesia tersebut sewaktu menjadi salah seorang penyaji dalam konferensi “Menggugat Fragmentasi dan Rigiditas Pohon Ilmu“, di mana saya membawakan sebuah makalah.
RESEARCH LEADER: Dr. Juneman Abraham, S.Psi., M.Si.
INTRODUCTION: Korupsi dan Dimensi Psikologis-Sosialnya
Tiadanya definisi yang disepakati bersama
tentang korupsi telah menyebabkan fragmentasi dalam studi-studi tentang
korupsi. Berdasarkan penyelidikan yang ekstensif terhadap literatur, ditemukan
“benturan” antara definisi korupsi menurut hukum nasional dan definisi
subjektif dan/atau definisi sosial. Korupsi merupakan ajang kontestasi
pemaknaan (“Corruption is a site for contested meaning“)
(Pavarala, 1993, h. 145). Sementara itu, konseptualisasi tentang korupsi itu
sendiri bersifat evolutif; artinya, sesuatu yang tidak dianggap koruptif pada
suatu masa, mungkin dianggap koruptif pada masa-masa berikutnya (Farrales,
2005). Mencermati pluralisme definisi dan jenis-jenis korupsi sepanjang
sejarah, peneliti memandang perlu untuk melakukan studi khusus tentang ragam
definisi korupsi dalam konteks Indonesia. Di samping itu, penting juga untuk
mengetahui variabel-variabel apa saja yang mampu memprediksi perilaku koruptif,
terutama karena riset dengan pendekatan psikologis masih sangat langka.
Masalahnya, perilaku Koruptif adalah sesuatu yang socially undesirable
(jelas-jelas atau nyata-nyata bertentangan dengan norma, sehingga dapat
memancing jawaban palsu dalam kuesioner), sehingga perlu metode untuk
menangkapnya melalui konstruk Emosi Moral (Tendensi Korupsi; yakni Guilt and
Shame Proneness, kecenderungan untuk merasa bersalah dan malu jika
melakukan perbuatan yang tidak etis atau mengarah pada tindakan koruptif).
Pertanyaan Penelitian yang pertama:
Bagaimana representasi sosial tentang korupsi pada masyarakat Indonesia?
Berbagai penjelasan teoretik tentang korupsi belum banyak mengintegrasikan
perspektif diri (self) dengan perspektif sosial dalam sebuah mekanisme
yang mumpuni menjelaskan tingkah laku koruptif. Oleh karenanya, muncullah
pertanyaan penelitian yang kedua: Bagaimana mekanisme psikologis
tindakan korupsi? Kerangka Berpikir: “Mereka Pidato Antikorupsi, tetapi
Uang Negara Dirampok Terus” (Usman Hamid dalam Kompas, 4 Desember 2012).
Mengapa? Penelitian ini menduga bahwa tindakan koruptif dihasilkan melalui mediasi
inauthentic/counterfeit self. Ketidakotentikan berarti bahwa orang
bertindak dengan cara-cara yang tidak asli guna menghindar dari devaluasi
relasional (Leary, 2003). Diri (self) terorganisasikan di seputar peran
(roles) seseorang (Cooley, 1902). Pengambilan peran adalah sebuah proses
mengantisipasi respons interaksional dari orang lain. Dalam penelitian ini,
operasionalisasi mekanisme counterfeit self (diri yang palsu) adalah
berupa: perilaku palsu (charlatan behavior/charlatanism), perilaku
gemar membanding-bandingkan diri dengan orang lain (social comparison), diri
sebagai produk pelanggaran kontrak psikologis (psychological contract
violation), tiadanya makna dalam bekerja (meaningless work), serta
konsumsi tidak etis (unethical consumption) berupa perilaku tan-mudarat
tan-buruk (no harm no foul behavior/NHNF).
METHODOLOGY/ SYSTEM DESIGN/ PROPOSED METHOD
Penelitian tahun pertama (2015)
menggunakan metode kuantitatif: survei, cross-sectional study. Desain
penelitian ini adalah desain korelasional, noneksperimental, prediktif. Total
partisipan penelitian ini berjumlah lebih dari 2000 orang dengan komposisi
jenis kelamin hampir berimbang (50% laki-laki, 50% perempuan; detail pada
bagian Hasil), yang direkrut dengan menggunakan teknik convenience sampling,
sebuah teknik penyampelan yang lazim digunakan dalam bidang ilmu psikologi, di
Jakarta dan dua propinsi lainnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain: Skala pengukur organizational charlatan behavior yang
diadaptasikan dari Parnell and Singer (2001), skala pengukur GASP (guilt and
shame proneness) yang diadaptasikan dari Cohen et al. (2011), Skala
pengukur identitas moral yang diadaptasikan dari Aquino and Reed II (2002), Skala
pengukur no harm no foul behavior yang diadaptasi dari Vitell and Muncy
(sebagaimana dikutip dari Chowdhury & Fernando, 2014), Skala pengukur
motivasi utilitarian dan hedonik yang diadaptasikan dari Kim (2006), Skala
otentisitas diri yang diadaptasikan dari Kifer, Heller, Perunovic, dan Metode
Galinsky (2013) serta Wood, Linley, Maltby, Baliousis, dan Joseph (2008)
tentang self-alienation (counterfeit self), serta Skala pengukur
perbandingan sosial yang diadaptasikan dari Geurts, Buunk, and Schaufeli (1994)
dan yang dikembangkan oleh Michinov (2005). Total
partisipan penelitian Tahun Kedua (2016) berjumlah lebih dari 2000 orang dengan komposisi
jenis kelamin hampir berimbang (50% laki-laki, 50% perempuan; detail pada
bagian Hasil), yang direkrut dengan menggunakan teknik convenience sampling, sebuah teknik
penyampelan yang lazim digunakan dalam bidang ilmu psikologi, di Jakarta dan
dua propinsi lainnya. Instrumen yang digunakan: Skala otentisitas diri yang
diadaptasikan dari Wood, Linley, Maltby, Baliousis, dan Joseph (2008), skala
Kontrak Psikologis dari Turnley (1997) yang diadaptasikan oleh Boes (2006),
serta serta skala makna kerja Comprehensive
Meaningful Work Scale (CMWS) dari Lips-Wiersma and Wright (2012). Data penelitian ini dianalisis
dengan analisis deskriptif dan ekstraksi satuan makna untuk mengenali frekuensi
ungkapan yang keluar dari benak (top of mind) dari partisipan, dengan
alat bantu IBM Text Analytic, serta analisis regresi linear berganda untuk
mengetahui kemampuan prediksi dari variabel prediktor terhadap perilaku
koruptif, dengan alat bantu IBM SPSS.
RESULTS
Atas pertanyaan penelitian tahun pertama
(2015), melalui analisis deskriptif (N = 2104; 1010 laki-laki, 1094 perempuan; yang terdiri atas
kelompok mahasiswa, pegawai, dan pemuka agama), ditemukan bahwa makna korupsi
yang melekat dalam benak masyarakat adalah: (1)
Berhubungan dengan orang lain, (2) Mencuri, (3) Kepentingan pribadi, (4)
Tindakan, dan (5) Negara. Di samping itu (1) organizational charlatan behavior
(perilaku palsu/tidak otentik di perusahaan) tidak mampu memprediksikan emosi
moral rasa malu, lebih dikarenakan domain yang berbeda antar variabel (yang
satu dalam konteks organisasi, sedangkan yang lain dalam konteks kehidupan
umum, sehingga generalisasi tidak terjadi), namun identitas moral mampu
memprediksikannya (sampel: 111 laki-laki, 97 perempuan; pegawai negeri dan
swasta); (2) perbandingan sosial (social comparison) mampu memprediksikan
dimensi emosi moral rasa malu (yakni evaluasi diri negatif dan tendensi mengundurkan
diri setelah melakukan perbuatan yang memiliki tendensi koruptif), dalam arah
negatif (sampel: 99 laki-laki, 104 perempuan; karyawan swasta); (3) perilaku
tan-mudarat tan-buruk (no harm no foul behavior) mampu diprediksikan oleh
motivasi konsumsi utilitarian, sedangkan motivasi hedonik tidak mampu
memprediksikannya (sampel: 148 laki-laki, 72 perempuan; mahasiswa). Untuk
memperoleh konfirmasi akhir, dilakukan analisis regresi linear berganda, yakni
prediktor (variabel independen: authentic self, sebagai lawan dari
inauthenticity/counterfeit self) terhadap kriterion (variabel dependen: emosi
moral). Ditemukan bahwa, sejalan dengan hasil-hasil sebelumnya, semakin tinggi
otentisitas (tidak berstatus/berkeadaan counterfeit) diri seseorang,
semakin tinggi pula shame (rasa malu) dan guilt (rasa bersalah)
atas perbuatan tak etis, sehingga semakin rendah kecenderungan untuk melakukan
korupsi (sampel: 293 laki-laki, 268 perempuan; mahasiswa dan karyawan).
Atas
pertanyaan penelitian yang kedua (2016), ditemukan bahwa pelanggaran kontrak
psikologis dapat memprediksi evaluasi perilaku negatif (Guilt-Negative Behavior Evaluation), perilaku memperbaiki kesalahan
(Guilt-Repair), evaluasi diri negatif
(Shame-Negative Self Evaluation),
namun tidak dapat memprediksikan perilaku menarik diri (Shame-Withdrawal) (Sampel: 273 karyawan perbankan). Ditemukan pula bahwa Ketiadaan makna kerja
(sebagai bentuk counterfeit self)
dapat memprediksikan mayoritas emosi moral, sebagai wujud tendensi koruptif,
dalam arah negatif (sampel: 210 pekerja sektor swasta). Untuk memperoleh
konfirmasi akhir, dilakukan analisis faktor konfirmatori. Ditemukan bahwa, dari
1655 siswa-siswi sekolah menengah di Kalimantan dan Sulawesi yang dijadikan
sampel penelitian, Alienasi Diri serta Kehidupan yang tidak Otentik merupakan
faktor-faktor penyusun Diri yang Palsu (Counterfeit
Self). Namun demikian, Penerimaan terhadap Pengaruh Eksternal/Orang lain
tidak dipandang oleh partisipan penelitian sebagai faktor yang penting untuk
menghasilkan Diri yang Palsu.
Diskusi Ringkas: Secara umum ditemukan bahwa counterfeit self menurunkan
tendensi untuk berperilaku etis, atau dengan perkataan lain, meningkatkan
kecenderungan seseorang untuk berperilaku koruptif. Kendati demikian, perlu
ditelisik rincian hasil penelitian ini. Pertama, organizational
charlatan behavior sebagai salah satu dimensi yang dihipotesiskan
menghasilkan diri yang palsu tidak mampu memprediksikan tendensi koruptif yang
dalam penelitian ini diwakili oleh emosi moral. Temuan ini diduga oleh peneliti
lebih disebabkan oleh perbedaan konteks antara prediktor (di ranah perusahaan)
dan kriterion (emosi moral dalam berbagai ranah kehidupan); namun identitas
moral yang membentuk moral self mampu memprediksikan emosi moral itu. Kedua,
semakin seseorang berhasrat membandingkan dirinya dengan orang lain, dan
semakin ingin orang selalu menjadi orang yang berada di atasnya, menggambarkan
ia tidak mampu menjalani kehidupan yang otentik, dan sebagai akibatnya, emosi
moral (rasa bersalah dan rasa malu)-nya mengalami erosi/degradasi jika
melakukan perbuatan yang tidak etis dan mengarah pada korupsi. Ketiga,
perilaku yang sepintas baik-baik saja namun sebenarnya tidak etis bagi sebagian
orang (no harm no foul behavior) dapat diramalkan oleh motivasi konsumsi
seseorang yakni motivasi utilitarian. Keempat,
pekerjaan yang tidak dimaknai akan berimplikasi pada melemahnya emosi moral. Kelima,
pelanggaran kontrak psikologis yang dialami pekerja membuat karyawan berpikir
untuk memulihkan rasa keadilannya, justru dengan meningkatnya tendensi untuk
berbuat koruptif. Akan halnya dengan representasi sosial tentang
korupsi, hal yang paling diingat orang tentang makna korupsi adalah (lima
teratas): (1) Berhubungan dengan orang lain, (2) Mencuri, (3) Kepentingan
pribadi, (4) Tindakan, dan (5) Negara.
Manfaat penelitian: Berbagai persepsi masyarakat mengenai arti korupsi sangat penting untuk
diketahui karena dengan persepsi lah manusia membentuk pengertian dan
memberikan penjelasan tentang dunia secara koheren, masuk akal, dan bermakna,
serta merencanakan perilaku yang dianggap tepat sesuai dengan persepsi yang
terbangun. Berdasarkan hasil penelitian, nyata benar bahwa pesan kampanye anti
korupsi yang paling efektif bagi orang Indonesia adalah pesan dengan
karakteristik menekankan pengaruh destruktif (merusak) dari korupsi terhadap orang lain. Sebagai contoh, “With Corruption Everyone Pays” lebih
efektif daripada pesan-pesan seperti “Berani
Jujur Itu Hebat”, “You can stop
corruption”, “Corruption is deadly”,
“Penyakit terburuk di dunia ini adalah Korupsi”. Di samping itu, setelah mengetahui bahwa organizational
charlatan behavior mungkin mempengaruhi tendensi koruptif (khususnya dalam
konteks perusahaan, bukan dalam konteks kehidupan umum), pengetahuan ini dapat
digunakan untuk menyusun teknologi keperilakuan untuk mengubah kognisi, afeksi,
dan konasi pegawai/karyawan perusahaan agar tidak terjebak pada perilaku
“pura-pura”, melainkan mengembangkan sikap dan perilaku yang asli dan
tulus. Perusahaan juga dapat mengambil manfaat dengan menyusun metode guna
mendeteksi perilaku-perilaku palsu yang seringkali “halus dan tak
terlihat” ini, untuk mencegah korupsi di perusahaan mereka. Namun
demikian, hal ini ternyata perlu diteliti lebih lanjut karena kekuatan
prediktifnya diduga dimoderasi oleh konteks. Orang bukan bermoral selamanya,
juga bukan tidak bermoral selamanya. Setelah mengetahui bahwa perilaku
membanding-bandingkan diri dengan orang lain dapat mempengaruhi tendensi
korupsi, perlu diciptakan mekanisme pengingat dalam diri bahwa perbandingan
dengan yang lebih baik seyogianya menghasilkan motivasi untuk menjadi lebih
baik asalkan tidak menempuh jalan pintas. Di samping itu diingatkan kembali
kebijaksanaan hidup sehari-hari bahwa pembandingan diri dengan orang lain hanya
akan menghasilkan perasaan tidak puas, bahkan menjadi akar kejahatan, dan
mengarah pada ketidakbahagiaan. Motivasi utilitarian yang sehat dalam bidang
konsumsi perlu ditanamkan dan diteguhkan dalam diri apabila kita ingin
melakukan prevensi perilaku tan-mudarat tan-buruk (no harm no foul behavior/NHNF)
yang dapat mendorong perilaku tidak etis lebih lanjut. Dalam dunia konsumsi,
motivasi utilitarian akan membuat konsumen melakukan perhitungan yang masak
sebelum melakukan sebuah tindakan, serta tidak akan mengedepankan instanisme
dan impulsivitas, termasuk NHNF.
Setelah mengetahui
bahwa defisit makna kerja dapat membawa pada tendensi untuk berperilaku
korupsi, maka perusahaan dapat menyusun program untuk menyelidiki makna kerja
calon karyawan sejak mulai dari proses rekrutmen, sekaligus memelihara dan
meningkatkan makna kerja itu sepanjang periode kerja karyawan. Demikian pula,
setelah mengetahui bahwa pelanggaran kontrak psikologis ternyata membuat
karyawan merasa berhak untuk berbuat korupsi, maka atasan perlu senantiasa
memperhatikan harapan tidak tertulis dari para karyawannya, dan mengelola
aspirasi-aspirasi mereka agar mereka tidak merasa diperlakukan tidak adil dan
mencari “keadilannya sendiri” dengan korupsi. Setelah diketahui bahwa
faktor-faktor penyusun diri yang palsu ternyata termasuk: mengalienasikan diri (terpisah
dari diri yang asli), dan kehidupan yang tidak otentik, maka untuk mencegah
korupsi, orang perlu selalu senantiasa untuk diingatkan mengenai nilai-nilai
fundamental dari dirinya, untuk berjalan searah dengan nilai-nilai tersebut,
bukannya melebih-lebihkan keadaan hanya untuk menjaga citra atau presentasi
diri dalam pandangan sosial. Banyak tindakan korupsi ternyata berasal dari
keinginan untuk dihargai oleh orang lain, sehingga melupakan nilai-nilai moral
diri. Namun demikian penelitian ini juga menunjukkan bahwa, dalam psike orang
Timur (Indonesia, dalam hal ini), penemuan diri (atau, kultivasi diri) juga
dapat memperoleh masukan dari orang lain. Orang lain tidak selalu “mencemari”
diri kita sehingga diri kita menjadi tidak asli. Masukan dari orang lain
mengalami seleksi dan penyaringan untuk membangun diri yang asli, dalam
pengertian: otentik, sehingga tercegah dari tendensi berbuat korupsi.
OUTPUT
PUBLICATION
Publikasi
tentang Psikologi Korupsi, baik sebagai riwayat atau track-record
publikasi terkait sebagai anteseden hibah, maupun sebagai hasil hibah.
This research related five attachment objects altogether, i.e. home attachment, neighborhood cohesion, workplace/campus attachment, city attachment, and national identity, with general pro-environmental behavior. Additional analysis included prejudice toward pro-environmental activists and psycho-socio-demographic profiles as explanatory variables. The participants were 262 urban young adults (121 males, 141 females; Mage = 30.09 years, SDage = 9.82 years) […]
By leveraging knowledge of subconsciousness seducing technique combined with building algorithms capable of analyzing internet users' needs as well as providing relevant information, disruptive ads that appear abruptly (in terms of the timing, placement, and method of ending/closing the content) in web pages and mobile applications are accepted as a quality effective means of consumer […]
This study aimed at investigating the role of consequentialist and deontological moral judgment in predicting online prosocial value endorsing crowdlending behavior. Using multiple linear regression on 198 participants (93 males, 105 females; mean of age = 30.56 years old, standard deviation of age = 6.06 years), it is found that consequentialism (β = 0.456, p […]
Tiba-tiba SINTA datang kepadaku …Judul ini terinspirasi dari lagu Maudy Ayunda, Tiba-tiba Cinta Datang. Kebetulan baru saja saya dengar di radio (recency effect) :)SINTA dalam judul ini adalah Science and Technology Index. Dua buah jurnal baru saja memperoleh Akreditasi dari ARJUNA (Akreditasi Jurnal Ilmiah, Kementerian Ristek/BRIN), dari yang sebelumnya Tidak Berakreditasi menjadi Peringkat SINTA 2 (catatan: Peringkat […]
Pada 23 Desember 2020, saya berbicara dalam sebuah forum bertajuk Darurat Plagiat. Saya berbicara khusus mengenai apa dan bagaimana ANJANI (Anjungan Integritas Akademik).Berikut adalah tautan materinya:https://medium.com/media/4fce1dd7793e82c3f5ac7257106b1b99/hrefIni adalah flyer dari kegiatan ini:Mengenai Integritas Akademik, sebenarnya sudah saya bicarakan juga jauh hari sebelumnya, sepanjang 2019, ketika mendapat penugasan dari Kementerian RistekDikti.Berikut ini adalah tautan materinya:https://medium.com/media/2013bff75649b9bf9b02f84be358344c/hrefDi samping itu, pada […]
Mengenai kepengaran karya ilmiah/karil, saya bicarakan pada 20 Januari 2021. Saya menyampaikan tentang perbedaan (dan juga irisan) antara Authorship dan Contributorship. Bahwa belum adanya kesepakatan akan hal ini akan menimbulkan “kekacauan” dalam dunia akademik kita; sampai-sampai seorang kolaborator dapat bertukar posisi dengan seorang plagiator.Berikut ini adalah tautan materinya:https://medium.com/media/84f3a12e8a1885688071a9149cac9640/hrefBerikut ini adalah flyer dari kegiatan ini:
Kami berdiskusi dengan Subdit Fasilitasi Publikasi Ilmiah, Kementerian Ristek/BRIN, pada 15 Desember 2020, mengenai sebuah program nasional dari Jurnal Anima, Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, di mana saya merupakan salah seorang anggota editorial board-nya.Diantaranya, kami memperkenalkan mode publikasi ilmiah berupa Registered Report serta perkembangan global dalam dunia publikasi ilmiah yang berpotensi diadaptasikan di Indonesia.Update: Tanggal 22 […]
Meeting Tim International Scientific Committee Association of Behavioural Researchers on Asians/Africans (ABRA) atau Persatuan Penyelidik-Penyelidik Perilaku Orang Asia/Africa, 16 Desember 2020.
Kiat Terus Bertahan Selama Masih Harus Bekerja dari Rumah Saat Pandemi Corona | DW | 29.11.2020Cegah Kelelahan Mental Akibat Terus Bekerja dari Rumah Selama Pandemi Corona | DW | 28.11.2020Organisasi Perlu Bersama Pekerja dalam Mengelola Tekanan kala Bekerja dari RumahSumber ikon: https://thenounproject.com/term/work-from-home/3419884/
Mengarusutamakan Sains Terbuka dalam Pendidikan Tinggi IndonesiaPada Selasa, 24 November 2020, Tim Sains Terbuka Indonesia memperoleh kesempatan beraudiensi dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. melalui Zoom.Tim Sains Terbuka Indonesia menyampaikan sejumlah gagasan guna mengarusutamakan sains terbuka dalam perilaku riset dan publikasi dari dosen […]
Peta Jalan Sains Terbuka Indonesia (Indonesian Open Science Roadmap) : Sebuah ProposalIndia's plan to pay journal subscription fees for all its citizen may end up making science harder to access
Sebuah asosiasi profesi psikologi sosial, yakni Asian Association of Social Psychology, mengadakan pertemuan “Summer School” tahun lalu yang cukup unik. Disebutkan bahwa: Although it was officially entitled as a ‘summer’ school, being held in the southern hemisphere meant that it was actually winter! The venue was the lovely (albeit chilly at the time) Kawaipurapura Retreat with […]
Pada 18-08-18, peluncuran publik Tim Sains Terbuka/TST (Indonesian Open Science Team) ditandai dengan berdirinya situs web https://sainsterbuka.com Kalau ada Sains Terbuka, apakah ada sains tertutup? Apakah Sains Terbuka adalah sebuah ilmu baru? Mari berjumpa berdialog bersama di https://sainsterbuka.com Pada acara Penyamaan Persepsi Asesor Akreditasi Jurnal di Surabaya pada 13 Agustus 2018 yang lalu, Bapak Dr. […]
Seluruh tulisan tentang Sejarah Psikologi di Indonesia berikut ini merupakan sejumlah penggalan yang disitat langsung dari buku “Dialog Psikologi Indonesia:Continue Reading
Pada 31 Maret-2 April 2016, Juneman Abraham berpartisipasi dalam The Asian Conference on Psychology and the Behavioral Sciences 2016 (ACP2016)Continue Reading
Background: The researcher’s need to construct the state-of-the-art of a topic in Earth sciences is the only plausible reason to use scientific databases. However, nowadays, the primary function of such databases is often mixed up, confused with functions that are not intended for it, such as to select content based on language (e.g. English vs. […]
Employability–kemampuan untuk bekerja dan dipekerjakan–merupakan salah satu petunjuk penting tentang keberhasilan proses pendidikan di perguruan tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini terdapat “tekanan” untuk pengembangan employability di perguruan tinggi sebagai wujud tuntutan masyarakat akan kualitas perguruan tinggi yang dapat dipertanggung jawabkan secara nyata. Unika Atma Jaya (UAJ) menyadari bahwa keragaman sudut pandang menjadikan employability […]
The Google Translated version of 'Jalan evolusi bibliometrik Indonesia' published in https://theconversation.com/jalan-evolusi-bibliometrik-indonesia-104781. SINTA (Indonesian Science and Technology Index) can now display the number of citations, but it cannot produce information behind that number. For now, it is urgent for SINTA to change its orientation from the ranking system based on the number of publications and […]
Academics claim that loopholes in government index of top scholars raise questions over allocation of public money. Indonesian academics are calling for an overhaul of the country’s research performance framework and the implementation of an “open research culture”, claiming that loopholes in the government scheme allow scholars to game the system.
Pada 2009, Prof. Dr. Ali Nina Liche Seniati, Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, menawarkan gagasannya mengenai Psikologi Perguruan Tinggi (Psychology of Higher Education). Perlukah sistem bersifat apresiatif dan mengakomodasikan diferensiasi dosen berdasarkan kecintaannya terhadap salah satu bidang Tridarma Perguruan Tinggi? Ungkapan Prof. Dr. Satrio Soemantri Brojonegoro (2015) mengenai analogi buah-buahan tepat menyentuh jantung psikologi, yakni […]
An understanding of the personal history of political figures and a disclosure of the social motives behind the public action of a political figure are essential to improve the quality of the citizen’s political vote. A comprehensive and balanced analysis is required in this context, and political psychology could play a pivotal role. However, in […]
Keragaman dalam penelitian, dan dunia pendidikan tinggi pada umumnya, penting diperhatikan sampai dengan kegiatan-kegiatannya yang paling halus. Kuliah umum dari Nobel Laureate, Prof. Sheldon Lee Glashow memberikan fondasi yang kokoh kepada kita guna mencegah "hegemoni akademis tak terlihat" yang justru bertentangan dengan semangat sains dan keragaman yang didengung-dengungkan sendiri oleh pendidikan tinggi. Prof. Glashow justru […]
Penelitian ini menggunakan desain korelasional, dengan teknik analisis regresi linear berganda. Analisis dilakukan dengan prediktor Identitas Agama dan Tingkat Keberpancasilaan Sila Kesatu sampai dengan Sila Kelima, serta variabel tergantung Identitas Nasional partisipan. Apabila ditemukan hasil yang signifikan, Tingkat Keberpancasilaan diuji sebagai variabel mediator yang memerantarai hubungan antara Identitas Agama dengan Identitas Nasional. Selanjutnya, penelitian ini […]
Scholarly works have been placed as the starting point for many academia (scientists, researchers, lecturers) and lecturers to establish their research focus and academic reputation, as well as academic career. However, scholarly documents have been developed in a conventional way, the same way in centuries, in form of research reports, peer-reviewed journal articles, conference abstracts […]
Daftar Isi: CONTRIBUTING FACTORS TO PORNOGRAPHY DISTRESS IN PORNOGRAPHY USERS’ WIVES (h. 1-18) ‘AKTIF’ TEACHER TRAINING PROGRAM TO INCREASE TEACHERS’ SELF EFFICACY IN TEACHING CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS (h. 19-30) EFEKTIVITAS COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK DEWASA MUDA DENGAN ACROPHOBIA (h. 31- 40) EMOSI POSITIF PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTIS (h. 41- […]
Penulis mendiskusikan prinsip-prinsip dan praktik-praktik layanan psikologis kepada para penyintas bencana. Penulis berharap, seluruh bahasan berguna bagi segenap pemangku kepentingan (stakeholders) terkait bencana. Jikalau benar bahwa kita mencintai dan menyayangi bangsa kita sendiri, maka kita tidak akan melupakan atau sengaja mengabaikan pelayanan optimal terhadap dimensi psikologis kawan-kawan kita sebangsa yang tengah berjuang sebagai penyintas-penyintas bencana.
Until recently there has been no general theory concerning the impact of legal processes upon participant wellbeing and its implications for attaining justice system objectives. This gap has been filled by therapeutic jurisprudence. Its essential premise is that the law does have therapeutic or anti-therapeutic consequences. This paper uses existing research to explore how the […]
The writer of this article tried to clear up urban transport problems using social psychology approach. The first major problem is about traffic jam, which is analyzed by the concept of Tragedy of the Commons (Hardin, 1968). The second major difficulty is the traffic accidents which are analyzed by the risk theories of Wilde (1982, […]
Description: Psychology contributes to criminal profiling process. Unfortunately, after intensive review on latest research findings, it is detected that most criminal profiling process is not based on strong scientific assumptions. This article explains the reasons why criminal profiling is quite a problem for psychology as a science. The author proposes several ideas to overcome this […]
Until recently there has been no general theory concerning the impact of legal processes upon participant wellbeing and its implications for attaining justice system objectives. This gap has been filled by therapeutic jurisprudence. Its essential premise is that the law does have therapeutic or anti-therapeutic consequences. This paper uses existing research to explore how the […]
Psychology contributes to criminal profiling process. Unfortunately, after intensive review on latest research findings, it is detected that most criminal profiling process is not based on strong scientific assumptions. This article explains the reasons why criminal profiling is quite a problem for psychology as a science. The author proposes several ideas to overcome this problem. […]
The writer of this article tried to clear up urban transport problems using social psychology approach. The first major problem is about traffic jam, which is analyzed by the concept of Tragedy of the Commons (Hardin, 1968). The second major difficulty is the traffic accidents which are analyzed by the risk theories of Wilde (1982, […]
Abstrak Banyak pihak masih meragukan kualitas jurnal Indonesia. Salah satu ukuran kualitas jurnal adalah dengan terindeks di DOAJ. Kualitas jurnal bukan semata ditentukan oleh artikel yang dimuat, tetapi juga pengelolaannya. Oleh karena itu, penting kiranya mengetahui dan mendeskripsikan kualitas jurnal Indonesia, baik dari segi artikel maupun pengelolaan. Data diperoleh melalui pengamatan berupa jurnal open access […]
Elsevier menyatakan bahwa keragaman asal geografis penulis (diversity in geographical distribution of authors) merupakan salah satu unsur penilaian (bagian dari Journal Policy) agar sebuah jurnal dapat diindeks di pangkalan data komersialnya, Scopus. Sedangkan, situs Pre-evaluation of Scopus submission menjelaskan, “The diversity of authors’ and editors’ countries is considered in the evaluation” (Keragaman negara dari penulis […]
Sekilas tentang CRediT - Contributor Roles Taxonomy : Filosofi sampai dengan praktiknya. Disusun dan disampaikan oleh Dr. Juneman Abraham dalam acara Plagiarism Blues 20 Januari 2021.
Materi Sosialisasi ANJANI dalam acara bertajuk Darurat Plagiat yang diselenggarakan oleh Intelektual Independen Indonesia, 23 Desember 2020, via daring (Zoom)
“It’s Okay Not To Be Okay” "Mental Health" adalah salah satu topik yang lagi sering dibicarakan. Namun, masih ada juga yang sering salah paham tentang hal ini. Kali ini, PSYCLUB 2020 - Universitas Kristen Maranatha - hadir untuk mengajak kita mengenal lebih dalam, apa sih sebenernya "mental health" itu? Dan boleh gak sih, kita diagnosa […]
Sebagaimana dinyatakan dalam http://bit.ly/webinaroaid, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Open Access Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring, dan merupakan tindaklanjut OpenCon 2018 di Universitas Negeri Jakarta, di mana para dosen menghendaki pengembangan topik tentang Indeks Publikasi Ilmiah.
Materi Dr. Juneman Abraham mengenai makna dan koherensi di balik akreditasi jurnal ilmiah. Latar belakang: Balai Bahasa Provinsi Riau mengadakan diskusi daring dengan topik "Problematik dan Solusi Akreditasi Jurnal" pada Senin, 3 Agustus 2020 pukul 13.30--15.30 WIB. (https://www.instagram.com/p/CDIlMnolWuu/)
PDI Perjuangan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Urgensi Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual guna menggali informasi dan masukan dari berbagai pihak. Menyadari pentingnya peran masyarakat sipil maupun lembaga-lembaga di luar Legislatif, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) diantara pihak yang diundang untuk memberikan masukan pada acara tsb. Adapun FGD dilaksanakan pada: Selasa, 28 Juli 2020 Pukul […]
Kiat dan Strategi Menembus Jurnal Internasional Bereputasi (Bidang Pendidikan, Bahasa, dan Sosial) Memublikasikan artikel pada jurnal internasional bereputasi menjadi satu tantangan. Hanya artikel berkualitas yang akan dipublikasikan. Untuk itu, diperlukan kiat dan strategi agar tulisan dapat memikat hati editor dan reviewer. Merespon kebutuhan penulis artikel, Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pengajarannya (PPJB-SIP) […]
Paparan Dr. Juneman Abraham dalam Knowledge Sharing Series (KSS) #2 dari Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi bertajuk Manajemen Perpustakaan di Era Normal Baru: Menuju Tersusunnya Protokol untuk Perpustakaan di Indonesia. Subtema: Protokol Manajemen SDM dan Pengguna Perpustakaan di Era Normal Baru. Diselenggarakan pada 22 Juni 2020.
Dalam rangka meningkatkan jumlah jurnal ilmiah nasional terakreditasi menjadi jurnal internasional bereputasi, Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pengajarannya (PPJB-SIP) bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan mengadakan Webinar: “Transformasi Jurnal Nasional menjadi Jurnal Internasional Bereputasi”. Dr. Juneman Abraham memaparkan mengenai Substansi Jurnal Internasional yang […]
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dosen di lingkungan Universitas Bina Nusantara, BINUS Corporate Learning & Development (BCL&D) mengadakan pelatihan Research Competency - Sukses Tembus Scopus yang dilakukan secara online learning melalui platform GreatNusa (https://greatnusa.com/). Dr. Juneman Abraham diundang untuk berbagi ilmu dan best practice kepada para BINUS Faculty Members sebagai SME (Subject Matter […]
Sosialisasi PKM 2020 kepada dosen-dosen BINUS at Malang. Pemutakhiran dari materi sebelumnya yang terdapat di https://psychology.binus.ac.id/2019/03/18/yang-terlupa-dari-pkm/
Materi paparan Dr. Juneman Abraham dalam forum berbagi pengetahuan (knowledge sharing) pada Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI), Kamis, 14 Mei 2020. Dalam hal ini, Dr. Abraham merupakan penikmat perpustakaan dan ilmu informasi. Gambar dalam slide judul PowerPoint ini merupakan gambar yang diambil Dr. Abraham saat berkunjung ke Perpustakaan KU Leuven, Belgia pada Desember 2019. […]
Paparan tentang Sains Terbuka Indonesia dalam rangka Galang Dana Covid19 (http://relawanjurnal.id/galang-dana-covid19/) dan memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) pada 2 Mei 2020.
“Nature surrounds us, from parks and backyards to streets and alleyways. Next time you go out for a walk, tread gently and remember that we are both inhabitants and stewards of nature in our neighborhoods.” – David SuzukiSources of pictures:11,12: http://www.suakaindonesia.com/2018/10/oreo-ajak-keluarga-indonesia-merayakan.html13: http://momdadi.com/momdadi/oreo-ajak-keluarga-indonesia-merayakan-keseruan-bersama-di-taman-kita-oreo/14: https://www.memahataksara.com/2018/10/taman-heulang-taman-kita-oreo-di-bogor.html15: https://kabarindoraya.com/taman-kita-oreo-resmi-di-buka-untuk-umum-disperumkim-csr-oreo-membantu-program-pemerintah-membangun-kota-sejuta-taman/16: http://www.eenendah.web.id/2018/10/taman-kita-oreo-arena-seru-kebersamaan.html17,18: https://www.innariana.com/2018/10/taman-kita-oreo.html
“It’s very important to take care of yourself. Everyone’s lives are so busy. Take at least an hour a day to recharge and do whatever makes you better. For grown-ups, whether it’s a spa, sitting in a park with a book, or coffee, take time for yourself.” – Ana Ivanovic Sources of pictures:1: https://www.astridprasetya.com/2018/10/Taman-Kita-OREO-Bogor.html2: https://www.septiafora.com/2018/10/taman-kita-oreo-di-taman-heulang-bogor.html3: […]
“The imagination is the goal of history. I see culture as an effort to literally realize our collective dreams.”― Terence McKenna Ngobrol Sore di Hari Buruh, 1 Mei 2020, bersama :Ketua Umum Pengurus Yayasan PPM, Ir. Martiono Hadianto, M.B.A.Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila dan Mantan Deputi Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila, Dr. Silverius […]
Early December, full of grace; being a guest speaker, visiting scholar @ The Katholieke Universiteit Leuven. https://www.arts.kuleuven.be/english/intercult #GlobalMinds #GlobalSouth #OpenAccess #OpenScience #SainsTerbuka #OpenAccessID #VisitingScholar #PublikasiIlmiah #TerbukaAtauTertinggal #FosteringAndEmpowering (at KU Leuven) https://www.instagram.com/p/B58wvZjh-y7/?igshid=1uftvn8yi6vmu
Inviting her for a wefie for her great cabin services. #100yearsKLM ✈ #KLM100jaar #AwakKabin #Pramugari (at Vertrek/Departures, Schiphol Airport) https://www.instagram.com/p/B52VbMohugz/?igshid=1991ieliab6ae
Psikologi & Kebudayaan Intim. Bersama para Doktor dan Ketua Jurnal Makara Hubs-Asia Universitas Indonesia. Berdiskusi & menikmati diskusi dalam sebuah simposium-mini lintas bidang ilmu di Fakultas Ilmu Budaya UI bertajuk Diversity & Healthy Relationship. Bukan masanya lagi menyekat bidang studi. #PsikologiSosial #PsikologiBinus #PsikologiUI #PsychologyBinus #FIBUI (at Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia) https://www.instagram.com/p/B3eO3h7B0nu/?igshid=o7tdb9e60yt6
If you don’t collect any metrics, you’re flying blind. If you collect and focus on too many, they may be obstructing your field of view.— Scott M. Graffius, Agile Scrum: Your Quick Start Guide with Step-by-Step Instructions#CWTS #UniversiteitLeiden
近水知鱼性, 近山识鸟音。 Jìn shuǐ zhī yúxìng; jìn shān shí niǎoyīn. ‘near water know fish shape, near mountain know bird sound’To know a fish go to the water; to know a bird’s song go to the mountains.
Words have power. Words can light fires in the minds of men. Words can wring tears from the hardest hearts.Patrick Rothfuss, The Name of the Wind (The Kingkiller Chronicle
Today’s meeting with @OpenScience_ID Founder at Institut Teknologi Bandung, Villa Merah. Hopefully, open science movement becomes mainstream here. “Open science is returning science to its true essence” —-Mayank Trivedi
“By recollecting the pleasures I have had formerly, I renew them, I enjoy them a second time, while I laugh at the remembrance of troubles now past, and which I no longer feel.” — Norman Davies