Evaluasi SEJIWA bersama Kantor Staf Presiden
juneman
Dr. Juneman Abraham Psikolog sosial dan Profesor/Guru Besar, Psikologi, BINUS University. Pada 2015-2016, ia memperoleh hibah penelitian dari Pemerintah Indonesia (c.q. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI) untuk topik Otentisitas yang Tidak Otentik: Pengaruh Counterfeit Self Terhadap Perilaku Koruptif (Studi Proses Psikologis Perilaku Koruptif. Pada 2017, Harian Bernas pernah meliputnya sebagai seorang tokoh dalam rubrik Bernas Inspirator, serta mewawancarainya mengenai proses kejiwaan yang menghasilkan tingkah laku korupsi. Pada 2018, ia menghasilkan Gim Pengambilan Keputusan dalam konteks Corruption Game, yang terdaftar pada 2020 dalam Pencatatan Ciptaan oleh Ditjen Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. Pada 2019, ia diundang sebagai mitra bestari Jurnal Antikorupsi INTEGRITAS oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pada 2020, ia berbicara dalam sebuah forum ilmiah internasional sebagai pembicara kunci dengan tajuk Psikologi Korupsi: Sejauh Mana Kita Telah Bergerak dalam Riset. Di samping itu, ia juga melakukan sejumlah perbincangan edukatif dengan masyarakat mengenai psikologi korupsi. Tulisan-tulisannya tentang topik ini turut direpublikasi oleh situs web Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA). Pada 2021, ia menulis di Koran Tempo mengenai kontroversi Tes Wawasan Kebangsaan di KPK dari sudut pandang psikologi, dan memberikan Psikoedukasi Antikorupsi di Kementerian Keuangan RI. Pada 2022, ia memeringati HAKORDIA (Hari Antikorupsi Sedunia) dengan menulis 'Fake behavior strikes a chord with the corrupt'. Pada 2023, ia menerbitkan buku Melawan Korupsi Ilmu: Trajektori Sains Terbuka dan Psikoinformatika (ISBN 9786230273223). Meskipun keahlian spesialisnya adalah psikologi korupsi dan integritas, ia juga merupakan seorang generalis. Ia menaruh minat serta aktif melakukan ragam penelitian berkaitan dengan psikoinformatika, psikologi kebijakan publik, dan tema-tema psikologi sosial pada umumnya. Sebagai seorang advokat Sains Terbuka di Indonesia, ia menjadi pembicara tamu untuk Global Minds 2019 di KU Leuven dengan topik Penerbitan Akses Terbuka di Indonesia serta memberikan pandangan sesuai bidang keahliannya tentang apakah kebijakan riset dan publikasi di Indonesia berpihak pada keterbukaan pengetahuan. Ia menulis bersama teman-temannya untuk menyerukan Demokratisasikan Pengetahuan, Bebaskan Pengetahuan (sebuah kolaborasi penerjemahan), Bebaskanlah Mereka, serta Waspadai Sains Terbuka Palsu. Aktivitas akademiknya sebagai penelaah berbagai artikel ilmiah pada tingkat nasional dan internasional memperoleh rekognisi dari Publons (bagian dari Web of Science) sebagai penerima dua buah Awards, yakni Top Reviewers in Multidisciplinary (2017) dan Top Reviewers in Cross-Field (2018). * Puisi favorit: “Hujan Bulan Juni” (Sapardi Djoko Damono); Pandangan politik: Lihat syair lagu “Imagine” (John Lennon).