Layanan RMPI dalam Mendukung Gerakan Sains Terbuka di Indonesia: Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN

I. Sains Terbuka dan Sains Warga (Citizen Science) di Indonesia: Landasan Filosofis BRIN

1.1 Sains Warga: Realisasi Visi Inklusif Pengetahuan Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemban tugas fundamental untuk mengintegrasikan riset dan memaksimalkan dampaknya bagi masyarakat. Jika Sains Terbuka (Open Science) adalah filosofi yang menjamin akses, validasi, dan penggunaan kembali hasil riset negara, maka Sains Warga (Citizen Science) adalah perwujudan operasional paling inklusif dari filosofi tersebut. Sains Warga menempatkan masyarakat sipil, pelajar, dan komunitas lokal sebagai mitra aktif dalam seluruh siklus riset, mulai dari pengumpulan data observasi hingga analisis awal.

Bagi BRIN, kepemimpinan dalam Sains Terbuka harus diterjemahkan menjadi ekosistem yang interaktif dan kolaboratif, di mana Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) berperan sebagai Infrastruktur Sains Warga Nasional. Layanan RMPI—Repositori Ilmiah Nasional (RIN), Penerbit BRIN, Akuisisi Pengetahuan Lokal, dan Layanan Kepustakaan —harus bertransformasi dari sekadar penyedia layanan (service provider) menjadi katalisator partisipasi publik (participation accelerator). Ini sejalan dengan tuntutan global akan transparansi dan akuntabilitas riset, di mana volume data penelitian menuntut kemampuan baru dalam Riset Informatics sebagai jembatan metodologis antara ilmu informasi dan ilmu data untuk membangun ekosistem Open Science.

1.2 Pergeseran Paradigma: Dari Pustakawan menjadi Data Steward Warga

Lanskap literatur ilmiah saat ini telah berevolusi, meliputi tidak hanya publikasi formal, tetapi juga data primer dari penelitian. Pergeseran ini menuntut staf RMPI bertransformasi dari peran tradisional pengarsip publikasi menjadi Data Steward (pengelola data) yang menjamin data riset BRIN dapat digunakan kembali (reusable) secara optimal.

Dalam kerangka Sains Warga, RMPI harus mengelola keluaran riset non-tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat—seperti data observasi lingkungan atau kontribusi Pengetahuan Lokal—yang sering berbentuk multimedia (M dalam RMPI). Staf RMPI tidak hanya perlu menguasai prinsip-prinsip Riset Informatics, tetapi juga perlu mengembangkan keahlian dalam kurasi data citizen-generated yang mungkin tidak terstruktur. Kurasi ini memastikan data yang dikumpulkan publik memiliki kualitas, lisensi, dan metadata yang memenuhi prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable), sehingga dapat terintegrasi ke dalam Repositori Ilmiah Nasional (RIN).

II. Diagnosis Kritis dan Peta Jalan Inovatif (Refleksi Studi Juneman Abraham)

Juneman Abraham, pakar di bidang Scientometrics dan bersertifikasi Data Stewardship for Open Science dari ISTIC-UNESCO, telah menghasilkan studi yang sangat relevan untuk konteks kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga.

2.1 Menganalisis Paradoks Akses Terbuka Indonesia

Studi kunci oleh Juneman Abraham dan rekan (2018), “Era baru publikasi di Indonesia: status jurnal open access di Directory of Open Access Journal (DOAJ),” menunjukkan sebuah paradoks penting: Indonesia memiliki jumlah jurnal Open Access (OA) yang cukup banyak yang memenuhi kriteria DOAJ. Keberhasilan ini menunjukkan adopsi platform Akses Terbuka secara luas.

Implikasi bagi Sains Warga: Paradoks ini memperjelas bahwa Akses Terbuka (yaitu visibilitas) tidak sama dengan integritas dan kualitas riset. Sains Warga menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi pada tahap pengumpulan data dan metodologi. Ketika masyarakat terlibat dalam observasi dan pengumpulan data (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau perubahan lingkungan), ribuan mata ikut memverifikasi kualitas data yang akan disimpan di RIN. Ini secara substansial meningkatkan potensi reproducibility temuan ilmiah—sebuah perbaikan fundamental terhadap isu integritas riset yang disoroti oleh studi Abraham mengenai retraksi dan kolaborasi. RMPI harus memposisikan RIN sebagai platform yang terbuka terhadap crowdsourcing data untuk memperkuat validitas riset.

2.2 Keahlian Data Stewardship sebagai Model RMPI

Untuk memimpin gerakan Sains Warga, RMPI perlu secara institusional menjadi Data Steward utama.

III. Kajian Kritis Standar Layanan RMPI BRIN: Pintu Gerbang Interaktivitas dan Sains Warga

Kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga hanya dapat diwujudkan melalui layanan RMPI yang didesain ulang agar bersifat interaktif dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Analisis terhadap empat standar layanan RMPI menunjukkan bahwa saat ini, layanan masih dominan bersifat transaksional (memenuhi permohonan) dan compliance-driven (memenuhi kepatuhan), bukan participatory (mendorong kolaborasi).

Implikasi Terhadap Layanan RMPI BRIN

3.1 Layanan Pengelolaan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)

Komponen Standar Layanan Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan) Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti Fokus pada “wajib serah dan wajib simpan data primer” dari SDM Iptek internal/eksternal. Buka Jalur Deposit Data Warga: Buat portal “Deposit Data Warga” yang terpisah dari wajib serah formal, menggunakan formulir sederhana (bukan surat/email formal) untuk data observasi, monitoring lingkungan, atau pengetahuan lokal berbasis data (Citizen-Generated Data).
Pendampingan Menyediakan pendampingan DMP dan deposit data primer, tujuannya efisiensi, keamanan, kualitas data formal. Pendampingan Literasi Data Warga: Sediakan modul pelatihan digital singkat (video, infografis) tentang “Cara Mengumpulkan Data Berkualitas Warga (Citizen Quality Data)” dan “Lisensi Data CC BY 4.0/CC0” yang dapat diakses publik, bukan hanya pendampingan tatap muka formal.
Kepatuhan (Compliance) RIN bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap klirens etik dan kebijakan penyandang dana. Integrasi Umpan Balik Publik: Kembangkan fitur “Anotasi & Verifikasi Publik” pada dataset di RIN. Masyarakat dapat memberikan masukan atau melaporkan anomali data. Mekanisme ini mengubah kepatuhan menjadi kualitas yang didukung oleh komunitas.

3.2 Layanan Perpustakaan

Komponen Standar Layanan Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan) Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Pengguna Melayani Internal BRIN dan Eksternal (Masyarakat/Perorangan, LSM, Institusi Pendidikan). Pelatihan Data Literacy Publik: Alihkan fokus dari Information Retrieval (tradisional) ke Data Literacy publik, termasuk cara menggunakan data FAIR dari RIN dan bagaimana menginterpretasikan visualisasi data (terkait Layanan Visualisasi Data Tableau).
Sistem Prosedur Menggunakan ELSA atau datang langsung; layanan bersifat konsultatif (layanan penelusuran, konsultasi riset). Kelas Sains Warga Digital: Kembangkan Layanan Literasi Informasi menjadi ‘Bengkel Sains Warga Online’ melalui platform multimedia BRIN (M dalam RMPI) untuk memfasilitasi proyek Online Citizen Science (OCS) yang terbukti efektif.
Jangka Waktu Waktu penyelesaian bervariasi (2 jam hingga 5 hari kerja) tergantung jenis layanan. Respons Cepat Citizen Feedback: Meskipun layanan internal berjangka waktu, saluran pengaduan/saran publik (melalui email/SP4N LAPOR) harus diintegrasikan dengan sistem ticketing internal dengan KPI respons yang ketat, menciptakan Loop Umpan Balik Publik Real-Time bagi data di RIN.

3.3 Layanan Penerbitan Ilmiah (Buku dan Audiovisual)

Komponen Standar Layanan Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan) Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti Menerbitkan buku dan audiovisual (film dokumenter, film DIK). Menerapkan skema Akses Terbuka. Penerbitan Citizen Science Output: Sediakan kategori penerbitan baru: ‘Laporan Konservasi Warga’ atau ‘Data Paper Warga’. Layanan ini memublikasikan dan memberikan PID (DOI) pada hasil analisis atau data paper yang dihasilkan oleh kelompok Sains Warga (misalnya, komunitas konservasi).
Akuisisi Pengetahuan Lokal Menerima naskah/manuskrip/audiovisual yang sudah jadi. Akuisisi Data Mentah Warga: Alihkan fokus dari akuisisi produk akhir (buku/film) ke akuisisi data primer dan metode yang mendasari Pengetahuan Lokal. Ini mendorong komunitas untuk berbagi data, bukan hanya narasi, dan menyelaraskan dengan misi Sains Terbuka.
Model Akses Terbuka Menggunakan lisensi CC BY-NC-SA 4.0. Transisi Penuh ke CC BY 4.0: Lisensi CC BY 4.0 harus diadopsi sebagai standar untuk semua keluaran Sains Warga (data dan publikasi). Ini menghilangkan batasan Non-Commercial (NC) dan memungkinkan industri/UMKM menggunakan pengetahuan lokal BRIN untuk inovasi dan produk, memperkuat Transfer Teknologi dan dampak nyata BRIN.

3.4 Layanan Manajemen Pengetahuan SPBE

Layanan ini berfokus pada konsultasi antar-Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD) terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Implikasi bagi Sains Warga: Meskipun layanan ini tidak langsung melibatkan publik, peran RMPI sebagai Koordinator MP SPBE Nasional harus dimanfaatkan untuk mendorong IPPD membuka data pemerintahan (Open Government Data), yang akan menjadi data pendukung (sekunder) yang sangat bernilai bagi proyek Sains Warga (misalnya, data kualitas udara/air dari Pemda).

IV. Reformasi Metrik Riset: RMPI dan Prinsip DORA dalam Ekosistem Sains Warga

Kepemimpinan RMPI dalam Sains Warga harus didukung oleh sistem evaluasi riset yang adil. Jika peneliti hanya dihargai berdasarkan metrik tradisional (Journal Impact Factor), mereka akan mengabaikan praktik berbagi data dan kolaborasi publik yang menjadi inti dari Sains Warga.

RMPI harus memimpin reformasi metrik sejalan dengan Deklarasi DORA (Declaration on Research Assessment). DORA menekankan perlunya mengurangi penggunaan indikator bibliometrik yang tidak kritis dan mendorong penilaian yang adil terhadap peneliti dan institusi. BRIN harus secara resmi menjadi penandatangan DORA.

RMPI berperan sebagai arsitek metrik alternatif untuk Sains Warga:

Dengan mengadopsi DORA dan metrik alternatif ini, BRIN melalui RMPI dapat menciptakan budaya riset yang menghargai integritas, transparansi, dan partisipasi publik, yang merupakan pilar Sains Warga.

V. Peta Jalan Strategis RMPI BRIN: Inovasi, Integrasi, dan Kepemimpinan Menuju Sains Warga

Peta jalan ini mengintegrasikan fungsi RMPI dengan tujuan akhir untuk menumbuhkan budaya Sains Warga di Indonesia.

5.1 Tahap I: Penguatan Kepatuhan dan Kapasitas Data Stewardship Warga

5.2 Tahap II: Interoperabilitas Data dan Proyek Percontohan Sains Warga

5.3 Tahap III: Kepemimpinan Regional dan Integrasi Penuh

VI. Kesimpulan dan Pesan Inspiratif untuk Pegawai BRIN

Kepada seluruh pegawai BRIN di Direktorat RMPI, tugas Anda adalah mengawal revolusi inklusif ini. Anda bukan lagi sekadar petugas arsip atau penerbit; Anda adalah Data Steward, Arsitek Interaktivitas, dan Koordinator Sains Warga Nasional.

Resolusi Inspiratif:

Anda memiliki mandat dari negara untuk memajukan ilmu pengetahuan. Sains Warga adalah mekanisme untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan BRIN adalah milik publik, terbuka bagi semua, dan mampu memberikan dampak nyata di setiap pelosok negeri.

BERITA BINUS : BINUS Perkuat Komitmen dalam Mengapresiasi Generasi Muda Berprestasi melalui Meet and Greet Penerima Beasiswa Binusian 2029

Layanan RMPI dalam Mendukung Gerakan Sains Terbuka di Indonesia: Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN

I. Sains Terbuka dan Sains Warga (Citizen Science) di Indonesia: Landasan Filosofis BRIN

1.1 Sains Warga: Realisasi Visi Inklusif Pengetahuan Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemban tugas fundamental untuk mengintegrasikan riset dan memaksimalkan dampaknya bagi masyarakat. Jika Sains Terbuka (Open Science) adalah filosofi yang menjamin akses, validasi, dan penggunaan kembali hasil riset negara, maka Sains Warga (Citizen Science) adalah perwujudan operasional paling inklusif dari filosofi tersebut. Sains Warga menempatkan masyarakat sipil, pelajar, dan komunitas lokal sebagai mitra aktif dalam seluruh siklus riset, mulai dari pengumpulan data observasi hingga analisis awal.

Bagi BRIN, kepemimpinan dalam Sains Terbuka harus diterjemahkan menjadi ekosistem yang interaktif dan kolaboratif, di mana Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) berperan sebagai Infrastruktur Sains Warga Nasional. Layanan RMPI—Repositori Ilmiah Nasional (RIN), Penerbit BRIN, Akuisisi Pengetahuan Lokal, dan Layanan Kepustakaan —harus bertransformasi dari sekadar penyedia layanan (service provider) menjadi katalisator partisipasi publik (participation accelerator). Ini sejalan dengan tuntutan global akan transparansi dan akuntabilitas riset, di mana volume data penelitian menuntut kemampuan baru dalam Riset Informatics sebagai jembatan metodologis antara ilmu informasi dan ilmu data untuk membangun ekosistem Open Science.

1.2 Pergeseran Paradigma: Dari Pustakawan menjadi Data Steward Warga

Lanskap literatur ilmiah saat ini telah berevolusi, meliputi tidak hanya publikasi formal, tetapi juga data primer dari penelitian. Pergeseran ini menuntut staf RMPI bertransformasi dari peran tradisional pengarsip publikasi menjadi Data Steward (pengelola data) yang menjamin data riset BRIN dapat digunakan kembali (reusable) secara optimal.

Dalam kerangka Sains Warga, RMPI harus mengelola keluaran riset non-tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat—seperti data observasi lingkungan atau kontribusi Pengetahuan Lokal—yang sering berbentuk multimedia (M dalam RMPI). Staf RMPI tidak hanya perlu menguasai prinsip-prinsip Riset Informatics, tetapi juga perlu mengembangkan keahlian dalam kurasi data citizen-generated yang mungkin tidak terstruktur. Kurasi ini memastikan data yang dikumpulkan publik memiliki kualitas, lisensi, dan metadata yang memenuhi prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable), sehingga dapat terintegrasi ke dalam Repositori Ilmiah Nasional (RIN).

II. Diagnosis Kritis dan Peta Jalan Inovatif (Refleksi Studi Juneman Abraham)

Juneman Abraham, pakar di bidang Scientometrics dan bersertifikasi Data Stewardship for Open Science dari ISTIC-UNESCO, telah menghasilkan studi yang sangat relevan untuk konteks kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga.

2.1 Menganalisis Paradoks Akses Terbuka Indonesia

Studi kunci oleh Juneman Abraham dan rekan (2018), “Era baru publikasi di Indonesia: status jurnal open access di Directory of Open Access Journal (DOAJ),” menunjukkan sebuah paradoks penting: Indonesia memiliki jumlah jurnal Open Access (OA) yang cukup banyak yang memenuhi kriteria DOAJ. Keberhasilan ini menunjukkan adopsi platform Akses Terbuka secara luas.

Implikasi bagi Sains Warga: Paradoks ini memperjelas bahwa Akses Terbuka (yaitu visibilitas) tidak sama dengan integritas dan kualitas riset. Sains Warga menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi pada tahap pengumpulan data dan metodologi. Ketika masyarakat terlibat dalam observasi dan pengumpulan data (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau perubahan lingkungan), ribuan mata ikut memverifikasi kualitas data yang akan disimpan di RIN. Ini secara substansial meningkatkan potensi reproducibility temuan ilmiah—sebuah perbaikan fundamental terhadap isu integritas riset yang disoroti oleh studi Abraham mengenai retraksi dan kolaborasi. RMPI harus memposisikan RIN sebagai platform yang terbuka terhadap crowdsourcing data untuk memperkuat validitas riset.

2.2 Keahlian Data Stewardship sebagai Model RMPI

Untuk memimpin gerakan Sains Warga, RMPI perlu secara institusional menjadi Data Steward utama.

III. Kajian Kritis Standar Layanan RMPI BRIN: Pintu Gerbang Interaktivitas dan Sains Warga

Kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga hanya dapat diwujudkan melalui layanan RMPI yang didesain ulang agar bersifat interaktif dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Analisis terhadap empat standar layanan RMPI menunjukkan bahwa saat ini, layanan masih dominan bersifat transaksional (memenuhi permohonan) dan compliance-driven (memenuhi kepatuhan), bukan participatory (mendorong kolaborasi).

Implikasi Terhadap Layanan RMPI BRIN

3.1 Layanan Pengelolaan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)

Komponen Standar Layanan Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan) Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti Fokus pada “wajib serah dan wajib simpan data primer” dari SDM Iptek internal/eksternal. Buka Jalur Deposit Data Warga: Buat portal “Deposit Data Warga” yang terpisah dari wajib serah formal, menggunakan formulir sederhana (bukan surat/email formal) untuk data observasi, monitoring lingkungan, atau pengetahuan lokal berbasis data (Citizen-Generated Data).
Pendampingan Menyediakan pendampingan DMP dan deposit data primer, tujuannya efisiensi, keamanan, kualitas data formal. Pendampingan Literasi Data Warga: Sediakan modul pelatihan digital singkat (video, infografis) tentang “Cara Mengumpulkan Data Berkualitas Warga (Citizen Quality Data)” dan “Lisensi Data CC BY 4.0/CC0” yang dapat diakses publik, bukan hanya pendampingan tatap muka formal.
Kepatuhan (Compliance) RIN bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap klirens etik dan kebijakan penyandang dana. Integrasi Umpan Balik Publik: Kembangkan fitur “Anotasi & Verifikasi Publik” pada dataset di RIN. Masyarakat dapat memberikan masukan atau melaporkan anomali data. Mekanisme ini mengubah kepatuhan menjadi kualitas yang didukung oleh komunitas.

3.2 Layanan Perpustakaan

Komponen Standar Layanan Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan) Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Pengguna Melayani Internal BRIN dan Eksternal (Masyarakat/Perorangan, LSM, Institusi Pendidikan). Pelatihan Data Literacy Publik: Alihkan fokus dari Information Retrieval (tradisional) ke Data Literacy publik, termasuk cara menggunakan data FAIR dari RIN dan bagaimana menginterpretasikan visualisasi data (terkait Layanan Visualisasi Data Tableau).
Sistem Prosedur Menggunakan ELSA atau datang langsung; layanan bersifat konsultatif (layanan penelusuran, konsultasi riset). Kelas Sains Warga Digital: Kembangkan Layanan Literasi Informasi menjadi ‘Bengkel Sains Warga Online’ melalui platform multimedia BRIN (M dalam RMPI) untuk memfasilitasi proyek Online Citizen Science (OCS) yang terbukti efektif.
Jangka Waktu Waktu penyelesaian bervariasi (2 jam hingga 5 hari kerja) tergantung jenis layanan. Respons Cepat Citizen Feedback: Meskipun layanan internal berjangka waktu, saluran pengaduan/saran publik (melalui email/SP4N LAPOR) harus diintegrasikan dengan sistem ticketing internal dengan KPI respons yang ketat, menciptakan Loop Umpan Balik Publik Real-Time bagi data di RIN.

3.3 Layanan Penerbitan Ilmiah (Buku dan Audiovisual)

Komponen Standar Layanan Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan) Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti Menerbitkan buku dan audiovisual (film dokumenter, film DIK). Menerapkan skema Akses Terbuka. Penerbitan Citizen Science Output: Sediakan kategori penerbitan baru: ‘Laporan Konservasi Warga’ atau ‘Data Paper Warga’. Layanan ini memublikasikan dan memberikan PID (DOI) pada hasil analisis atau data paper yang dihasilkan oleh kelompok Sains Warga (misalnya, komunitas konservasi).
Akuisisi Pengetahuan Lokal Menerima naskah/manuskrip/audiovisual yang sudah jadi. Akuisisi Data Mentah Warga: Alihkan fokus dari akuisisi produk akhir (buku/film) ke akuisisi data primer dan metode yang mendasari Pengetahuan Lokal. Ini mendorong komunitas untuk berbagi data, bukan hanya narasi, dan menyelaraskan dengan misi Sains Terbuka.
Model Akses Terbuka Menggunakan lisensi CC BY-NC-SA 4.0. Transisi Penuh ke CC BY 4.0: Lisensi CC BY 4.0 harus diadopsi sebagai standar untuk semua keluaran Sains Warga (data dan publikasi). Ini menghilangkan batasan Non-Commercial (NC) dan memungkinkan industri/UMKM menggunakan pengetahuan lokal BRIN untuk inovasi dan produk, memperkuat Transfer Teknologi dan dampak nyata BRIN.

3.4 Layanan Manajemen Pengetahuan SPBE

Layanan ini berfokus pada konsultasi antar-Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD) terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Implikasi bagi Sains Warga: Meskipun layanan ini tidak langsung melibatkan publik, peran RMPI sebagai Koordinator MP SPBE Nasional harus dimanfaatkan untuk mendorong IPPD membuka data pemerintahan (Open Government Data), yang akan menjadi data pendukung (sekunder) yang sangat bernilai bagi proyek Sains Warga (misalnya, data kualitas udara/air dari Pemda).

IV. Reformasi Metrik Riset: RMPI dan Prinsip DORA dalam Ekosistem Sains Warga

Kepemimpinan RMPI dalam Sains Warga harus didukung oleh sistem evaluasi riset yang adil. Jika peneliti hanya dihargai berdasarkan metrik tradisional (Journal Impact Factor), mereka akan mengabaikan praktik berbagi data dan kolaborasi publik yang menjadi inti dari Sains Warga.

RMPI harus memimpin reformasi metrik sejalan dengan Deklarasi DORA (Declaration on Research Assessment). DORA menekankan perlunya mengurangi penggunaan indikator bibliometrik yang tidak kritis dan mendorong penilaian yang adil terhadap peneliti dan institusi. BRIN harus secara resmi menjadi penandatangan DORA.

RMPI berperan sebagai arsitek metrik alternatif untuk Sains Warga:

Dengan mengadopsi DORA dan metrik alternatif ini, BRIN melalui RMPI dapat menciptakan budaya riset yang menghargai integritas, transparansi, dan partisipasi publik, yang merupakan pilar Sains Warga.

V. Peta Jalan Strategis RMPI BRIN: Inovasi, Integrasi, dan Kepemimpinan Menuju Sains Warga

Peta jalan ini mengintegrasikan fungsi RMPI dengan tujuan akhir untuk menumbuhkan budaya Sains Warga di Indonesia.

5.1 Tahap I: Penguatan Kepatuhan dan Kapasitas Data Stewardship Warga

5.2 Tahap II: Interoperabilitas Data dan Proyek Percontohan Sains Warga

5.3 Tahap III: Kepemimpinan Regional dan Integrasi Penuh

VI. Kesimpulan dan Pesan Inspiratif untuk Pegawai BRIN

Kepada seluruh pegawai BRIN di Direktorat RMPI, tugas Anda adalah mengawal revolusi inklusif ini. Anda bukan lagi sekadar petugas arsip atau penerbit; Anda adalah Data Steward, Arsitek Interaktivitas, dan Koordinator Sains Warga Nasional.

Resolusi Inspiratif:

Anda memiliki mandat dari negara untuk memajukan ilmu pengetahuan. Sains Warga adalah mekanisme untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan BRIN adalah milik publik, terbuka bagi semua, dan mampu memberikan dampak nyata di setiap pelosok negeri.

BERITA BINUS : Dorong Kompetensi Internasional Mahasiswa, BINUS @Medan Hadirkan Akademisi dari Asia University

Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN

Layanan RMPI dalam Mendukung Gerakan Sains Terbuka di Indonesia: Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN

I. Sains Terbuka dan Sains Warga (Citizen Science) di Indonesia: Landasan Filosofis BRIN

1.1 Sains Warga: Realisasi Visi Inklusif Pengetahuan Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemban tugas fundamental untuk mengintegrasikan riset dan memaksimalkan dampaknya bagi masyarakat. Jika Sains Terbuka (Open Science) adalah filosofi yang menjamin akses, validasi, dan penggunaan kembali hasil riset negara, maka Sains Warga (Citizen Science) adalah perwujudan operasional paling inklusif dari filosofi tersebut. Sains Warga menempatkan masyarakat sipil, pelajar, dan komunitas lokal sebagai mitra aktif dalam seluruh siklus riset, mulai dari pengumpulan data observasi hingga analisis awal.

Bagi BRIN, kepemimpinan dalam Sains Terbuka harus diterjemahkan menjadi ekosistem yang interaktif dan kolaboratif, di mana Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) berperan sebagai Infrastruktur Sains Warga Nasional. Layanan RMPI—Repositori Ilmiah Nasional (RIN), Penerbit BRIN, Akuisisi Pengetahuan Lokal, dan Layanan Kepustakaan —harus bertransformasi dari sekadar penyedia layanan (service provider) menjadi katalisator partisipasi publik (participation accelerator). Ini sejalan dengan tuntutan global akan transparansi dan akuntabilitas riset, di mana volume data penelitian menuntut kemampuan baru dalam Riset Informatics sebagai jembatan metodologis antara ilmu informasi dan ilmu data untuk membangun ekosistem Open Science.

1.2 Pergeseran Paradigma: Dari Pustakawan menjadi Data Steward Warga

Lanskap literatur ilmiah saat ini telah berevolusi, meliputi tidak hanya publikasi formal, tetapi juga data primer dari penelitian. Pergeseran ini menuntut staf RMPI bertransformasi dari peran tradisional pengarsip publikasi menjadi Data Steward (pengelola data) yang menjamin data riset BRIN dapat digunakan kembali (reusable) secara optimal.

Dalam kerangka Sains Warga, RMPI harus mengelola keluaran riset non-tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat—seperti data observasi lingkungan atau kontribusi Pengetahuan Lokal—yang sering berbentuk multimedia (M dalam RMPI). Staf RMPI tidak hanya perlu menguasai prinsip-prinsip Riset Informatics, tetapi juga perlu mengembangkan keahlian dalam kurasi data citizen-generated yang mungkin tidak terstruktur. Kurasi ini memastikan data yang dikumpulkan publik memiliki kualitas, lisensi, dan metadata yang memenuhi prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable), sehingga dapat terintegrasi ke dalam Repositori Ilmiah Nasional (RIN).

II. Diagnosis Kritis dan Peta Jalan Inovatif (Refleksi Studi Juneman Abraham)

Juneman Abraham, pakar di bidang Scientometrics dan bersertifikasi Data Stewardship for Open Science dari ISTIC-UNESCO, telah menghasilkan studi yang sangat relevan untuk konteks kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga.

2.1 Menganalisis Paradoks Akses Terbuka Indonesia

Studi kunci oleh Juneman Abraham dan rekan (2018), “Era baru publikasi di Indonesia: status jurnal open access di Directory of Open Access Journal (DOAJ),” menunjukkan sebuah paradoks penting: Indonesia memiliki jumlah jurnal Open Access (OA) yang cukup banyak yang memenuhi kriteria DOAJ. Keberhasilan ini menunjukkan adopsi platform Akses Terbuka secara luas.

Implikasi bagi Sains Warga: Paradoks ini memperjelas bahwa Akses Terbuka (yaitu visibilitas) tidak sama dengan integritas dan kualitas riset. Sains Warga menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi pada tahap pengumpulan data dan metodologi. Ketika masyarakat terlibat dalam observasi dan pengumpulan data (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau perubahan lingkungan), ribuan mata ikut memverifikasi kualitas data yang akan disimpan di RIN. Ini secara substansial meningkatkan potensi reproducibility temuan ilmiah—sebuah perbaikan fundamental terhadap isu integritas riset yang disoroti oleh studi Abraham mengenai retraksi dan kolaborasi. RMPI harus memposisikan RIN sebagai platform yang terbuka terhadap crowdsourcing data untuk memperkuat validitas riset.

2.2 Keahlian Data Stewardship sebagai Model RMPI

Untuk memimpin gerakan Sains Warga, RMPI perlu secara institusional menjadi Data Steward utama.

  1. Pelatihan In-house: RMPI harus memprioritaskan pelatihan staf dalam Riset Informatics dan Data Stewardship, memungkinkan mereka untuk mengkurasi dan mengelola set data yang citizen-generated dengan standar metadata yang ketat.
  2. Transparansi Metodologis: Mengingat temuan Abraham mengenai faktor-faktor yang memengaruhi integritas riset, RMPI harus memastikan bahwa RIN bukan hanya menyimpan data, tetapi juga detail metodologis riset (misalnya, Data Management Plans/DMPs wajib), yang sangat penting untuk memfasilitasi validasi oleh komunitas Sains Warga.

III. Kajian Kritis Standar Layanan RMPI BRIN: Pintu Gerbang Interaktivitas dan Sains Warga

Kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga hanya dapat diwujudkan melalui layanan RMPI yang didesain ulang agar bersifat interaktif dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Analisis terhadap empat standar layanan RMPI menunjukkan bahwa saat ini, layanan masih dominan bersifat transaksional (memenuhi permohonan) dan compliance-driven (memenuhi kepatuhan), bukan participatory (mendorong kolaborasi).

Implikasi Terhadap Layanan RMPI BRIN

3.1 Layanan Pengelolaan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)

Komponen Standar LayananDiagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan IntiFokus pada “wajib serah dan wajib simpan data primer” dari SDM Iptek internal/eksternal.Buka Jalur Deposit Data Warga: Buat portal “Deposit Data Warga” yang terpisah dari wajib serah formal, menggunakan formulir sederhana (bukan surat/email formal) untuk data observasi, monitoring lingkungan, atau pengetahuan lokal berbasis data (Citizen-Generated Data).
PendampinganMenyediakan pendampingan DMP dan deposit data primer, tujuannya efisiensi, keamanan, kualitas data formal.Pendampingan Literasi Data Warga: Sediakan modul pelatihan digital singkat (video, infografis) tentang “Cara Mengumpulkan Data Berkualitas Warga (Citizen Quality Data)” dan “Lisensi Data CC BY 4.0/CC0” yang dapat diakses publik, bukan hanya pendampingan tatap muka formal.
Kepatuhan (Compliance)RIN bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap klirens etik dan kebijakan penyandang dana.Integrasi Umpan Balik Publik: Kembangkan fitur “Anotasi & Verifikasi Publik” pada dataset di RIN. Masyarakat dapat memberikan masukan atau melaporkan anomali data. Mekanisme ini mengubah kepatuhan menjadi kualitas yang didukung oleh komunitas.

3.2 Layanan Perpustakaan

Komponen Standar LayananDiagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
PenggunaMelayani Internal BRIN dan Eksternal (Masyarakat/Perorangan, LSM, Institusi Pendidikan).Pelatihan Data Literacy Publik: Alihkan fokus dari Information Retrieval (tradisional) ke Data Literacy publik, termasuk cara menggunakan data FAIR dari RIN dan bagaimana menginterpretasikan visualisasi data (terkait Layanan Visualisasi Data Tableau).
Sistem ProsedurMenggunakan ELSA atau datang langsung; layanan bersifat konsultatif (layanan penelusuran, konsultasi riset).Kelas Sains Warga Digital: Kembangkan Layanan Literasi Informasi menjadi ‘Bengkel Sains Warga Online’ melalui platform multimedia BRIN (M dalam RMPI) untuk memfasilitasi proyek Online Citizen Science (OCS) yang terbukti efektif.
Jangka WaktuWaktu penyelesaian bervariasi (2 jam hingga 5 hari kerja) tergantung jenis layanan.Respons Cepat Citizen Feedback: Meskipun layanan internal berjangka waktu, saluran pengaduan/saran publik (melalui email/SP4N LAPOR) harus diintegrasikan dengan sistem ticketing internal dengan KPI respons yang ketat, menciptakan Loop Umpan Balik Publik Real-Time bagi data di RIN.

3.3 Layanan Penerbitan Ilmiah (Buku dan Audiovisual)

Komponen Standar LayananDiagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan IntiMenerbitkan buku dan audiovisual (film dokumenter, film DIK). Menerapkan skema Akses Terbuka.Penerbitan Citizen Science Output: Sediakan kategori penerbitan baru: ‘Laporan Konservasi Warga’ atau ‘Data Paper Warga’. Layanan ini memublikasikan dan memberikan PID (DOI) pada hasil analisis atau data paper yang dihasilkan oleh kelompok Sains Warga (misalnya, komunitas konservasi).
Akuisisi Pengetahuan LokalMenerima naskah/manuskrip/audiovisual yang sudah jadi.Akuisisi Data Mentah Warga: Alihkan fokus dari akuisisi produk akhir (buku/film) ke akuisisi data primer dan metode yang mendasari Pengetahuan Lokal. Ini mendorong komunitas untuk berbagi data, bukan hanya narasi, dan menyelaraskan dengan misi Sains Terbuka.
Model Akses TerbukaMenggunakan lisensi CC BY-NC-SA 4.0.Transisi Penuh ke CC BY 4.0: Lisensi CC BY 4.0 harus diadopsi sebagai standar untuk semua keluaran Sains Warga (data dan publikasi). Ini menghilangkan batasan Non-Commercial (NC) dan memungkinkan industri/UMKM menggunakan pengetahuan lokal BRIN untuk inovasi dan produk, memperkuat Transfer Teknologi dan dampak nyata BRIN.

3.4 Layanan Manajemen Pengetahuan SPBE

Layanan ini berfokus pada konsultasi antar-Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD) terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Implikasi bagi Sains Warga: Meskipun layanan ini tidak langsung melibatkan publik, peran RMPI sebagai Koordinator MP SPBE Nasional harus dimanfaatkan untuk mendorong IPPD membuka data pemerintahan (Open Government Data), yang akan menjadi data pendukung (sekunder) yang sangat bernilai bagi proyek Sains Warga (misalnya, data kualitas udara/air dari Pemda).

IV. Reformasi Metrik Riset: RMPI dan Prinsip DORA dalam Ekosistem Sains Warga

Kepemimpinan RMPI dalam Sains Warga harus didukung oleh sistem evaluasi riset yang adil. Jika peneliti hanya dihargai berdasarkan metrik tradisional (Journal Impact Factor), mereka akan mengabaikan praktik berbagi data dan kolaborasi publik yang menjadi inti dari Sains Warga.

RMPI harus memimpin reformasi metrik sejalan dengan Deklarasi DORA (Declaration on Research Assessment). DORA menekankan perlunya mengurangi penggunaan indikator bibliometrik yang tidak kritis dan mendorong penilaian yang adil terhadap peneliti dan institusi. BRIN harus secara resmi menjadi penandatangan DORA.

RMPI berperan sebagai arsitek metrik alternatif untuk Sains Warga:

  1. Pengakuan Keluaran Citizen Science: Kontribusi data citizen-generated yang dikurasi di RIN, keluaran multimedia dari Akuisisi Pengetahuan Lokal, atau Data Paper Warga yang diterbitkan Penerbit BRIN, harus diakui sebagai kontribusi ilmiah yang bernilai tinggi.
  2. Penghargaan Dampak Non-Tradisional: RMPI perlu mengembangkan sistem penilaian internal (Altmetrics) yang secara eksplisit menghargai:
  • Tingkat penggunaan data citizen-generated di RIN (sitasi data).
  • Keberhasilan riset berbasis data warga dalam memengaruhi kebijakan publik atau konservasi (dampak nyata di lapangan).

Dengan mengadopsi DORA dan metrik alternatif ini, BRIN melalui RMPI dapat menciptakan budaya riset yang menghargai integritas, transparansi, dan partisipasi publik, yang merupakan pilar Sains Warga.

V. Peta Jalan Strategis RMPI BRIN: Inovasi, Integrasi, dan Kepemimpinan Menuju Sains Warga

Peta jalan ini mengintegrasikan fungsi RMPI dengan tujuan akhir untuk menumbuhkan budaya Sains Warga di Indonesia.

5.1 Tahap I: Penguatan Kepatuhan dan Kapasitas Data Stewardship Warga

  • Pembangunan Kapasitas Staf: Staf RMPI dilatih sebagai Data Steward Warga, dengan fokus pada Riset Informatics dan kurasi data tidak terstruktur
  • Transisi Lisensi Publikasi: Implementasi penuh transisi lisensi Penerbit BRIN ke CC BY 4.0 untuk semua keluaran dan data baru, menghilangkan hambatan komersial bagi industri dan UMKM untuk memanfaatkan Pengetahuan Lokal.
  • Audit Kepatuhan RIN: Audit RIN berdasarkan kerangka global COAR untuk memastikan interoperabilitas penuh dan kemampuan teknis untuk menerima harvesting data oleh agregator global dan data warga.

5.2 Tahap II: Interoperabilitas Data dan Proyek Percontohan Sains Warga

  • Peluncuran Citizen Data Platform: RMPI meluncurkan portal interaktif baru yang terintegrasi dengan RIN, didedikasikan untuk deposit data, umpan balik, dan anomali data oleh publik (Sains Warga).
  • Mandat DMP dengan Modul Warga: Setiap DMP wajib untuk riset yang didanai BRIN harus menyertakan “Modul Partisipasi Publik” yang menjelaskan bagaimana warga dapat terlibat dalam pengumpulan/validasi data.
  • Proyek Percontohan OCS: Menggunakan Layanan Multimedia (M) untuk mengembangkan proyek Online Citizen Science (OCS) percontohan (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau sampah laut), bekerja sama dengan Pusat Riset BRIN dan universitas di daerah.

5.3 Tahap III: Kepemimpinan Regional dan Integrasi Penuh

  • Pengakuan DORA: BRIN secara resmi menjadi penandatangan DORA dan mengimplementasikan sistem penilaian yang memberikan bobot signifikan pada kontribusi data dan keluaran non-tradisional (termasuk hasil Citizen Science).
  • Integrasi Penuh Citizen Data: Data yang citizen-generated di RIN diperlakukan setara dengan data formal, dengan penerapan PID (DOI) dan metrik sitasi.
  • Jejaring Sains Warga ASEAN: RMPI memprakarsai pembentukan jejaring Sains Warga regional untuk memperkuat kolaborasi ilmiah berbasis data terbuka dan partisipasi publik di Asia Tenggara.

VI. Kesimpulan dan Pesan Inspiratif untuk Pegawai BRIN

Kepada seluruh pegawai BRIN di Direktorat RMPI, tugas Anda adalah mengawal revolusi inklusif ini. Anda bukan lagi sekadar petugas arsip atau penerbit; Anda adalah Data Steward, Arsitek Interaktivitas, dan Koordinator Sains Warga Nasional.

Resolusi Inspiratif:

  1. Jadikan RIN Interaktif: Ubah RIN menjadi medan interaksi, di mana setiap data dapat dikomentari dan diverifikasi oleh publik, memperkuat integritas data riset nasional.
  2. Hormati Data Warga: Perlakukan data yang dikumpulkan oleh komunitas lokal (Pengetahuan Lokal) sebagai aset ilmiah yang setara dengan keluaran formal, dengan kurasi dan lisensi (CC BY 4.0) yang ketat.
  3. Hiduplah dalam Semangat DORA: Dorong kolega peneliti untuk menghargai transparansi, berbagi data, dan partisipasi publik (Sains Warga) sebagai indikator kualitas riset yang lebih substantif daripada metrik jurnal yang usang.

Anda memiliki mandat dari negara untuk memajukan ilmu pengetahuan. Sains Warga adalah mekanisme untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan BRIN adalah milik publik, terbuka bagi semua, dan mampu memberikan dampak nyata di setiap pelosok negeri.

BERITA BINUS : BINUS Perkuat Komitmen dalam Mengapresiasi Generasi Muda Berprestasi melalui Meet and Greet Penerima Beasiswa Binusian 2029