Layanan RMPI dalam Mendukung Gerakan Sains Terbuka di Indonesia: Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN
I. Sains Terbuka dan Sains Warga (Citizen Science) di Indonesia: Landasan Filosofis BRIN
1.1 Sains Warga: Realisasi Visi Inklusif Pengetahuan Nasional
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemban tugas fundamental untuk mengintegrasikan riset dan memaksimalkan dampaknya bagi masyarakat. Jika Sains Terbuka (Open Science) adalah filosofi yang menjamin akses, validasi, dan penggunaan kembali hasil riset negara, maka Sains Warga (Citizen Science) adalah perwujudan operasional paling inklusif dari filosofi tersebut. Sains Warga menempatkan masyarakat sipil, pelajar, dan komunitas lokal sebagai mitra aktif dalam seluruh siklus riset, mulai dari pengumpulan data observasi hingga analisis awal.
Bagi BRIN, kepemimpinan dalam Sains Terbuka harus diterjemahkan menjadi ekosistem yang interaktif dan kolaboratif, di mana Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) berperan sebagai Infrastruktur Sains Warga Nasional. Layanan RMPI—Repositori Ilmiah Nasional (RIN), Penerbit BRIN, Akuisisi Pengetahuan Lokal, dan Layanan Kepustakaan —harus bertransformasi dari sekadar penyedia layanan (service provider) menjadi katalisator partisipasi publik (participation accelerator). Ini sejalan dengan tuntutan global akan transparansi dan akuntabilitas riset, di mana volume data penelitian menuntut kemampuan baru dalam Riset Informatics sebagai jembatan metodologis antara ilmu informasi dan ilmu data untuk membangun ekosistem Open Science.
1.2 Pergeseran Paradigma: Dari Pustakawan menjadi Data Steward Warga
Lanskap literatur ilmiah saat ini telah berevolusi, meliputi tidak hanya publikasi formal, tetapi juga data primer dari penelitian. Pergeseran ini menuntut staf RMPI bertransformasi dari peran tradisional pengarsip publikasi menjadi Data Steward (pengelola data) yang menjamin data riset BRIN dapat digunakan kembali (reusable) secara optimal.
Dalam kerangka Sains Warga, RMPI harus mengelola keluaran riset non-tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat—seperti data observasi lingkungan atau kontribusi Pengetahuan Lokal—yang sering berbentuk multimedia (M dalam RMPI). Staf RMPI tidak hanya perlu menguasai prinsip-prinsip Riset Informatics, tetapi juga perlu mengembangkan keahlian dalam kurasi data citizen-generated yang mungkin tidak terstruktur. Kurasi ini memastikan data yang dikumpulkan publik memiliki kualitas, lisensi, dan metadata yang memenuhi prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable), sehingga dapat terintegrasi ke dalam Repositori Ilmiah Nasional (RIN).
II. Diagnosis Kritis dan Peta Jalan Inovatif (Refleksi Studi Juneman Abraham)
Juneman Abraham, pakar di bidang Scientometrics dan bersertifikasi Data Stewardship for Open Science dari ISTIC-UNESCO, telah menghasilkan studi yang sangat relevan untuk konteks kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga.
2.1 Menganalisis Paradoks Akses Terbuka Indonesia
Studi kunci oleh Juneman Abraham dan rekan (2018), “Era baru publikasi di Indonesia: status jurnal open access di Directory of Open Access Journal (DOAJ),” menunjukkan sebuah paradoks penting: Indonesia memiliki jumlah jurnal Open Access (OA) yang cukup banyak yang memenuhi kriteria DOAJ. Keberhasilan ini menunjukkan adopsi platform Akses Terbuka secara luas.
Implikasi bagi Sains Warga: Paradoks ini memperjelas bahwa Akses Terbuka (yaitu visibilitas) tidak sama dengan integritas dan kualitas riset. Sains Warga menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi pada tahap pengumpulan data dan metodologi. Ketika masyarakat terlibat dalam observasi dan pengumpulan data (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau perubahan lingkungan), ribuan mata ikut memverifikasi kualitas data yang akan disimpan di RIN. Ini secara substansial meningkatkan potensi reproducibility temuan ilmiah—sebuah perbaikan fundamental terhadap isu integritas riset yang disoroti oleh studi Abraham mengenai retraksi dan kolaborasi. RMPI harus memposisikan RIN sebagai platform yang terbuka terhadap crowdsourcing data untuk memperkuat validitas riset.
2.2 Keahlian Data Stewardship sebagai Model RMPI
Untuk memimpin gerakan Sains Warga, RMPI perlu secara institusional menjadi Data Steward utama.
III. Kajian Kritis Standar Layanan RMPI BRIN: Pintu Gerbang Interaktivitas dan Sains Warga
Kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga hanya dapat diwujudkan melalui layanan RMPI yang didesain ulang agar bersifat interaktif dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Analisis terhadap empat standar layanan RMPI menunjukkan bahwa saat ini, layanan masih dominan bersifat transaksional (memenuhi permohonan) dan compliance-driven (memenuhi kepatuhan), bukan participatory (mendorong kolaborasi).
Implikasi Terhadap Layanan RMPI BRIN
3.1 Layanan Pengelolaan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti
Fokus pada “wajib serah dan wajib simpan data primer” dari SDM Iptek internal/eksternal.
Buka Jalur Deposit Data Warga: Buat portal “Deposit Data Warga” yang terpisah dari wajib serah formal, menggunakan formulir sederhana (bukan surat/email formal) untuk data observasi, monitoring lingkungan, atau pengetahuan lokal berbasis data (Citizen-Generated Data).
Pendampingan
Menyediakan pendampingan DMP dan deposit data primer, tujuannya efisiensi, keamanan, kualitas data formal.
Pendampingan Literasi Data Warga: Sediakan modul pelatihan digital singkat (video, infografis) tentang “Cara Mengumpulkan Data Berkualitas Warga (Citizen Quality Data)” dan “Lisensi Data CC BY 4.0/CC0” yang dapat diakses publik, bukan hanya pendampingan tatap muka formal.
Kepatuhan (Compliance)
RIN bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap klirens etik dan kebijakan penyandang dana.
Integrasi Umpan Balik Publik: Kembangkan fitur “Anotasi & Verifikasi Publik” pada dataset di RIN. Masyarakat dapat memberikan masukan atau melaporkan anomali data. Mekanisme ini mengubah kepatuhan menjadi kualitas yang didukung oleh komunitas.
3.2 Layanan Perpustakaan
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Pengguna
Melayani Internal BRIN dan Eksternal (Masyarakat/Perorangan, LSM, Institusi Pendidikan).
Pelatihan Data Literacy Publik: Alihkan fokus dari Information Retrieval (tradisional) ke Data Literacy publik, termasuk cara menggunakan data FAIR dari RIN dan bagaimana menginterpretasikan visualisasi data (terkait Layanan Visualisasi Data Tableau).
Sistem Prosedur
Menggunakan ELSA atau datang langsung; layanan bersifat konsultatif (layanan penelusuran, konsultasi riset).
Kelas Sains Warga Digital: Kembangkan Layanan Literasi Informasi menjadi ‘Bengkel Sains Warga Online’ melalui platform multimedia BRIN (M dalam RMPI) untuk memfasilitasi proyek Online Citizen Science (OCS) yang terbukti efektif.
Jangka Waktu
Waktu penyelesaian bervariasi (2 jam hingga 5 hari kerja) tergantung jenis layanan.
Respons Cepat Citizen Feedback: Meskipun layanan internal berjangka waktu, saluran pengaduan/saran publik (melalui email/SP4N LAPOR) harus diintegrasikan dengan sistem ticketing internal dengan KPI respons yang ketat, menciptakan Loop Umpan Balik Publik Real-Time bagi data di RIN.
3.3 Layanan Penerbitan Ilmiah (Buku dan Audiovisual)
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti
Menerbitkan buku dan audiovisual (film dokumenter, film DIK). Menerapkan skema Akses Terbuka.
Penerbitan Citizen Science Output: Sediakan kategori penerbitan baru: ‘Laporan Konservasi Warga’ atau ‘Data Paper Warga’. Layanan ini memublikasikan dan memberikan PID (DOI) pada hasil analisis atau data paper yang dihasilkan oleh kelompok Sains Warga (misalnya, komunitas konservasi).
Akuisisi Pengetahuan Lokal
Menerima naskah/manuskrip/audiovisual yang sudah jadi.
Akuisisi Data Mentah Warga: Alihkan fokus dari akuisisi produk akhir (buku/film) ke akuisisi data primer dan metode yang mendasari Pengetahuan Lokal. Ini mendorong komunitas untuk berbagi data, bukan hanya narasi, dan menyelaraskan dengan misi Sains Terbuka.
Model Akses Terbuka
Menggunakan lisensi CC BY-NC-SA 4.0.
Transisi Penuh ke CC BY 4.0: Lisensi CC BY 4.0 harus diadopsi sebagai standar untuk semua keluaran Sains Warga (data dan publikasi). Ini menghilangkan batasan Non-Commercial (NC) dan memungkinkan industri/UMKM menggunakan pengetahuan lokal BRIN untuk inovasi dan produk, memperkuat Transfer Teknologi dan dampak nyata BRIN.
3.4 Layanan Manajemen Pengetahuan SPBE
Layanan ini berfokus pada konsultasi antar-Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD) terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Implikasi bagi Sains Warga: Meskipun layanan ini tidak langsung melibatkan publik, peran RMPI sebagai Koordinator MP SPBE Nasional harus dimanfaatkan untuk mendorong IPPD membuka data pemerintahan (Open Government Data), yang akan menjadi data pendukung (sekunder) yang sangat bernilai bagi proyek Sains Warga (misalnya, data kualitas udara/air dari Pemda).
IV. Reformasi Metrik Riset: RMPI dan Prinsip DORA dalam Ekosistem Sains Warga
Kepemimpinan RMPI dalam Sains Warga harus didukung oleh sistem evaluasi riset yang adil. Jika peneliti hanya dihargai berdasarkan metrik tradisional (Journal Impact Factor), mereka akan mengabaikan praktik berbagi data dan kolaborasi publik yang menjadi inti dari Sains Warga.
RMPI harus memimpin reformasi metrik sejalan dengan Deklarasi DORA (Declaration on Research Assessment). DORA menekankan perlunya mengurangi penggunaan indikator bibliometrik yang tidak kritis dan mendorong penilaian yang adil terhadap peneliti dan institusi. BRIN harus secara resmi menjadi penandatangan DORA.
RMPI berperan sebagai arsitek metrik alternatif untuk Sains Warga:
Dengan mengadopsi DORA dan metrik alternatif ini, BRIN melalui RMPI dapat menciptakan budaya riset yang menghargai integritas, transparansi, dan partisipasi publik, yang merupakan pilar Sains Warga.
V. Peta Jalan Strategis RMPI BRIN: Inovasi, Integrasi, dan Kepemimpinan Menuju Sains Warga
Peta jalan ini mengintegrasikan fungsi RMPI dengan tujuan akhir untuk menumbuhkan budaya Sains Warga di Indonesia.
5.1 Tahap I: Penguatan Kepatuhan dan Kapasitas Data Stewardship Warga
5.2 Tahap II: Interoperabilitas Data dan Proyek Percontohan Sains Warga
5.3 Tahap III: Kepemimpinan Regional dan Integrasi Penuh
VI. Kesimpulan dan Pesan Inspiratif untuk Pegawai BRIN
Kepada seluruh pegawai BRIN di Direktorat RMPI, tugas Anda adalah mengawal revolusi inklusif ini. Anda bukan lagi sekadar petugas arsip atau penerbit; Anda adalah Data Steward, Arsitek Interaktivitas, dan Koordinator Sains Warga Nasional.
Resolusi Inspiratif:
Anda memiliki mandat dari negara untuk memajukan ilmu pengetahuan. Sains Warga adalah mekanisme untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan BRIN adalah milik publik, terbuka bagi semua, dan mampu memberikan dampak nyata di setiap pelosok negeri.
Layanan RMPI dalam Mendukung Gerakan Sains Terbuka di Indonesia: Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN
I. Sains Terbuka dan Sains Warga (Citizen Science) di Indonesia: Landasan Filosofis BRIN
1.1 Sains Warga: Realisasi Visi Inklusif Pengetahuan Nasional
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemban tugas fundamental untuk mengintegrasikan riset dan memaksimalkan dampaknya bagi masyarakat. Jika Sains Terbuka (Open Science) adalah filosofi yang menjamin akses, validasi, dan penggunaan kembali hasil riset negara, maka Sains Warga (Citizen Science) adalah perwujudan operasional paling inklusif dari filosofi tersebut. Sains Warga menempatkan masyarakat sipil, pelajar, dan komunitas lokal sebagai mitra aktif dalam seluruh siklus riset, mulai dari pengumpulan data observasi hingga analisis awal.
Bagi BRIN, kepemimpinan dalam Sains Terbuka harus diterjemahkan menjadi ekosistem yang interaktif dan kolaboratif, di mana Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) berperan sebagai Infrastruktur Sains Warga Nasional. Layanan RMPI—Repositori Ilmiah Nasional (RIN), Penerbit BRIN, Akuisisi Pengetahuan Lokal, dan Layanan Kepustakaan —harus bertransformasi dari sekadar penyedia layanan (service provider) menjadi katalisator partisipasi publik (participation accelerator). Ini sejalan dengan tuntutan global akan transparansi dan akuntabilitas riset, di mana volume data penelitian menuntut kemampuan baru dalam Riset Informatics sebagai jembatan metodologis antara ilmu informasi dan ilmu data untuk membangun ekosistem Open Science.
1.2 Pergeseran Paradigma: Dari Pustakawan menjadi Data Steward Warga
Lanskap literatur ilmiah saat ini telah berevolusi, meliputi tidak hanya publikasi formal, tetapi juga data primer dari penelitian. Pergeseran ini menuntut staf RMPI bertransformasi dari peran tradisional pengarsip publikasi menjadi Data Steward (pengelola data) yang menjamin data riset BRIN dapat digunakan kembali (reusable) secara optimal.
Dalam kerangka Sains Warga, RMPI harus mengelola keluaran riset non-tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat—seperti data observasi lingkungan atau kontribusi Pengetahuan Lokal—yang sering berbentuk multimedia (M dalam RMPI). Staf RMPI tidak hanya perlu menguasai prinsip-prinsip Riset Informatics, tetapi juga perlu mengembangkan keahlian dalam kurasi data citizen-generated yang mungkin tidak terstruktur. Kurasi ini memastikan data yang dikumpulkan publik memiliki kualitas, lisensi, dan metadata yang memenuhi prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable), sehingga dapat terintegrasi ke dalam Repositori Ilmiah Nasional (RIN).
II. Diagnosis Kritis dan Peta Jalan Inovatif (Refleksi Studi Juneman Abraham)
Juneman Abraham, pakar di bidang Scientometrics dan bersertifikasi Data Stewardship for Open Science dari ISTIC-UNESCO, telah menghasilkan studi yang sangat relevan untuk konteks kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga.
2.1 Menganalisis Paradoks Akses Terbuka Indonesia
Studi kunci oleh Juneman Abraham dan rekan (2018), “Era baru publikasi di Indonesia: status jurnal open access di Directory of Open Access Journal (DOAJ),” menunjukkan sebuah paradoks penting: Indonesia memiliki jumlah jurnal Open Access (OA) yang cukup banyak yang memenuhi kriteria DOAJ. Keberhasilan ini menunjukkan adopsi platform Akses Terbuka secara luas.
Implikasi bagi Sains Warga: Paradoks ini memperjelas bahwa Akses Terbuka (yaitu visibilitas) tidak sama dengan integritas dan kualitas riset. Sains Warga menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi pada tahap pengumpulan data dan metodologi. Ketika masyarakat terlibat dalam observasi dan pengumpulan data (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau perubahan lingkungan), ribuan mata ikut memverifikasi kualitas data yang akan disimpan di RIN. Ini secara substansial meningkatkan potensi reproducibility temuan ilmiah—sebuah perbaikan fundamental terhadap isu integritas riset yang disoroti oleh studi Abraham mengenai retraksi dan kolaborasi. RMPI harus memposisikan RIN sebagai platform yang terbuka terhadap crowdsourcing data untuk memperkuat validitas riset.
2.2 Keahlian Data Stewardship sebagai Model RMPI
Untuk memimpin gerakan Sains Warga, RMPI perlu secara institusional menjadi Data Steward utama.
III. Kajian Kritis Standar Layanan RMPI BRIN: Pintu Gerbang Interaktivitas dan Sains Warga
Kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga hanya dapat diwujudkan melalui layanan RMPI yang didesain ulang agar bersifat interaktif dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Analisis terhadap empat standar layanan RMPI menunjukkan bahwa saat ini, layanan masih dominan bersifat transaksional (memenuhi permohonan) dan compliance-driven (memenuhi kepatuhan), bukan participatory (mendorong kolaborasi).
Implikasi Terhadap Layanan RMPI BRIN
3.1 Layanan Pengelolaan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti
Fokus pada “wajib serah dan wajib simpan data primer” dari SDM Iptek internal/eksternal.
Buka Jalur Deposit Data Warga: Buat portal “Deposit Data Warga” yang terpisah dari wajib serah formal, menggunakan formulir sederhana (bukan surat/email formal) untuk data observasi, monitoring lingkungan, atau pengetahuan lokal berbasis data (Citizen-Generated Data).
Pendampingan
Menyediakan pendampingan DMP dan deposit data primer, tujuannya efisiensi, keamanan, kualitas data formal.
Pendampingan Literasi Data Warga: Sediakan modul pelatihan digital singkat (video, infografis) tentang “Cara Mengumpulkan Data Berkualitas Warga (Citizen Quality Data)” dan “Lisensi Data CC BY 4.0/CC0” yang dapat diakses publik, bukan hanya pendampingan tatap muka formal.
Kepatuhan (Compliance)
RIN bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap klirens etik dan kebijakan penyandang dana.
Integrasi Umpan Balik Publik: Kembangkan fitur “Anotasi & Verifikasi Publik” pada dataset di RIN. Masyarakat dapat memberikan masukan atau melaporkan anomali data. Mekanisme ini mengubah kepatuhan menjadi kualitas yang didukung oleh komunitas.
3.2 Layanan Perpustakaan
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Pengguna
Melayani Internal BRIN dan Eksternal (Masyarakat/Perorangan, LSM, Institusi Pendidikan).
Pelatihan Data Literacy Publik: Alihkan fokus dari Information Retrieval (tradisional) ke Data Literacy publik, termasuk cara menggunakan data FAIR dari RIN dan bagaimana menginterpretasikan visualisasi data (terkait Layanan Visualisasi Data Tableau).
Sistem Prosedur
Menggunakan ELSA atau datang langsung; layanan bersifat konsultatif (layanan penelusuran, konsultasi riset).
Kelas Sains Warga Digital: Kembangkan Layanan Literasi Informasi menjadi ‘Bengkel Sains Warga Online’ melalui platform multimedia BRIN (M dalam RMPI) untuk memfasilitasi proyek Online Citizen Science (OCS) yang terbukti efektif.
Jangka Waktu
Waktu penyelesaian bervariasi (2 jam hingga 5 hari kerja) tergantung jenis layanan.
Respons Cepat Citizen Feedback: Meskipun layanan internal berjangka waktu, saluran pengaduan/saran publik (melalui email/SP4N LAPOR) harus diintegrasikan dengan sistem ticketing internal dengan KPI respons yang ketat, menciptakan Loop Umpan Balik Publik Real-Time bagi data di RIN.
3.3 Layanan Penerbitan Ilmiah (Buku dan Audiovisual)
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti
Menerbitkan buku dan audiovisual (film dokumenter, film DIK). Menerapkan skema Akses Terbuka.
Penerbitan Citizen Science Output: Sediakan kategori penerbitan baru: ‘Laporan Konservasi Warga’ atau ‘Data Paper Warga’. Layanan ini memublikasikan dan memberikan PID (DOI) pada hasil analisis atau data paper yang dihasilkan oleh kelompok Sains Warga (misalnya, komunitas konservasi).
Akuisisi Pengetahuan Lokal
Menerima naskah/manuskrip/audiovisual yang sudah jadi.
Akuisisi Data Mentah Warga: Alihkan fokus dari akuisisi produk akhir (buku/film) ke akuisisi data primer dan metode yang mendasari Pengetahuan Lokal. Ini mendorong komunitas untuk berbagi data, bukan hanya narasi, dan menyelaraskan dengan misi Sains Terbuka.
Model Akses Terbuka
Menggunakan lisensi CC BY-NC-SA 4.0.
Transisi Penuh ke CC BY 4.0: Lisensi CC BY 4.0 harus diadopsi sebagai standar untuk semua keluaran Sains Warga (data dan publikasi). Ini menghilangkan batasan Non-Commercial (NC) dan memungkinkan industri/UMKM menggunakan pengetahuan lokal BRIN untuk inovasi dan produk, memperkuat Transfer Teknologi dan dampak nyata BRIN.
3.4 Layanan Manajemen Pengetahuan SPBE
Layanan ini berfokus pada konsultasi antar-Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD) terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Implikasi bagi Sains Warga: Meskipun layanan ini tidak langsung melibatkan publik, peran RMPI sebagai Koordinator MP SPBE Nasional harus dimanfaatkan untuk mendorong IPPD membuka data pemerintahan (Open Government Data), yang akan menjadi data pendukung (sekunder) yang sangat bernilai bagi proyek Sains Warga (misalnya, data kualitas udara/air dari Pemda).
IV. Reformasi Metrik Riset: RMPI dan Prinsip DORA dalam Ekosistem Sains Warga
Kepemimpinan RMPI dalam Sains Warga harus didukung oleh sistem evaluasi riset yang adil. Jika peneliti hanya dihargai berdasarkan metrik tradisional (Journal Impact Factor), mereka akan mengabaikan praktik berbagi data dan kolaborasi publik yang menjadi inti dari Sains Warga.
RMPI harus memimpin reformasi metrik sejalan dengan Deklarasi DORA (Declaration on Research Assessment). DORA menekankan perlunya mengurangi penggunaan indikator bibliometrik yang tidak kritis dan mendorong penilaian yang adil terhadap peneliti dan institusi. BRIN harus secara resmi menjadi penandatangan DORA.
RMPI berperan sebagai arsitek metrik alternatif untuk Sains Warga:
Dengan mengadopsi DORA dan metrik alternatif ini, BRIN melalui RMPI dapat menciptakan budaya riset yang menghargai integritas, transparansi, dan partisipasi publik, yang merupakan pilar Sains Warga.
V. Peta Jalan Strategis RMPI BRIN: Inovasi, Integrasi, dan Kepemimpinan Menuju Sains Warga
Peta jalan ini mengintegrasikan fungsi RMPI dengan tujuan akhir untuk menumbuhkan budaya Sains Warga di Indonesia.
5.1 Tahap I: Penguatan Kepatuhan dan Kapasitas Data Stewardship Warga
5.2 Tahap II: Interoperabilitas Data dan Proyek Percontohan Sains Warga
5.3 Tahap III: Kepemimpinan Regional dan Integrasi Penuh
VI. Kesimpulan dan Pesan Inspiratif untuk Pegawai BRIN
Kepada seluruh pegawai BRIN di Direktorat RMPI, tugas Anda adalah mengawal revolusi inklusif ini. Anda bukan lagi sekadar petugas arsip atau penerbit; Anda adalah Data Steward, Arsitek Interaktivitas, dan Koordinator Sains Warga Nasional.
Resolusi Inspiratif:
Anda memiliki mandat dari negara untuk memajukan ilmu pengetahuan. Sains Warga adalah mekanisme untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan BRIN adalah milik publik, terbuka bagi semua, dan mampu memberikan dampak nyata di setiap pelosok negeri.
[ Refresh/Reload atau CTRL & F5 untuk memperoleh isi terbaru. Kunjungi juga http://juneman.medium.com dan http://junemanblog.wixsite.com/blog ]
Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN
Layanan RMPI dalam Mendukung Gerakan Sains Terbuka di Indonesia: Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN
I. Sains Terbuka dan Sains Warga (Citizen Science) di Indonesia: Landasan Filosofis BRIN
1.1 Sains Warga: Realisasi Visi Inklusif Pengetahuan Nasional
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemban tugas fundamental untuk mengintegrasikan riset dan memaksimalkan dampaknya bagi masyarakat. Jika Sains Terbuka (Open Science) adalah filosofi yang menjamin akses, validasi, dan penggunaan kembali hasil riset negara, maka Sains Warga (Citizen Science) adalah perwujudan operasional paling inklusif dari filosofi tersebut. Sains Warga menempatkan masyarakat sipil, pelajar, dan komunitas lokal sebagai mitra aktif dalam seluruh siklus riset, mulai dari pengumpulan data observasi hingga analisis awal.
Bagi BRIN, kepemimpinan dalam Sains Terbuka harus diterjemahkan menjadi ekosistem yang interaktif dan kolaboratif, di mana Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) berperan sebagai Infrastruktur Sains Warga Nasional. Layanan RMPI—Repositori Ilmiah Nasional (RIN), Penerbit BRIN, Akuisisi Pengetahuan Lokal, dan Layanan Kepustakaan —harus bertransformasi dari sekadar penyedia layanan (service provider) menjadi katalisator partisipasi publik (participation accelerator). Ini sejalan dengan tuntutan global akan transparansi dan akuntabilitas riset, di mana volume data penelitian menuntut kemampuan baru dalam Riset Informatics sebagai jembatan metodologis antara ilmu informasi dan ilmu data untuk membangun ekosistem Open Science.
1.2 Pergeseran Paradigma: Dari Pustakawan menjadi Data Steward Warga
Lanskap literatur ilmiah saat ini telah berevolusi, meliputi tidak hanya publikasi formal, tetapi juga data primer dari penelitian. Pergeseran ini menuntut staf RMPI bertransformasi dari peran tradisional pengarsip publikasi menjadi Data Steward (pengelola data) yang menjamin data riset BRIN dapat digunakan kembali (reusable) secara optimal.
Dalam kerangka Sains Warga, RMPI harus mengelola keluaran riset non-tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat—seperti data observasi lingkungan atau kontribusi Pengetahuan Lokal—yang sering berbentuk multimedia (M dalam RMPI). Staf RMPI tidak hanya perlu menguasai prinsip-prinsip Riset Informatics, tetapi juga perlu mengembangkan keahlian dalam kurasi data citizen-generated yang mungkin tidak terstruktur. Kurasi ini memastikan data yang dikumpulkan publik memiliki kualitas, lisensi, dan metadata yang memenuhi prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable), sehingga dapat terintegrasi ke dalam Repositori Ilmiah Nasional (RIN).
II. Diagnosis Kritis dan Peta Jalan Inovatif (Refleksi Studi Juneman Abraham)
Juneman Abraham, pakar di bidang Scientometrics dan bersertifikasi Data Stewardship for Open Science dari ISTIC-UNESCO, telah menghasilkan studi yang sangat relevan untuk konteks kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga.
2.1 Menganalisis Paradoks Akses Terbuka Indonesia
Studi kunci oleh Juneman Abraham dan rekan (2018), “Era baru publikasi di Indonesia: status jurnal open access di Directory of Open Access Journal (DOAJ),” menunjukkan sebuah paradoks penting: Indonesia memiliki jumlah jurnal Open Access (OA) yang cukup banyak yang memenuhi kriteria DOAJ. Keberhasilan ini menunjukkan adopsi platform Akses Terbuka secara luas.
Implikasi bagi Sains Warga: Paradoks ini memperjelas bahwa Akses Terbuka (yaitu visibilitas) tidak sama dengan integritas dan kualitas riset. Sains Warga menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi pada tahap pengumpulan data dan metodologi. Ketika masyarakat terlibat dalam observasi dan pengumpulan data (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau perubahan lingkungan), ribuan mata ikut memverifikasi kualitas data yang akan disimpan di RIN. Ini secara substansial meningkatkan potensi reproducibility temuan ilmiah—sebuah perbaikan fundamental terhadap isu integritas riset yang disoroti oleh studi Abraham mengenai retraksi dan kolaborasi. RMPI harus memposisikan RIN sebagai platform yang terbuka terhadap crowdsourcing data untuk memperkuat validitas riset.
2.2 Keahlian Data Stewardship sebagai Model RMPI
Untuk memimpin gerakan Sains Warga, RMPI perlu secara institusional menjadi Data Steward utama.
Pelatihan In-house: RMPI harus memprioritaskan pelatihan staf dalam Riset Informatics dan Data Stewardship, memungkinkan mereka untuk mengkurasi dan mengelola set data yang citizen-generated dengan standar metadata yang ketat.
Transparansi Metodologis: Mengingat temuan Abraham mengenai faktor-faktor yang memengaruhi integritas riset, RMPI harus memastikan bahwa RIN bukan hanya menyimpan data, tetapi juga detail metodologis riset (misalnya, Data Management Plans/DMPs wajib), yang sangat penting untuk memfasilitasi validasi oleh komunitas Sains Warga.
III. Kajian Kritis Standar Layanan RMPI BRIN: Pintu Gerbang Interaktivitas dan Sains Warga
Kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga hanya dapat diwujudkan melalui layanan RMPI yang didesain ulang agar bersifat interaktif dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Analisis terhadap empat standar layanan RMPI menunjukkan bahwa saat ini, layanan masih dominan bersifat transaksional (memenuhi permohonan) dan compliance-driven (memenuhi kepatuhan), bukan participatory (mendorong kolaborasi).
Implikasi Terhadap Layanan RMPI BRIN
3.1 Layanan Pengelolaan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti
Fokus pada “wajib serah dan wajib simpan data primer” dari SDM Iptek internal/eksternal.
Buka Jalur Deposit Data Warga: Buat portal “Deposit Data Warga” yang terpisah dari wajib serah formal, menggunakan formulir sederhana (bukan surat/email formal) untuk data observasi, monitoring lingkungan, atau pengetahuan lokal berbasis data (Citizen-Generated Data).
Pendampingan
Menyediakan pendampingan DMP dan deposit data primer, tujuannya efisiensi, keamanan, kualitas data formal.
Pendampingan Literasi Data Warga: Sediakan modul pelatihan digital singkat (video, infografis) tentang “Cara Mengumpulkan Data Berkualitas Warga (Citizen Quality Data)” dan “Lisensi Data CC BY 4.0/CC0” yang dapat diakses publik, bukan hanya pendampingan tatap muka formal.
Kepatuhan (Compliance)
RIN bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap klirens etik dan kebijakan penyandang dana.
Integrasi Umpan Balik Publik: Kembangkan fitur “Anotasi & Verifikasi Publik” pada dataset di RIN. Masyarakat dapat memberikan masukan atau melaporkan anomali data. Mekanisme ini mengubah kepatuhan menjadi kualitas yang didukung oleh komunitas.
3.2 Layanan Perpustakaan
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Pengguna
Melayani Internal BRIN dan Eksternal (Masyarakat/Perorangan, LSM, Institusi Pendidikan).
Pelatihan Data Literacy Publik: Alihkan fokus dari Information Retrieval (tradisional) ke Data Literacy publik, termasuk cara menggunakan data FAIR dari RIN dan bagaimana menginterpretasikan visualisasi data (terkait Layanan Visualisasi Data Tableau).
Sistem Prosedur
Menggunakan ELSA atau datang langsung; layanan bersifat konsultatif (layanan penelusuran, konsultasi riset).
Kelas Sains Warga Digital: Kembangkan Layanan Literasi Informasi menjadi ‘Bengkel Sains Warga Online’ melalui platform multimedia BRIN (M dalam RMPI) untuk memfasilitasi proyek Online Citizen Science (OCS) yang terbukti efektif.
Jangka Waktu
Waktu penyelesaian bervariasi (2 jam hingga 5 hari kerja) tergantung jenis layanan.
Respons Cepat Citizen Feedback: Meskipun layanan internal berjangka waktu, saluran pengaduan/saran publik (melalui email/SP4N LAPOR) harus diintegrasikan dengan sistem ticketing internal dengan KPI respons yang ketat, menciptakan Loop Umpan Balik Publik Real-Time bagi data di RIN.
3.3 Layanan Penerbitan Ilmiah (Buku dan Audiovisual)
Komponen Standar Layanan
Diagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)
Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan Inti
Menerbitkan buku dan audiovisual (film dokumenter, film DIK). Menerapkan skema Akses Terbuka.
Penerbitan Citizen Science Output: Sediakan kategori penerbitan baru: ‘Laporan Konservasi Warga’ atau ‘Data Paper Warga’. Layanan ini memublikasikan dan memberikan PID (DOI) pada hasil analisis atau data paper yang dihasilkan oleh kelompok Sains Warga (misalnya, komunitas konservasi).
Akuisisi Pengetahuan Lokal
Menerima naskah/manuskrip/audiovisual yang sudah jadi.
Akuisisi Data Mentah Warga: Alihkan fokus dari akuisisi produk akhir (buku/film) ke akuisisi data primer dan metode yang mendasari Pengetahuan Lokal. Ini mendorong komunitas untuk berbagi data, bukan hanya narasi, dan menyelaraskan dengan misi Sains Terbuka.
Model Akses Terbuka
Menggunakan lisensi CC BY-NC-SA 4.0.
Transisi Penuh ke CC BY 4.0: Lisensi CC BY 4.0 harus diadopsi sebagai standar untuk semua keluaran Sains Warga (data dan publikasi). Ini menghilangkan batasan Non-Commercial (NC) dan memungkinkan industri/UMKM menggunakan pengetahuan lokal BRIN untuk inovasi dan produk, memperkuat Transfer Teknologi dan dampak nyata BRIN.
3.4 Layanan Manajemen Pengetahuan SPBE
Layanan ini berfokus pada konsultasi antar-Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD) terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Implikasi bagi Sains Warga: Meskipun layanan ini tidak langsung melibatkan publik, peran RMPI sebagai Koordinator MP SPBE Nasional harus dimanfaatkan untuk mendorong IPPD membuka data pemerintahan (Open Government Data), yang akan menjadi data pendukung (sekunder) yang sangat bernilai bagi proyek Sains Warga (misalnya, data kualitas udara/air dari Pemda).
IV. Reformasi Metrik Riset: RMPI dan Prinsip DORA dalam Ekosistem Sains Warga
Kepemimpinan RMPI dalam Sains Warga harus didukung oleh sistem evaluasi riset yang adil. Jika peneliti hanya dihargai berdasarkan metrik tradisional (Journal Impact Factor), mereka akan mengabaikan praktik berbagi data dan kolaborasi publik yang menjadi inti dari Sains Warga.
RMPI harus memimpin reformasi metrik sejalan dengan Deklarasi DORA (Declaration on Research Assessment). DORA menekankan perlunya mengurangi penggunaan indikator bibliometrik yang tidak kritis dan mendorong penilaian yang adil terhadap peneliti dan institusi. BRIN harus secara resmi menjadi penandatangan DORA.
RMPI berperan sebagai arsitek metrik alternatif untuk Sains Warga:
Pengakuan Keluaran Citizen Science: Kontribusi data citizen-generated yang dikurasi di RIN, keluaran multimedia dari Akuisisi Pengetahuan Lokal, atau Data Paper Warga yang diterbitkan Penerbit BRIN, harus diakui sebagai kontribusi ilmiah yang bernilai tinggi.
Penghargaan Dampak Non-Tradisional: RMPI perlu mengembangkan sistem penilaian internal (Altmetrics) yang secara eksplisit menghargai:
Tingkat penggunaan data citizen-generated di RIN (sitasi data).
Keberhasilan riset berbasis data warga dalam memengaruhi kebijakan publik atau konservasi (dampak nyata di lapangan).
Dengan mengadopsi DORA dan metrik alternatif ini, BRIN melalui RMPI dapat menciptakan budaya riset yang menghargai integritas, transparansi, dan partisipasi publik, yang merupakan pilar Sains Warga.
V. Peta Jalan Strategis RMPI BRIN: Inovasi, Integrasi, dan Kepemimpinan Menuju Sains Warga
Peta jalan ini mengintegrasikan fungsi RMPI dengan tujuan akhir untuk menumbuhkan budaya Sains Warga di Indonesia.
5.1 Tahap I: Penguatan Kepatuhan dan Kapasitas Data Stewardship Warga
Pembangunan Kapasitas Staf: Staf RMPI dilatih sebagai Data Steward Warga, dengan fokus pada Riset Informatics dan kurasi data tidak terstruktur
Transisi Lisensi Publikasi: Implementasi penuh transisi lisensi Penerbit BRIN ke CC BY 4.0 untuk semua keluaran dan data baru, menghilangkan hambatan komersial bagi industri dan UMKM untuk memanfaatkan Pengetahuan Lokal.
Audit Kepatuhan RIN: Audit RIN berdasarkan kerangka global COAR untuk memastikan interoperabilitas penuh dan kemampuan teknis untuk menerima harvesting data oleh agregator global dan data warga.
5.2 Tahap II: Interoperabilitas Data dan Proyek Percontohan Sains Warga
Peluncuran Citizen Data Platform: RMPI meluncurkan portal interaktif baru yang terintegrasi dengan RIN, didedikasikan untuk deposit data, umpan balik, dan anomali data oleh publik (Sains Warga).
Mandat DMP dengan Modul Warga: Setiap DMP wajib untuk riset yang didanai BRIN harus menyertakan “Modul Partisipasi Publik” yang menjelaskan bagaimana warga dapat terlibat dalam pengumpulan/validasi data.
Proyek Percontohan OCS: Menggunakan Layanan Multimedia (M) untuk mengembangkan proyek Online Citizen Science (OCS) percontohan (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau sampah laut), bekerja sama dengan Pusat Riset BRIN dan universitas di daerah.
5.3 Tahap III: Kepemimpinan Regional dan Integrasi Penuh
Pengakuan DORA: BRIN secara resmi menjadi penandatangan DORA dan mengimplementasikan sistem penilaian yang memberikan bobot signifikan pada kontribusi data dan keluaran non-tradisional (termasuk hasil Citizen Science).
Integrasi Penuh Citizen Data: Data yang citizen-generated di RIN diperlakukan setara dengan data formal, dengan penerapan PID (DOI) dan metrik sitasi.
Jejaring Sains Warga ASEAN: RMPI memprakarsai pembentukan jejaring Sains Warga regional untuk memperkuat kolaborasi ilmiah berbasis data terbuka dan partisipasi publik di Asia Tenggara.
VI. Kesimpulan dan Pesan Inspiratif untuk Pegawai BRIN
Kepada seluruh pegawai BRIN di Direktorat RMPI, tugas Anda adalah mengawal revolusi inklusif ini. Anda bukan lagi sekadar petugas arsip atau penerbit; Anda adalah Data Steward, Arsitek Interaktivitas, dan Koordinator Sains Warga Nasional.
Resolusi Inspiratif:
Jadikan RIN Interaktif: Ubah RIN menjadi medan interaksi, di mana setiap data dapat dikomentari dan diverifikasi oleh publik, memperkuat integritas data riset nasional.
Hormati Data Warga: Perlakukan data yang dikumpulkan oleh komunitas lokal (Pengetahuan Lokal) sebagai aset ilmiah yang setara dengan keluaran formal, dengan kurasi dan lisensi (CC BY 4.0) yang ketat.
Hiduplah dalam Semangat DORA: Dorong kolega peneliti untuk menghargai transparansi, berbagi data, dan partisipasi publik (Sains Warga) sebagai indikator kualitas riset yang lebih substantif daripada metrik jurnal yang usang.
Anda memiliki mandat dari negara untuk memajukan ilmu pengetahuan. Sains Warga adalah mekanisme untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan BRIN adalah milik publik, terbuka bagi semua, dan mampu memberikan dampak nyata di setiap pelosok negeri.
Memang
sudah waktunya, di era Sains Terbuka (Open Science) ini, hal-hal yang
tidak perlu “ditutup”, ya, dibuka saja, seperti misalnya nama Penyunting
Penelaah / Mitra Bestari / Reviewer untuk tiap-tiap artikel yang di-review.
Hal ini sudah diterapkan pada Jurnal Frontiers in Psychology.
Berikut ini adalah contoh penampakannya:
Lebih
bagus lagi jika menerapkan Open Peer Review (Penelaahan
Terbuka).
Panduan
Layanan Psychological First Aids (PFA)/Pertolongan Psikologis
Pertama — Jarak Jauh
*Adaptasi
berbahasa Indonesia untuk konteks Indonesia oleh Himpunan Psikologi Indonesia
(HIMPSI) atas dokumen, sbb: Copyrighted material with permission of IFRC (2020): IFRC (International
Federation of Red Cross and Red Crescent Societies) Reference Centre for
Psychosocial resources. Remote Psychological First Aid during the COVID-19
outbreak. Interim guidance — March 2020. Retrieved from: https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/IFRC-PS-Centre-Remote-Psychological-First-Aid-during-a-COVID-19-outbreak-Interim-guidance.pdf .
Penerjemah/Translator (31 Mar. 2020): Dr. Seger Handoyo (Ketua Umum
Himpunan Psikologi Indonesia) dan Dr. Juneman Abraham (Ketua Kompartemen Riset
dan Publikasi, Himpunan Psikologi Indonesia).
Tim
Sains Terbuka Indonesia turut berpartisipasi dalam Jon Tenants Memorial
Day, pada 9 April 2021.
Sumber
presentasi Set Them Free: http://bit.do/SetThemFree
Saya
menyampaikan pandangan tentang warisan Jon Tennant, sebagai berikut:
Thank
you, Erwin.
Hi
friends! I am Juneman Abraham.
I am
the Head of Research & Publication Division of the Indonesian Psychological
Association,
I am
also an Associate Professor of Social Psychology at Bina Nusantara University
in Jakarta, Indonesia
Jon was
an advocate of open science who, paradoxically and interestingly, constantly
did self-criticism of the concept and movement of open science.
The
open science that he formed, developed, and socialized is a true open
science, which is beautifully protected from the “counterfeit open
science”-deriving from current practices of neoliberalism.
Let us
reflect on one of his last articles entitled Fixing the Crisis State of
Scientific Evaluation. One of his most important legacy is his political
insistence that we need to “police the police”, we need to “police the metric
vendors” by imposing our own regulation to them — based on
what we value most about science and society.
He also
strongly reminds us to approach the knowledge economy differently by
fostering a more compassionate, dialogical, catch-all, and
bullying-free research culture.
Materi
berikut ini saya terima dari Prof. Sundani Nurono pada Jumat, 2 April 2021,
dalam acara penyampaian filosofi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Eksposur
Prof. Sundani mengenai posisi seharusnya Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
dalam Perguruan Tinggi sangat saya apresiasi, hingga saya unggah di YouTube
berupa Video di bawah ini.
Prof.
Sundani dari Institut Teknologi Bandung merupakan Pembina PKM yang sangat saya
segani sejak saya mengikuti BIMTEK PKM tahun 2018 di Universitas Bina Darma, Palembang.
Paparan
Prof. Sundani tampaknya senada dengan paparan Prof. Enoch Markum dari
Universitas Indonesia, dalam Twitter berikut ini; hanya saja, perspektif kedua
Guru Besar ini memiliki kekhasan masing-masing. Yang menarik, Prof. Sundani
menggunakan dimensi spiritualitas dalam menjelaskan gejala
yang beliau prihatinkan — yang beliau sebut sebagai “Demam Sangkar
Tridarma Perguruan Tinggi”.
Di
samping itu, beliau menggunakan perspektif antar/inter (between) bidang
Tridarma untuk “menekan” riset masuk ke Pengabdian kepada Masyarakat (Beliau
mensugesti agar Darma Pengabdian kepada Masyarakat — Mercusuar-nya
Perguruan Tinggi — diperbesar menjadi minimal 30%).
Hal ini
dapat melengkapi masukan-masukan Tim Sains Terbuka Indonesia selama ini yang
terfokus pada intra (within)
darma Riset dan Publikasi.
Aksi-aksi between dan within bidang-bidang
Tridarma ini patut menjadi sebuah gerakan bersama, tidak lain untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia melalui lembaga pendidikan
tinggi. By the way, pendekatan berbasis antar/inter-Tridarma
sebenarnya juga sudah saya ungkapkan dalam acara Rock The Talk: Sejalan
dengan “hukum kekekalan energi”, jika satu darma menyusut, ia pasti
menggelembung di darma yang lain. Sebaliknya bisa terjadi, bila
seorang dosen sedang kurang performed dalam riset, boleh
jadi — biasanya — ia performed dalam
Pengembangan Masyarakat atau “ComDev” (community development), yang di
Universitas Bina Nusantara terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu (1)
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang tak berbayar, dan (2) Pelayanan
Profesional kepada Masyarakat (Professional service)
yang berbayar.
Materi
kedua dan ketiga berikut ini saya peroleh dari seorang rekan di WhatsApp
Group Neuronesia, pada 4 April 2021. Apakah Anda dapat
menemukan benang merah dari ketiga materi ini?
Bagaimana
jika resonansi semakin kuat, karena pada 30 Maret 2021, kami juga telah
menerbitkan sebuah tulisan, yang menekankan hal senada?
Mengenai
kepengaran karya ilmiah/karil, saya bicarakan pada 20 Januari 2021. Saya
menyampaikan tentang perbedaan (dan juga irisan) antara Authorship dan Contributorship. Bahwa
belum adanya kesepakatan akan hal ini akan menimbulkan “kekacauan” dalam dunia
akademik kita; sampai-sampai seorang kolaborator dapat bertukar
posisi dengan seorang plagiator.
Pada 23
Desember 2020, saya berbicara dalam sebuah forum bertajuk Darurat
Plagiat. Saya berbicara khusus mengenai apa dan bagaimana ANJANI (Anjungan
Integritas Akademik).
Berikut
adalah tautan materinya:
Ini
adalah flyer dari kegiatan ini:
Mengenai Integritas
Akademik, sebenarnya sudah saya bicarakan juga jauh hari sebelumnya,
sepanjang 2019, ketika mendapat penugasan dari Kementerian RistekDikti.
Berikut
ini adalah tautan materinya:
Di
samping itu, pada 3 Juli 2020, saya berbicara hal yang lebih luas lagi,
yakni Isu Etika dalam Penelitian, di mana saya menekankan
tentang pentingnya penyelesaian dilema etis secara rasional sebagai bagian dari
Pendidikan Etika.
Meeting Tim International Scientific CommitteeAssociation
of Behavioural Researchers on Asians/Africans (ABRA) atau
Persatuan Penyelidik-Penyelidik Perilaku Orang Asia/Africa, 16
Desember 2020.
The government’s rhetoric of Indonesian resurgence is one of economic and health recovery from the current disruptive pandemic. However, this rhetoric has not been matched in reality, as the recovery focus and fulfillment have been heavily slanted towards the economic sphere. There is a need for a policy which could sustainably alleviate both economic and […]
Mengapa selingkuh online jauh lebih mudah?Pertama, low risk & efisien. Komunikasi asinkron, tanpa batas jarak, dan minim logistik. Bisa nyelip di tengah aktivitas sama pasangan sah! [02:01]Kedua, adanya anonimitas & peluang mewujudkan ideal self. Cocok buat yang insecure di dunia nyata. Orang bisa bikin self-presentation yang on point pake filter dan nickname [04:06], melipatgandakan peluang seduktif yang […]
Dari mana selera musik berasal?Juneman Abraham, psikolog sosial dan mantan pengajar psikologi seni di Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara, menjelaskannya dalam esai berjudul “Selera Musik: Antara Misteri Pikiran dan Bahasa Hati”.
Penilai Penelitian — BRINPenilai / Reviewer Penelitian — Badan Riset dan Inovasi Nasional mengikuti pelatihan dengan mata kegiatan, sebagai berikut:Pengantar Review Penelitian: Kebijakan dan Skema Pendanaan Riset dan Inovasi di BRINEtika Reviewer dan Konflik Kepentingan dalam Penilaian Proposal PenelitianPenilaian Proposal Penelitian: Kriteria dan Metodologi Penilaian Proposal Penelitian, Evaluasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proposal PenelitianTeknik Memberikan Umpan BalikPraktik Penggunaan Aplikasi RisnovStudi […]
Sejarah Psikologi IndonesiaBelakangan ini, saya bereksperimen sederhana untuk menghasilkan sebuah narasi tentang sejarah Psikologi di Indonesia. Saya meminta Gemini AI untuk membuat narasi tersebut dengan melandaskan diri pada sumber-sumber terbuka di internet.Hasilnya adalah sebagai berikut: Psikologi di Indonesia Dalam Lintasan Sejarah [Sebuah Eksperimen dengan Generative AI]. Setidaknya ada tiga bagian tulisan mulai dari Perkembangan Psikologi […]
Sebagai dosen tidak tetap (adjunct lecturer) di School of Government and Public Policy — Indonesia (Sekolah Tinggi Kepemerintahan dan Kebijakan Publik), pada 4 Februari 2025, saya menguji (sekaligus membimbing) sebuah penelitian bertajuk Human-Centric Policy Evaluation of Jakarta Smart City Initiatives: Enhancing Citizen Engagement to Create Sustainable Public Service yang dilakukan oleh Muhammad Fibiyan Aflah.Semoga berkontribusi pada kebijakan kota […]
Sesuai dengan ketentuan Pemerintah bahwa Penilai Kinerja Dosen wajib memiliki Sertifikat/Sertifikasi (lulus ujian), pada 2024 yang lalu, saya telah menerima Sertifikat yang memuat NIRA (Nomor Induk Registrasi Asesor).Proses sertifikasinya sendiri berlangsung pada 2023; sertifikat terbit pada 3 September 2024.
Halo… Sudah lama saya tidak memutakhirkan isi blog di Medium ini.Perkenankan saya untuk menyampaikan sejumlah update kegiatan, di samping yang saya sampaikan di http://juneman.blog.binusian.org dan http://juneman.mePada 30 April 2024, saya menerima kunjungan Prof. Xu Baofeng dari Beijing Language Culture University, yang juga merupakan Ketua World Council of Sinologists (Chinese Studies).Pada 3 April 2024 (pagi), saya dan […]
Pada 28 Agustus 2023, saya melaksanakan aktivitas sebagai Asesor Kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi Psikologi Indonesia/Badan Nasional Seertifikasi Profesi (LSP/BNSP).Kali ini saya meng-assess kompetensi asesi untuk skema Perancang dan Fasilitator Pengembangan Komunitas (PFPK).Asesmen diselenggarakan di Kantor Pusat LSP Psikologi Indonesia di Puri Bintaro, Tangerang Selatan.
Membahas diantaranya ethical clearance dan etika penggunaan kecerdasan buatan (OpenAI, seperti ChatGPT) dalam penulisan artikel ilmiah internasional. Diselenggarakan pada 21–22 Juli 2023 di Bogor oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Diktiristek, Kemdikbudristek, bekerjas ama dengan Universitas Pakuan.
“Pentingnya Standar Pendidikan dan Layanan Psikologi yang sesuai dengan Undang-Undang No 23 Tahun 2022 tentang Pendidikan dan Layanan Psikologi sebagaimana juga diamanatkan oleh Hasil Kongres XIV HIMPSI Tahun 2022 tentang Isu-isu Strategis HIMPSI periode 2022–2026, maka dipandang penting membentuk Tim Ad Hoc yang bertugas untuk menyusun dan pengembangan standar tersebut.”
Perilaku ekstrem pada remaja, seperti kasus siswa SMA 72 yang membawa bom rakitan, berakar kuat pada masalah psikologis dan sosial. Dalam diskusi bersama Prof. Juneman Abraham, Guru Besar Tetap Psikologi Sosial BINUS University, terungkap beberapa aspek kunci yang terjadi di pikiran remaja pelaku. Berikut adalah poin-poin psikologis yang wajib dipahami orang tua, guru, dan lingkungan: […]
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Saya, Juneman Abraham, Guru Besar Psikologi Sosial, dan Wakil Rektor bidang Riset dan Transfer Teknologi. Pada kesempatan yang penting ini, saya akan mengulas sebuah karya akademik yang sangat substansial dan relevan dengan dinamika sosial-politik kita saat ini, yaitu buku “Kriminalisasi Penyebaran Berita Bohong: Batas Intervensi Hukum Pidana […]
Bagaimana hubungan antara Kecerdasan Artifisial dan Riset Universitas Berkelas Dunia? The post AI and World Class University’s Research appeared first on Juneman Abraham ~ psikolog sosial.
Buku Putih Peta Jalan AI Indonesia secara keseluruhan belum berhasil membuat distingsi antara Etika AI dan Hukum AI. Saya mencoba menjelaskan dalam artikel berikut ini, AI Indonesia: Diatur oleh Etika atau Undang-undang, mengapa distingsi menjadi urgen dibutuhkan https://m.antaranews.com/berita/5030041/ai-indonesia-diatur-oleh-etika-atau-undang-undang?page=all , meskipun ada konsep regulatory sandbox. Tanpa distingsi, saya khawatir bukan hanya Regulasi AI Indonesia akan jalan di […]
Fenomena pengibaran bendera “One Piece” menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia menunjukkan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah. Bendera bajak laut ini menjadi simbol perlawanan kreatif dan representasi aspirasi rakyat yang merasa tidak didengar. Fenomena ini mengingatkan pada ucapan Bung Karno bahwa perjuangan di masa depan akan melawan bangsa sendiri. Pengibaran bendera ini menjadi cara unik untuk menyuarakan […]
Coba bayangkan situasi ini : Anda ingin menilai kemampuan seorang koki. Mana yang lebih masuk akal : Langsung mencicipi hasil masakannya untuk merasakan sendiri kualitasnya, ataukah hanya melihat-lihat seberapa mewah dan terkenal restoran tempatnya bekerja? Tentu saja pilihan pertama yang lebih logis, bukan? Tapi anehnya, dunia akademik kita, yang disinyalir sebagian pihak sebagai “menara gading” […]
Dalam podcast di BINUS TV kali ini, saya membahas sisi-sisi psikologis dari pinjaman online khususnya Pinjol Ilegal. Apa saja yang perlu diantisipasi? Apa ciri-ciri orang yang lebih rentan? Apa peran komunitas? Ringkas saya bahas di podcast ini – The post Psikologi PINJOL : Sisi gelap, kalah mental; bagaimana kita keluar? appeared first on Juneman Abraham […]
Tak dapat dipungkiri, penggunaan AI untuk menulis dalam dunia apapun (dunia ilmiah, dunia copywriting marketing/bisnis, dunia jurnalis) semakin memarak. Apa potensinya? Apa yang harus kita jaga bersama? Saya membicarakannya di Lembaga Layanan DIKTI Wilayah III, khususnya penulisan ilmiah. Salah satunya, saya menekankan arti penting mengakui (acknowledging) secara transparan penggunaan AI – Sesuatu yang masih sangat […]
Bagaimana fenomena “Fantasi Sedarah” dilihat dari sudut pandang multidisiplin informatika dan psikologi? Apa hubungannya dengan self-censorship, chilling effect, culturally-sensitive Artificial Intelligence, responsible AI, serta etika dan hukum digital, juga Pendiri Facebook yang sempat meminta maaf? Simak bincang santai saya di sini! Salam PsikoInformatika! The post Fantasi Sedarah: Lensa PsikoInformatika appeared first on Juneman Abraham ~ […]
Sebagian dari kegiatan saya dapat disimak melalui situs web BINUS Research. Beberapa dari kegiatan tersebut adalah: Hadir sebagai Profesor Tamu dalam pengukuhan Prof. Dr. Bagus Takwin (Universitas Indonesia) – 8 Mei 2024. Testimoni saya untuk Prof. Dr. Bagus Takwin: Memperkuat Ekosistem Hilirisasi Riset Memperkuat Integritas Akademik dan Antikorupsi Membangun dan Menjaga Portofolio Riset Dosen BINUS […]