juneman

Dr. Juneman Abraham Psikolog sosial dan Profesor/Guru Besar, Psikologi, BINUS University. Pada 2015-2016, ia memperoleh hibah penelitian dari Pemerintah Indonesia (c.q. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI) untuk topik Otentisitas yang Tidak Otentik: Pengaruh Counterfeit Self Terhadap Perilaku Koruptif (Studi Proses Psikologis Perilaku Koruptif. Pada 2017, Harian Bernas pernah meliputnya sebagai seorang tokoh dalam rubrik Bernas Inspirator, serta mewawancarainya mengenai proses kejiwaan yang menghasilkan tingkah laku korupsi. Pada 2018, ia menghasilkan Gim Pengambilan Keputusan dalam konteks Corruption Game, yang terdaftar pada 2020 dalam Pencatatan Ciptaan oleh Ditjen Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. Pada 2019, ia diundang sebagai mitra bestari Jurnal Antikorupsi INTEGRITAS oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pada 2020, ia berbicara dalam sebuah forum ilmiah internasional sebagai pembicara kunci dengan tajuk Psikologi Korupsi: Sejauh Mana Kita Telah Bergerak dalam Riset. Di samping itu, ia juga melakukan sejumlah perbincangan edukatif dengan masyarakat mengenai psikologi korupsi. Tulisan-tulisannya tentang topik ini turut direpublikasi oleh situs web Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA). Pada 2021, ia menulis di Koran Tempo mengenai kontroversi Tes Wawasan Kebangsaan di KPK dari sudut pandang psikologi, dan memberikan Psikoedukasi Antikorupsi di Kementerian Keuangan RI. Pada 2022, ia memeringati HAKORDIA (Hari Antikorupsi Sedunia) dengan menulis 'Fake behavior strikes a chord with the corrupt'. Pada 2023, ia menerbitkan buku Melawan Korupsi Ilmu: Trajektori Sains Terbuka dan Psikoinformatika (ISBN 9786230273223). Meskipun keahlian spesialisnya adalah psikologi korupsi dan integritas, ia juga merupakan seorang generalis. Ia menaruh minat serta aktif melakukan ragam penelitian berkaitan dengan psikoinformatika, psikologi kebijakan publik, dan tema-tema psikologi sosial pada umumnya. Sebagai seorang advokat Sains Terbuka di Indonesia, ia menjadi pembicara tamu untuk Global Minds 2019 di KU Leuven dengan topik Penerbitan Akses Terbuka di Indonesia serta memberikan pandangan sesuai bidang keahliannya tentang apakah kebijakan riset dan publikasi di Indonesia berpihak pada keterbukaan pengetahuan. Ia menulis bersama teman-temannya untuk menyerukan Demokratisasikan Pengetahuan, Bebaskan Pengetahuan (sebuah kolaborasi penerjemahan), Bebaskanlah Mereka, serta Waspadai Sains Terbuka Palsu. Aktivitas akademiknya sebagai penelaah berbagai artikel ilmiah pada tingkat nasional dan internasional memperoleh rekognisi dari Publons (bagian dari Web of Science) sebagai penerima dua buah Awards, yakni Top Reviewers in Multidisciplinary (2017) dan Top Reviewers in Cross-Field (2018). * Puisi favorit: “Hujan Bulan Juni” (Sapardi Djoko Damono); Pandangan politik: Lihat syair lagu “Imagine” (John Lennon).

Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN

Layanan RMPI dalam Mendukung Gerakan Sains Terbuka di Indonesia: Citizen Science sebagai Paradigma Baru Kepemimpinan BRIN

Disampaikan oleh: Juneman Abraham, dalam Forum Konsultasi Publik (FKP) Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tanggal 16 Desember 2025 melalui Zoom meeting.

I. Sains Terbuka dan Sains Warga (Citizen Science) di Indonesia: Landasan Filosofis BRIN

1.1 Sains Warga: Realisasi Visi Inklusif Pengetahuan Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemban tugas fundamental untuk mengintegrasikan riset dan memaksimalkan dampaknya bagi masyarakat. Jika Sains Terbuka (Open Science) adalah filosofi yang menjamin akses, validasi, dan penggunaan kembali hasil riset negara, maka Sains Warga (Citizen Science) adalah perwujudan operasional paling inklusif dari filosofi tersebut. Sains Warga menempatkan masyarakat sipil, pelajar, dan komunitas lokal sebagai mitra aktif dalam seluruh siklus riset, mulai dari pengumpulan data observasi hingga analisis awal.

Bagi BRIN, kepemimpinan dalam Sains Terbuka harus diterjemahkan menjadi ekosistem yang interaktif dan kolaboratif, di mana Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) berperan sebagai Infrastruktur Sains Warga Nasional. Layanan RMPI—Repositori Ilmiah Nasional (RIN), Penerbit BRIN, Akuisisi Pengetahuan Lokal, dan Layanan Kepustakaan —harus bertransformasi dari sekadar penyedia layanan (service provider) menjadi katalisator partisipasi publik (participation accelerator). Ini sejalan dengan tuntutan global akan transparansi dan akuntabilitas riset, di mana volume data penelitian menuntut kemampuan baru dalam Riset Informatics sebagai jembatan metodologis antara ilmu informasi dan ilmu data untuk membangun ekosistem Open Science.

1.2 Pergeseran Paradigma: Dari Pustakawan menjadi Data Steward Warga

Lanskap literatur ilmiah saat ini telah berevolusi, meliputi tidak hanya publikasi formal, tetapi juga data primer dari penelitian. Pergeseran ini menuntut staf RMPI bertransformasi dari peran tradisional pengarsip publikasi menjadi Data Steward (pengelola data) yang menjamin data riset BRIN dapat digunakan kembali (reusable) secara optimal.

Dalam kerangka Sains Warga, RMPI harus mengelola keluaran riset non-tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat—seperti data observasi lingkungan atau kontribusi Pengetahuan Lokal—yang sering berbentuk multimedia (M dalam RMPI). Staf RMPI tidak hanya perlu menguasai prinsip-prinsip Riset Informatics, tetapi juga perlu mengembangkan keahlian dalam kurasi data citizen-generated yang mungkin tidak terstruktur. Kurasi ini memastikan data yang dikumpulkan publik memiliki kualitas, lisensi, dan metadata yang memenuhi prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable), sehingga dapat terintegrasi ke dalam Repositori Ilmiah Nasional (RIN).

II. Diagnosis Kritis dan Peta Jalan Inovatif (Refleksi Studi Juneman Abraham)

Juneman Abraham, pakar di bidang Scientometrics dan bersertifikasi Data Stewardship for Open Science dari ISTIC-UNESCO, telah menghasilkan studi yang sangat relevan untuk konteks kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga.

2.1 Menganalisis Paradoks Akses Terbuka Indonesia

Studi kunci oleh Juneman Abraham dan rekan (2018), “Era baru publikasi di Indonesia: status jurnal open access di Directory of Open Access Journal (DOAJ),” menunjukkan sebuah paradoks penting: Indonesia memiliki jumlah jurnal Open Access (OA) yang cukup banyak yang memenuhi kriteria DOAJ. Keberhasilan ini menunjukkan adopsi platform Akses Terbuka secara luas.

Implikasi bagi Sains Warga: Paradoks ini memperjelas bahwa Akses Terbuka (yaitu visibilitas) tidak sama dengan integritas dan kualitas riset. Sains Warga menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi pada tahap pengumpulan data dan metodologi. Ketika masyarakat terlibat dalam observasi dan pengumpulan data (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau perubahan lingkungan), ribuan mata ikut memverifikasi kualitas data yang akan disimpan di RIN. Ini secara substansial meningkatkan potensi reproducibility temuan ilmiah—sebuah perbaikan fundamental terhadap isu integritas riset yang disoroti oleh studi Abraham mengenai retraksi dan kolaborasi. RMPI harus memposisikan RIN sebagai platform yang terbuka terhadap crowdsourcing data untuk memperkuat validitas riset.

2.2 Keahlian Data Stewardship sebagai Model RMPI

Untuk memimpin gerakan Sains Warga, RMPI perlu secara institusional menjadi Data Steward utama.

  1. Pelatihan In-house: RMPI harus memprioritaskan pelatihan staf dalam Riset Informatics dan Data Stewardship, memungkinkan mereka untuk mengkurasi dan mengelola set data yang citizen-generated dengan standar metadata yang ketat.
  2. Transparansi Metodologis: Mengingat temuan Abraham mengenai faktor-faktor yang memengaruhi integritas riset, RMPI harus memastikan bahwa RIN bukan hanya menyimpan data, tetapi juga detail metodologis riset (misalnya, Data Management Plans/DMPs wajib), yang sangat penting untuk memfasilitasi validasi oleh komunitas Sains Warga.

III. Kajian Kritis Standar Layanan RMPI BRIN: Pintu Gerbang Interaktivitas dan Sains Warga

Kepemimpinan BRIN dalam Sains Warga hanya dapat diwujudkan melalui layanan RMPI yang didesain ulang agar bersifat interaktif dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Analisis terhadap empat standar layanan RMPI menunjukkan bahwa saat ini, layanan masih dominan bersifat transaksional (memenuhi permohonan) dan compliance-driven (memenuhi kepatuhan), bukan participatory (mendorong kolaborasi).

Implikasi Terhadap Layanan RMPI BRIN

3.1 Layanan Pengelolaan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)

Komponen Standar LayananDiagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan IntiFokus pada “wajib serah dan wajib simpan data primer” dari SDM Iptek internal/eksternal.Buka Jalur Deposit Data Warga: Buat portal “Deposit Data Warga” yang terpisah dari wajib serah formal, menggunakan formulir sederhana (bukan surat/email formal) untuk data observasi, monitoring lingkungan, atau pengetahuan lokal berbasis data (Citizen-Generated Data).
PendampinganMenyediakan pendampingan DMP dan deposit data primer, tujuannya efisiensi, keamanan, kualitas data formal.Pendampingan Literasi Data Warga: Sediakan modul pelatihan digital singkat (video, infografis) tentang “Cara Mengumpulkan Data Berkualitas Warga (Citizen Quality Data)” dan “Lisensi Data CC BY 4.0/CC0” yang dapat diakses publik, bukan hanya pendampingan tatap muka formal.
Kepatuhan (Compliance)RIN bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap klirens etik dan kebijakan penyandang dana.Integrasi Umpan Balik Publik: Kembangkan fitur “Anotasi & Verifikasi Publik” pada dataset di RIN. Masyarakat dapat memberikan masukan atau melaporkan anomali data. Mekanisme ini mengubah kepatuhan menjadi kualitas yang didukung oleh komunitas.

3.2 Layanan Perpustakaan

Komponen Standar LayananDiagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
PenggunaMelayani Internal BRIN dan Eksternal (Masyarakat/Perorangan, LSM, Institusi Pendidikan).Pelatihan Data Literacy Publik: Alihkan fokus dari Information Retrieval (tradisional) ke Data Literacy publik, termasuk cara menggunakan data FAIR dari RIN dan bagaimana menginterpretasikan visualisasi data (terkait Layanan Visualisasi Data Tableau).
Sistem ProsedurMenggunakan ELSA atau datang langsung; layanan bersifat konsultatif (layanan penelusuran, konsultasi riset).Kelas Sains Warga Digital: Kembangkan Layanan Literasi Informasi menjadi ‘Bengkel Sains Warga Online’ melalui platform multimedia BRIN (M dalam RMPI) untuk memfasilitasi proyek Online Citizen Science (OCS) yang terbukti efektif.
Jangka WaktuWaktu penyelesaian bervariasi (2 jam hingga 5 hari kerja) tergantung jenis layanan.Respons Cepat Citizen Feedback: Meskipun layanan internal berjangka waktu, saluran pengaduan/saran publik (melalui email/SP4N LAPOR) harus diintegrasikan dengan sistem ticketing internal dengan KPI respons yang ketat, menciptakan Loop Umpan Balik Publik Real-Time bagi data di RIN.

3.3 Layanan Penerbitan Ilmiah (Buku dan Audiovisual)

Komponen Standar LayananDiagnosis Kritis (Transaksional/Kepatuhan)Saran Operasional (Sains Warga/Interaktif)
Layanan IntiMenerbitkan buku dan audiovisual (film dokumenter, film DIK). Menerapkan skema Akses Terbuka.Penerbitan Citizen Science Output: Sediakan kategori penerbitan baru: ‘Laporan Konservasi Warga’ atau ‘Data Paper Warga’. Layanan ini memublikasikan dan memberikan PID (DOI) pada hasil analisis atau data paper yang dihasilkan oleh kelompok Sains Warga (misalnya, komunitas konservasi).
Akuisisi Pengetahuan LokalMenerima naskah/manuskrip/audiovisual yang sudah jadi.Akuisisi Data Mentah Warga: Alihkan fokus dari akuisisi produk akhir (buku/film) ke akuisisi data primer dan metode yang mendasari Pengetahuan Lokal. Ini mendorong komunitas untuk berbagi data, bukan hanya narasi, dan menyelaraskan dengan misi Sains Terbuka.
Model Akses TerbukaMenggunakan lisensi CC BY-NC-SA 4.0.Transisi Penuh ke CC BY 4.0: Lisensi CC BY 4.0 harus diadopsi sebagai standar untuk semua keluaran Sains Warga (data dan publikasi). Ini menghilangkan batasan Non-Commercial (NC) dan memungkinkan industri/UMKM menggunakan pengetahuan lokal BRIN untuk inovasi dan produk, memperkuat Transfer Teknologi dan dampak nyata BRIN.

3.4 Layanan Manajemen Pengetahuan SPBE

Layanan ini berfokus pada konsultasi antar-Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah (IPPD) terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Implikasi bagi Sains Warga: Meskipun layanan ini tidak langsung melibatkan publik, peran RMPI sebagai Koordinator MP SPBE Nasional harus dimanfaatkan untuk mendorong IPPD membuka data pemerintahan (Open Government Data), yang akan menjadi data pendukung (sekunder) yang sangat bernilai bagi proyek Sains Warga (misalnya, data kualitas udara/air dari Pemda).

IV. Reformasi Metrik Riset: RMPI dan Prinsip DORA dalam Ekosistem Sains Warga

Kepemimpinan RMPI dalam Sains Warga harus didukung oleh sistem evaluasi riset yang adil. Jika peneliti hanya dihargai berdasarkan metrik tradisional (Journal Impact Factor), mereka akan mengabaikan praktik berbagi data dan kolaborasi publik yang menjadi inti dari Sains Warga.

RMPI harus memimpin reformasi metrik sejalan dengan Deklarasi DORA (Declaration on Research Assessment). DORA menekankan perlunya mengurangi penggunaan indikator bibliometrik yang tidak kritis dan mendorong penilaian yang adil terhadap peneliti dan institusi. BRIN harus secara resmi menjadi penandatangan DORA.

RMPI berperan sebagai arsitek metrik alternatif untuk Sains Warga:

  1. Pengakuan Keluaran Citizen Science: Kontribusi data citizen-generated yang dikurasi di RIN, keluaran multimedia dari Akuisisi Pengetahuan Lokal, atau Data Paper Warga yang diterbitkan Penerbit BRIN, harus diakui sebagai kontribusi ilmiah yang bernilai tinggi.
  2. Penghargaan Dampak Non-Tradisional: RMPI perlu mengembangkan sistem penilaian internal (Altmetrics) yang secara eksplisit menghargai:
  • Tingkat penggunaan data citizen-generated di RIN (sitasi data).
  • Keberhasilan riset berbasis data warga dalam memengaruhi kebijakan publik atau konservasi (dampak nyata di lapangan).

Dengan mengadopsi DORA dan metrik alternatif ini, BRIN melalui RMPI dapat menciptakan budaya riset yang menghargai integritas, transparansi, dan partisipasi publik, yang merupakan pilar Sains Warga.

V. Peta Jalan Strategis RMPI BRIN: Inovasi, Integrasi, dan Kepemimpinan Menuju Sains Warga

Peta jalan ini mengintegrasikan fungsi RMPI dengan tujuan akhir untuk menumbuhkan budaya Sains Warga di Indonesia.

5.1 Tahap I: Penguatan Kepatuhan dan Kapasitas Data Stewardship Warga

  • Pembangunan Kapasitas Staf: Staf RMPI dilatih sebagai Data Steward Warga, dengan fokus pada Riset Informatics dan kurasi data tidak terstruktur
  • Transisi Lisensi Publikasi: Implementasi penuh transisi lisensi Penerbit BRIN ke CC BY 4.0 untuk semua keluaran dan data baru, menghilangkan hambatan komersial bagi industri dan UMKM untuk memanfaatkan Pengetahuan Lokal.
  • Audit Kepatuhan RIN: Audit RIN berdasarkan kerangka global COAR untuk memastikan interoperabilitas penuh dan kemampuan teknis untuk menerima harvesting data oleh agregator global dan data warga.

5.2 Tahap II: Interoperabilitas Data dan Proyek Percontohan Sains Warga

  • Peluncuran Citizen Data Platform: RMPI meluncurkan portal interaktif baru yang terintegrasi dengan RIN, didedikasikan untuk deposit data, umpan balik, dan anomali data oleh publik (Sains Warga).
  • Mandat DMP dengan Modul Warga: Setiap DMP wajib untuk riset yang didanai BRIN harus menyertakan “Modul Partisipasi Publik” yang menjelaskan bagaimana warga dapat terlibat dalam pengumpulan/validasi data.
  • Proyek Percontohan OCS: Menggunakan Layanan Multimedia (M) untuk mengembangkan proyek Online Citizen Science (OCS) percontohan (misalnya, pemantauan keanekaragaman hayati atau sampah laut), bekerja sama dengan Pusat Riset BRIN dan universitas di daerah.

5.3 Tahap III: Kepemimpinan Regional dan Integrasi Penuh

  • Pengakuan DORA: BRIN secara resmi menjadi penandatangan DORA dan mengimplementasikan sistem penilaian yang memberikan bobot signifikan pada kontribusi data dan keluaran non-tradisional (termasuk hasil Citizen Science).
  • Integrasi Penuh Citizen Data: Data yang citizen-generated di RIN diperlakukan setara dengan data formal, dengan penerapan PID (DOI) dan metrik sitasi.
  • Jejaring Sains Warga ASEAN: RMPI memprakarsai pembentukan jejaring Sains Warga regional untuk memperkuat kolaborasi ilmiah berbasis data terbuka dan partisipasi publik di Asia Tenggara.

VI. Kesimpulan dan Pesan Inspiratif untuk Pegawai BRIN

Kepada seluruh pegawai BRIN di Direktorat RMPI, tugas Anda adalah mengawal revolusi inklusif ini. Anda bukan lagi sekadar petugas arsip atau penerbit; Anda adalah Data Steward, Arsitek Interaktivitas, dan Koordinator Sains Warga Nasional.

Resolusi Inspiratif:

  1. Jadikan RIN Interaktif: Ubah RIN menjadi medan interaksi, di mana setiap data dapat dikomentari dan diverifikasi oleh publik, memperkuat integritas data riset nasional.
  2. Hormati Data Warga: Perlakukan data yang dikumpulkan oleh komunitas lokal (Pengetahuan Lokal) sebagai aset ilmiah yang setara dengan keluaran formal, dengan kurasi dan lisensi (CC BY 4.0) yang ketat.
  3. Hiduplah dalam Semangat DORA: Dorong kolega peneliti untuk menghargai transparansi, berbagi data, dan partisipasi publik (Sains Warga) sebagai indikator kualitas riset yang lebih substantif daripada metrik jurnal yang usang.

Anda memiliki mandat dari negara untuk memajukan ilmu pengetahuan. Sains Warga adalah mekanisme untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan BRIN adalah milik publik, terbuka bagi semua, dan mampu memberikan dampak nyata di setiap pelosok negeri.

Acknowlegment: made supported by assistance of Gemini AI with materials of Juneman Abraham’s studies.

Podcast Kontribusi Riset BINUS University

BINUS University konsitsen memberikan kontribusi untuk nusantara, salah satunya melalui penelitian dan transfer teknologi. Untuk membahas topik ini, tim redaksi dari Jurnal BINUSIAN, Felis sudah bersama dengan Vice Rector Research and Technology, Profesor Juneman Abraham.

PkM Bermetodologi : Canangan Baru PkM BINUS

Mulai 2024, Vice Rectorate – Research and Technology Transfer, BINUS University, mencanangkan Pengabdian kepada Masyarakat yang bermetodologi (Methodological Community Development).

Hal ini ditandai dengan kegiatan Webinar Penulisan Artikel Ilmiah PkM Bermetodologi “Strategi Integrasi Hasil Penelitian dalam Implementasi Kegiatan PkM yang Dituangkan dalam Penulisan Jurnal PkM“, oleh unit Community Empowerment (CE) dengan koordinator Ibu Retno Dewanti, dengan pembicara Prof Widodo Budiharto dan saya sendiri, pada 2 Februari 2024.

Adapun materi saya sudah dapat diakses bebas melalui https://doi.org/10.6084/m9.figshare.25237138

Saya memaparkan sejumlah metode untuk “meneliti sambil mengabdi“, “mengabdi sambil meneliti“, sehingga hasil-hasil kegiatan ini dapat dipublikasikan di jurnal ilmiah, baik jurnal pengabdian kepada masyarakat (seperti SEEIJ) maupun jurnal ilmiah penelitian.

Cerita tentang kegiatan ini juga dapat diakses melalui Instagram https://www.instagram.com/p/C3SHmcsvPxl/?img_index=1

Penjajagan Kerja Sama Riset dengan Monash University, Australia

Pada 5 Desember 2023, Prof. Dr. Juneman Abraham, selaku Wakil Rektor Universitas Bina Nusantara bidang Penelitian dan Transfer Teknologi, berjumpa dengan sejumlah personel Monash University, Melbourne, Australia, melalui kanal Zoom.

Dua personel yang dijumpai Prof. Abraham adalah Andrew Jaspan dan Eve Anderson, sebagai bagian dari 360info, sebuah media global yang di-host oleh Monash. Sehari-harinya, mereka berhubungan erat dan melapor langsung kepada Provost and Senior Vice-President dari Monash.

Perjumpaan yang dimoderatori oleh seorang jurnalis senior Indonesia, Ria Ernunsari, ini dilangsungkan dalam rangka menjajagi kerjasama riset di bidang komunikasi sains.

Komunikasi sains merupakan salah satu dari lima buah haluan baru dari Vice Rector – Research & Technology Transfer BINUS University dalam Periode Kepemimpinan 2023-2028, dengan mana Prof. Juneman memiliki passion yang besar agar karya-karya ilmiah dosen BINUS University, baik yang terindeks Scopus maupun tidak, dapat dinikmati oleh masyarakat umum atau orang awam dalam bentuk bahasa verbal maupun visual yang populer dan mudah dipahami.

Dengan demikian, riset-riset para dosen, peneliti, dan inventor BINUS dapat semakin berdampak nyata di tengah-tengah masyarakat, sesuai dengan visi BINUS yakni “Fostering and Empowering Nusantara“.

Bercerita tentang BINUS di Univ. Islam Internasional Indonesia

Pada 4 Desember 2023, Juneman Abraham berbagi cerita tentang BINUS University dalam sebuah kuliah tamu di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), dengan tajuk University Governance and Management: Best Practice from Universitas Bina Nusantara dalam mata kuliah Educational Leadership and Management.

Kuliah tamu ini diperuntukkan bagi mahasiswa Doktor bidang Pendidikan di Fakultas Pendidikan di universitas tersebut. Mahasiswa berasal dari tiga negara, yakni Indonesia, Afghanistan, dan Meksiko. Undangan kepada Dr. Abraham disampaikan oleh Ibu Tati Lathipatud Durriyah, Ph.D., Acting Dean, Faculty of Education.

Dalam kesempatan ini, Dr. Abraham berbicara tentang, antara lain, sejarah dan pencapaian BINUS University, logika dan motivasi di balik semboyan “Fostering and Empowering Nusantara“, motto “People – Innovation – Excellence“, Visi BINUS 2035, Visi Indonesia 2045 dan Bonus Demografi, Innovation and Impossibility yang dianut BINUS, sistem SODA (Centralized Operations, Decentralized Academics), makna “World Class” (berkelas dunia) bagi BINUS, Membangun budaya teknologi (“IT Culture“), Keunikan dari Kepemimpinan di lembaga pendidikan tinggi, Konsekuensi yang ditanggung BINUS sebagai teladan (role model), Visi tentang Teknologi dan Entrepreneurhsip, BINUSIAN values, sampai dengan pentingnya universitas yang besar berperilaku seperti perusahaan yang kecil, dan arti penting menjadi BINUSIAN yang berbahagia.

Semoga dengan ini, terjalin kerja sama yang semakin erat antara BINUS University dan Indonesian International Islamic University!

Mendiskusikan Kreativitas dengan Para Ksatria Petir

Di Institut Teknologi PLN, saya berbicara dengan para ksatria petir mengenai Program Kreativitas Mahasiswa, pada 25 Oktober 2023.

Lulusan Institut Teknologi PLN dituntut memiliki academic knowledge, skill of thinking, management skill, dan communication skill. Kekurangan atas salah satu dari keempat keterampilan/kemahiran tersebut dapat menyebabkan berkurangnya mutu lulusan. Sinergisme akan tercermin melalui kemampuan lulusan dalam kecepatan menemukan solusi atas persoalan yang dihadapinya. Dengan demikian, pemikiran dan perilaku yang ditunjukkan mahasiswa akan bersifat kreatif (unik dan bermanfaat) dan konstruktif (dapat diwujudkan). Kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif mahasiswa dapat disalurkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).


Dalam rangka menyambut Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Ditjen Belmawa, ITPLN perlu mempersiapkan serta membekali mahasiswa dalam menemukan ide kreatif dan inovatif yang dapat disusun dalam bentuk usulan Program Kreativitas Mahasiswa yaitu dengan menyelenggarakan Festival Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2023 yang sebelumnya program ini dinamakan Creativity Competition. Dengan adanya program Creativity Competition yang diselenggarakan pada tahun 2022, mampu mendorong minat mahasiswa untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2023 sehingga perolehan pendanaan pada tahun 2023 mengalami kenaikan yaitu 3 (tiga) proposal, dimana pada tahun 2022 ITPLN memperoleh 1 (satu) pendanaan. Oleh karena itu, pada tahun 2023 ini ITPLN menyelenggarakan Festival Program Kreativitas Mahasiswa dengan tujuan membantu serta memfasilitasi mahasiswa dalam mempersipakan diri untuk menyambut Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2024.

Pokok bahasan:

  1. PKM – Riset Eksakta
  2. PKM – Kewirausahaan
  3. PKM – Pengabdian Kepada Masyarakat
  4. PKM – Penerapan IPTEK
  5. PKM – Karsa Cipta
  6. PKM – Karya Inovatif
  7. PKM – Video Gagasan Konstruktif
  8. PKM – Gagasan Futuristik Tertulis
  9. PKM – Artikel Ilmiah

Kisah Inspiratif dari Sekolah RICCI

Kelanjutan dari posting saya: Menongkah Arus Generasi TikTok. Nama sekolah Ricci diambil dari nama seorang Jesuit, Matteo Ricci. “Dia memakai sistem penghargaan pada budaya dan agama setempat dengan prinsip bahwa Tuhan telah menaruh kebenaran dan cahayanya, bagaimanapun kecilnya, pada setiap agama dan adat.” Saya sebagai alumnus Ricci membagikan kehidupan masa kecil dan remaja saya. Semoga dapat dipetik yang baik-baik; yang kurang baik, dijauhi saja 🙂

Liputan Kompas Menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2023

Menyambut Hari Kesehatan Jiwa/Mental Sedunia tanggal 10 Oktober 2023, saya menyampaikan pendapat sesuai keahlian, mengenai “healing. Pendapat saya tersebut dimuat di Harian Kompas (cetak) pada tanggal 5 Oktober 2023, Rubrik Metropolitan, dengan judul Menyegarkan Jiwa di Tengah Panasnya Jakarta.

Versi daringnya terbit di Kompas.id, dengan judul ”Healing” Tipis-tipis di Belantara Ibu Kota.

Berikut petikannya:

”Healing” Tipis-tipis di Belantara Ibu Kota

Hidup berputar cepat, dan kita berada di tengahnya. Adakah titik jeda bagi kita untuk menata hati dan sekadar menghela napas? Selalu ada cara untuk ”healing” atau memulihkan diri dari tekanan keadaan.

Oleh
DAHLIA IRAWATI, PRAYOGI DWI SULISTYO, BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
5 Oktober 2023 02:00 WIB

Hidup lagi berat-beratnya, lalu ketemu tempat asyik untuk berhenti sejenak. Atau, hidup lagi capek-capeknya, tiba-tiba ketemu cara sederhana untuk beristirahat. Sungguh sebuah kemewahan.

Cara untuk healing atau memulihkan diri dari desakan hidup bisa macam-macam. Ada yang pergi ke suatu tempat yang melegakan, atau beraktivitas sederhana yang menyenangkan hati dan pikiran.

Ria dan Nazia, misalnya (keduanya berusia 17 tahun), memilih mengisi malam dengan nongkrong di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di kawasan Blok M. Selain ngobrol sambil sesekali cekikikan, mereka juga berfoto dan berjalan-jalan di beberapa sudut taman.

”Di sini menyenangkan karena ada perpustakaan, ada tempat nongkrong sekaligus makan, dan tempatnya terbuka. Bisa untuk nugas (bikin tugas) dengan tenang dan nyaman. Kalau siang mungkin masih agak panas. Tapi kalau malam sangat menyenangkan karena banyak lampu. Dan yang jelas, di sini tempat healing murah meriah, ha-ha-ha,” katanya.

Taman Literasi tersebut memang memiliki beberapa fasilitas, seperti perpustakaan dengan koleksi aneka buku bacaan, area duduk di dekat kolam, lokasi terbuka untuk pentas, kafe, dan tentu saja taman dengan jajaran tetumbuhan.

Tidak semua hal tentang healing berkaitan dengan tempat. Jeda sesaat juga bisa dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sederhana. Misalnya, nonton pameran seperti dilakukan Rosi (43), warga apartemen Taman Rasuna.

Pada Jumat (29/9/2023), ia mengunjungi pameran Jakarta Architecture Festival 2023 di Thamrin Nine. ”Nonton pameran seperti ini untuk refreshing dari rutinitas harian. Tidak usah pergi jauh-jauh ke luar kota, tapi sudah bisa menyegarkan pikiran sekaligus menambah pengetahuan,” kata Rosi. Ia mengaku senang melihat pameran seni dan karya kreatif.

Begitulah beberapa cara dilakukan untuk bisa jeda sejenak, dan healing atau memulihkan semangat dan kondisi tubuh setelah setiap hari terjerat rutinitas. Mulai dari olahraga, nongkrong, hingga makan.

Salah satu cara healing paling sederhana adalah berkunjung ke taman. Danielle F Shanahan, dosen tamu ilmu biologi di Te Herenga Waka Victoria University of Wellington, Australia, dan teman-temannya membuat penelitian soal pentingnya ruang terbuka hijau pada kesehatan.

Penelitian dituangkan dalam tulisan berjudul Health Benefits from Nature Experiences Depend on Dose (2016). Ia menunjukkan bahwa orang yang rutin mengunjungi ruang terbuka hijau memiliki tingkat depresi dan tekanan darah tinggi lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah.

Penelitian tersebut menyarankan agar kunjungan ke ruang terbuka hijau selama minimal 30 menit atau lebih, selama seminggu, agar dapat mengurangi prevalensi tingkat depresi dan tekanan darah tinggi, hingga 7 persen dan 9 persen. Semakin lama dan sering, serta semakin kompleks vegetasi ditemui di ruang terbuka, maka manfaatnya akan semakin terasa.

”Ruang terbuka hijau taman tidak hanya berfungsi sebagai daya dukung lingkungan untuk resapan air. Ada fungsi healing dan restoratif, serta ada fungsi sosial di sana,” kata Wulan Dwi Purnamasari, dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang.

Berdamai dengan diri

Apa pun pilihan cara untuk healing, hal dasar harus terpenuhi adalah memperhatikan tubuh sendiri. Psikolog sosial serta Wakil Rektor Bidang Riset dan Transfer Teknologi Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Juneman Abraham, mengatakan, healing penting karena dalam hidup ada banyak faktor penekan, baik ekonomi, sosial-budaya, maupun politik.

”Oleh karena itu, perlu mengelola diri dengan memberikan ruang untuk pemulihan. Healing ibarat ‘halte-halte’ perhentian yang perlu kita ciptakan untuk berjumpa dengan diri sendiri,” katanya.

Ia menegaskan, berjumpa dan berdamai dengan diri sendiri sangatlah penting. Sehat secara mental bukan sekadar tidak sakit, tetapi juga mampu berkontribusi terhadap komunitas sekitar. Tanpa healing, bisa berdampak pada kehilangan diri sendiri. Ketika kehilangan diri, orang sulit berkontribusi terhadap komunitas. Dan merasa bahwa orang paling ngenes (sengsara) dan paling berat mengalami masalah adalah dirinya.

Banyak cara bisa dilakukan untuk healing. Di perkotaan, menurut Juneman, healing termudah dan murah misalnya berjalan di taman publik. Selain menghirup oksigen dan memperoleh inspirasi, berjalan adalah proses berkomunikasi dengan diri sendiri.

Perasaan keterhubungan dengan diri, menurut dia, penting bagi kesehatan mental. Hal itu bisa diperoleh dari aktivitas di taman, seperti mengobrol dengan orang asing yang baru dikenal. Berbicara dengan orang asing bisa membuka cakrawala baru, menyegarkan pikiran, dan membangkitkan perasaan kekitaan yang lebih besar.

Menurut Juneman, inti healing adalah komunikasi dengan diri sendiri. Jika proses itu tidak terjadi, bukan healing namanya. Mereka hanya berkegiatan (mengisi media sosial), tetapi bukan healing.