Saya menyampaikannya pada Pra-Rapat Kerja Faculty Member BINUS University, pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2023.
Saya menyampaikannya pada Pra-Rapat Kerja Faculty Member BINUS University, pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2023.
Kelanjutan dari posting saya: Menongkah Arus Generasi TikTok. Nama sekolah Ricci diambil dari nama seorang Jesuit, Matteo Ricci. “Dia memakai sistem penghargaan pada budaya dan agama setempat dengan prinsip bahwa Tuhan telah menaruh kebenaran dan cahayanya, bagaimanapun kecilnya, pada setiap agama dan adat.” Saya sebagai alumnus Ricci membagikan kehidupan masa kecil dan remaja saya. Semoga dapat dipetik yang baik-baik; yang kurang baik, dijauhi saja š
Menyambut Hari Kesehatan Jiwa/Mental Sedunia tanggal 10 Oktober 2023, saya menyampaikan pendapat sesuai keahlian, mengenai “healing“. Pendapat saya tersebut dimuat di Harian Kompas (cetak) pada tanggal 5 Oktober 2023, Rubrik Metropolitan, dengan judul Menyegarkan Jiwa di Tengah Panasnya Jakarta.
Versi daringnya terbit di Kompas.id, dengan judul āHealingā Tipis-tipis di Belantara Ibu Kota.
Berikut petikannya:
āHealingā Tipis-tipis di Belantara Ibu Kota
Hidup berputar cepat, dan kita berada di tengahnya. Adakah titik jeda bagi kita untuk menata hati dan sekadar menghela napas? Selalu ada cara untuk āhealingā atau memulihkan diri dari tekanan keadaan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI, PRAYOGI DWI SULISTYO, BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
5 Oktober 2023 02:00 WIB
Hidup lagi berat-beratnya, lalu ketemu tempat asyik untuk berhenti sejenak. Atau, hidup lagi capek-capeknya, tiba-tiba ketemu cara sederhana untuk beristirahat. Sungguh sebuah kemewahan.
Cara untuk healing atau memulihkan diri dari desakan hidup bisa macam-macam. Ada yang pergi ke suatu tempat yang melegakan, atau beraktivitas sederhana yang menyenangkan hati dan pikiran.
Ria dan Nazia, misalnya (keduanya berusia 17 tahun), memilih mengisi malam dengan nongkrong di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di kawasan Blok M. Selain ngobrol sambil sesekali cekikikan, mereka juga berfoto dan berjalan-jalan di beberapa sudut taman.
āDi sini menyenangkan karena ada perpustakaan, ada tempat nongkrong sekaligus makan, dan tempatnya terbuka. Bisa untuk nugas (bikin tugas) dengan tenang dan nyaman. Kalau siang mungkin masih agak panas. Tapi kalau malam sangat menyenangkan karena banyak lampu. Dan yang jelas, di sini tempat healing murah meriah, ha-ha-ha,ā katanya.
Taman Literasi tersebut memang memiliki beberapa fasilitas, seperti perpustakaan dengan koleksi aneka buku bacaan, area duduk di dekat kolam, lokasi terbuka untuk pentas, kafe, dan tentu saja taman dengan jajaran tetumbuhan.
Tidak semua hal tentang healing berkaitan dengan tempat. Jeda sesaat juga bisa dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sederhana. Misalnya, nonton pameran seperti dilakukan Rosi (43), warga apartemen Taman Rasuna.
Pada Jumat (29/9/2023), ia mengunjungi pameran Jakarta Architecture Festival 2023 di Thamrin Nine. āNonton pameran seperti ini untuk refreshing dari rutinitas harian. Tidak usah pergi jauh-jauh ke luar kota, tapi sudah bisa menyegarkan pikiran sekaligus menambah pengetahuan,ā kata Rosi. Ia mengaku senang melihat pameran seni dan karya kreatif.
Begitulah beberapa cara dilakukan untuk bisa jeda sejenak, dan healing atau memulihkan semangat dan kondisi tubuh setelah setiap hari terjerat rutinitas. Mulai dari olahraga, nongkrong, hingga makan.
Salah satu cara healing paling sederhana adalah berkunjung ke taman. Danielle F Shanahan, dosen tamu ilmu biologi di Te Herenga Waka Victoria University of Wellington, Australia, dan teman-temannya membuat penelitian soal pentingnya ruang terbuka hijau pada kesehatan.
Penelitian dituangkan dalam tulisan berjudul Health Benefits from Nature Experiences Depend on Dose (2016). Ia menunjukkan bahwa orang yang rutin mengunjungi ruang terbuka hijau memiliki tingkat depresi dan tekanan darah tinggi lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah.
Penelitian tersebut menyarankan agar kunjungan ke ruang terbuka hijau selama minimal 30 menit atau lebih, selama seminggu, agar dapat mengurangi prevalensi tingkat depresi dan tekanan darah tinggi, hingga 7 persen dan 9 persen. Semakin lama dan sering, serta semakin kompleks vegetasi ditemui di ruang terbuka, maka manfaatnya akan semakin terasa.
āRuang terbuka hijau taman tidak hanya berfungsi sebagai daya dukung lingkungan untuk resapan air. Ada fungsi healing dan restoratif, serta ada fungsi sosial di sana,ā kata Wulan Dwi Purnamasari, dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang.
Berdamai dengan diri
Apa pun pilihan cara untuk healing, hal dasar harus terpenuhi adalah memperhatikan tubuh sendiri. Psikolog sosial serta Wakil Rektor Bidang Riset dan Transfer Teknologi Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Juneman Abraham, mengatakan, healing penting karena dalam hidup ada banyak faktor penekan, baik ekonomi, sosial-budaya, maupun politik.
āOleh karena itu, perlu mengelola diri dengan memberikan ruang untuk pemulihan. Healing ibarat āhalte-halteā perhentian yang perlu kita ciptakan untuk berjumpa dengan diri sendiri,ā katanya.
Ia menegaskan, berjumpa dan berdamai dengan diri sendiri sangatlah penting. Sehat secara mental bukan sekadar tidak sakit, tetapi juga mampu berkontribusi terhadap komunitas sekitar. Tanpa healing, bisa berdampak pada kehilangan diri sendiri. Ketika kehilangan diri, orang sulit berkontribusi terhadap komunitas. Dan merasa bahwa orang paling ngenes (sengsara) dan paling berat mengalami masalah adalah dirinya.
Banyak cara bisa dilakukan untuk healing. Di perkotaan, menurut Juneman, healing termudah dan murah misalnya berjalan di taman publik. Selain menghirup oksigen dan memperoleh inspirasi, berjalan adalah proses berkomunikasi dengan diri sendiri.
Perasaan keterhubungan dengan diri, menurut dia, penting bagi kesehatan mental. Hal itu bisa diperoleh dari aktivitas di taman, seperti mengobrol dengan orang asing yang baru dikenal. Berbicara dengan orang asing bisa membuka cakrawala baru, menyegarkan pikiran, dan membangkitkan perasaan kekitaan yang lebih besar.
Menurut Juneman, inti healing adalah komunikasi dengan diri sendiri. Jika proses itu tidak terjadi, bukan healing namanya. Mereka hanya berkegiatan (mengisi media sosial), tetapi bukan healing.
Proses Simbolik Penandatangan PKS antara BINUS University dan Bank Indonesia Institute di Universitas Hasanuddin (29 Agustus 2023)
Menyampaikan pesan sebagai Wakil Rektor – Riset dan Transfer Teknologi, BINUS University; diantaranya menyampaikan tentang prinsip keterbukaan, Open Science, Open Data, Open Contributorship dalam Lecturer Gathering BINUS (Greater Jakarta, Bandung, Malang, Semarang) – 25 Agustus 2023
Dilantik sebagai Wakil Rektor – Riset dan Transfer Teknologi BINUS University Periode 2023-2028 (Foto bersama Senior Rector, Prof. Dr. Harjanto Prabowo, 14 Agustus 2023)
Diperkenalkan sebagai Tim dalam BIPP (BINUS Industry Partnership Program) Gathering (30 Agustus 2023)
Menerima Apresiasi pada BINUS Appreciation Day (17 Agustus 2013) – BINUSIAN Emerging Researcher Award (Arts and Humanities)
Rapat Persiapan Inagurasi Mahasiswa BINUSIAN 2027
Pertemuan dengan Tim Sains Terbuka – Eric Kunto
Rapat Penyusunan Performance Indicator BINUS 2024 bersama Ibu Rektor
Menguji Mahasiswa dalam Sidang Tertutup Doctor of Computer Science
Rapat Rutin dengan Tim Research and Technology Transfer dan Community Development – Academic (15 Agustus 2023)
Rapat Rutin dengan Tim Research and Technology Transfer dan Community Development – Academic (25 Agustus 2023)
Rapat Rutin dengan Tim Research and Technology Transfer dan Community Development – Academic (1 September 2023)
Menerima Tim Audit Eksternal dari SGS (24 Agustus 2023)
Kunjungan Studi Banding ke Unisma dan Universitas Brawijaya Malang
Workshop Internal Persiapan Penulisan Artikel Ilmiah Bertaraf Internasional Dosen Fakultas Humaniora
Kunjungan ke BINUS@Malang
Seiring dengan mobilitas baru, situs web pribadi saya bertambah di:
Silakan mengunjunginya untuk memperoleh berbagai kabar terbaru!
Saya mengikuti penyegaran mengenai Perancang dan Fasilitator Pengembangan Komunitas pada 30 Juli 2021.
Update 26 Agustus 2021: Saya mengikuti Pra-Asesmen untuk Sertifikasi Perancang dan Fasilitator Pengembangan Komunitas.
Update 28 Agustus 2021: Saya mengikuti Asesmen untuk Sertifikasi Perancang dan Fasilitator Pengembangan Komunitas dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Menjadi pembicara di Webinar SMA Katolik Ricci II Bintaro. In this pandemic era, parenting is more important than ever.
Pada Senin, 19 April 2021, diselenggarakan RUPS Lembaga Sertifikasi Profesi Psikologi Indonesia. Dalam RUPS ini, Direktur Prof. Dr. Fendy Suhariadi, M.T. menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban yang diterima oleh seluruh peserta RUPS, dan segera disusuli oleh pemilihan Direktur yang baru. Yang terpilih adalah Prof. Dr. Yusti Probowati. Selamat berkiprah untuk Mba Yusti! Dalam RUPS tersebut ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Direktur sebelumnya kepada Bapak Dr. Rahmat Ismail yang telah membantu LSP Psikologi Indonesia sejak masa pendiriannya hingga saat ini. Bapak Rahmat Ismail menyampaikan harapan agar LSP Psikologi Indonesia turut termaktub dalam RUU Praktik Psikologi. Beliau juga menandaskan bahwa komunitas psikologi sendiri perlu menghargai keberadaan LSP Psikologi Indonesia sebagai lembaga resmi yang memperoleh pengakuan negara. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Seger Handoyo selaku Komisaris Utama menyampaikan bahwa kedudukan LSP, termasuk LSP Psikologi Indonesia, di Kementerian Tenaga Kerja RI sangat kuat, serta agar para Asesor Kompetensi LSP Psikologi Indonesia yang telah diakui BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) untuk dapat melakukan penugasan sehingga perpanjangan sertifikatnya dapat dilakukan dengan portofolio yang ada.
Update 23 Juli 2021: Rapat Asesor Lembaga Sertifikasi Psikologi Indonesia
Tulisan tentang Kegurubesaran di Indonesia menjadi Artikel Utama di Kompasiana pada 8 Februari 2020, serta diberitakan di Kompas.com sebagai Trend Edukasi Kompasiana.