Psikologi Pancasila, atau lebih tepatnya Psikologi Keber-Pancasila-an, merupakan aplikasi perspektif dan teori psikologi dalam menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksikan sikap dan perilaku ber-Pancasila (memuat nilai-nilai Pancasila).
Dalam hal ini, saya bersama tim peneliti, telah menerbitkan sejumlah studi yang mengindikasikan bahwa Pancasila dapat digali, dibahas, dan diekspos pada taraf ilmiah. Dengan demikian, mistifikasi dan sakralisasi Pancasila tidak perlu terjadi, karena Pancasila memang merupakan “ideologi” terbuka, yang senantiasa mempertahankan relevansinya dalam hidup sehari-hari dengan membuka diri terhadap segenap reinterpretasi (penafsiran ulang), justru guna menjawab perkembangan zaman.
Berikut ini adalah sejumlah daftar studi dan penelitian kami tentang Psikologi Pancasila atau Psikologi Keber-Pancasila-an itu:
Symbolic meaning of money, self-esteem, and identification with Pancasila values
Validasi Konkuren Skala Keber-Pancasila-an Pada Remaja Mahasiswa di Jakarta
Di samping itu, ada berbagai penelitian yang bernuansakan Psikologi Pancasila, atau Psikologi Keber-Pancasila-an, walau tidak secara eksplisit menyebut kata Pancasila; yang dapat dilihat melalui Google Scholar saya.
Belakangan, saya juga terlibat dalam sebuah forum yang kami namai Amerta Pancasila. Forum ini melakukan berbagai diskusi tentang Pancasila dan Keber-Pancasila-an dalam hidup sehari-hari dan dalam lingkungan akademik (karena sebagian dari kami adalah dosen).
Ngobrol santai di Hari Buruh, 1 Mei 2020.
Bincang dengan Redaksi KOMPAS.
Bincang dengan Pusat Studi Pancasila, Universitas Pancasila.
Bincang dengan eks-Kepala BP7.
Bincang di Beranda PPM dengan Mantan Deputi BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).
Nantikan juga penelitian saya bersama tim tentang studi lanjut Psikologi Pancasila, insya Allah akan kami rilis di antara Juni 2021 sampai Juni 2022!
Salam Pancasila!